Alumni FK UNAIR Ajak Masyarakat Cegah Misinformasi Perihal Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Deisha Laksmitha Ayomi, MD, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saat menjelaskan materi di webinar MYOSIN 2020. (Foto: Dimar Herfano)

UNAIR NEWS – Pandemi COVID-19 membuat masyarakat Indonesia menjadi resah dan melaksanakan aktivitas penuh dengan rasa was-was. Bahkan rasa ketakutan yang berlebih bisa menurunkan tingkat produktifitas masing-masing orang.

Dr. Deisha Laksmitha Ayomi, MD, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga memberikan insight tentang meningkatkan produktifitas di tengah pandemi COVID-19. Dokter yang kerap disapa Mitha bergabung Relawan Satuan Petugas COVID di Surabaya bercerita terkait pasien OTG (Orang Tanpa Gejala, Red) COVID-19 yang datang di Rumah Sakit Indrapura, tempat Mitha bertugas, datang dengan rasa cemas.

“Kalau saya tanya loh kenapa kok cemas, mereka cemas karena mereka positif COVID-19. Mungkin kita harus melihat sesuatu secara holistik,” papar Mitha.

Mitha mengatakan, melihat sesuatu secara holistik, semacam fenomena gunung es, awalnya mungkin dengan mengobati pasien yang terindikasi positif lalu hasil tes PCRnya negatif itu sudah selesai.

“Permukaannya mungkin orang ini positif, ternyata banyak masalah di belakang itu, misalnya stigma, kesehatan mental, hilangnya pekerjaan, bagi tenaga kesehatan harus mengisolasi diri dari keluarga. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah,” ungkap Puteri Pendidikan Indonesia 2019.

Melalui Webinar MYOSIN (Misi Sosial Achilles untuk Mengabdi) Baksos FK UNAIR 2020 pada Sabtu (15/08/2020) dengan tema “Produktif di Era Millenial Selama Krisis COVID-19”, Mitha menjelaskan banyaknya pasien yang termakan informasi salah yang membuat mereka merasa cemas dan stres.

“Menurut WHO miss informasi sangat berbahaya dari pada virusnya. Semua orang mempunyai kontribusi masing-masing untuk memberhentikan mis informasi tersebut,” ungkap Mitha.

Menurut Mitha, aalah satu upaya agar tidak termakan misinformasi adalah dengan mengecek dulu informasi di laman berita resmi. Kemudian, mengecek tujuan orang yang membagikan informasi tersebut. “Apakah untuk profit atau hanya untuk meningkatkan awareness terhadap covid-19,” jelasnya.

Dan yang ketiga, berpikir kritis sebelum membagikan informasi ke orang terdekat. “Penting sekali untuk berfikir kritis, memilah-milah dan kita harus mengingatkan orang tersebut dengan baik-baik,” imbuhnya.

Kemudian Alumni FK UNAIR tahun 2012 mengawali materi dengan dua pertanyaan. Pertama, apa yang membedakan tiap orang dalam mencapai tujuan? Kedua, selama karantinaapakah kita menjadi produktif? Mitha mengingatkan bahwa tingkat produktifitas masing-masing orang berbeda.

Salah satu fondasi yang penting dalam menjalankan produktifitas ketika karantina adalah mengembangkan growth mindset. “Mindset itu sangat penting, semuanya serba keterbatasan, penting sekali memiliki mindset growth. Mindset is everthing,” ujar Mitha.

Mitha menambahkan, terdapat 5 poin untuk membangun growth mindset. Antara lain, bercerita diri sendiri, membuat learning goals, melihat kesalahan, menantang di luar comfort zone, dan konsisten.

Mindset bersifat dinamis. Selama orang itu mau belajar dan mempunyai mindset untuk berkembang, pasti orang itu bisa belajar lebih baik,” tutupnya. (*)

Penulis : R. Dimar Herfano Akbar

Editor   : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).