HMKH UNAIR Banyuwangi Sukses Laksanakan Talk Show Bahas Inseminasi Buatan pada Babi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Talkshow tentang Inseminasi pada Babi oleh HMKH PSDKU UNAIR Banyuwangi. (Foto: Dok. HMKH)

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) PSDKU UNAIR di Banyuwangi melaksanakan talk show membahas inseminasi buatan pada ternak babi pada Rabu pekan lalu. Kegiatan yang diprakarsai oleh Divisi Swineand Ruminant Care (SRC) tersebut mengundang pakar ahli yaitu drh. I Made Candra selaku Kepala Balai Inseminasi Buatan Daerah Bali.

Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa daging babi menjadi komoditas yang cukup diminati oleh masyarakat luas kecuali muslim. Pasalnya, daging babi memiliki citarasa yang enak disamping juga untuk bermacam keperluan upacara keagamaan. Sebagai salah satu sumber protein hewani, daging babi mempunyai kualitas asam amino esensial (protein) jauh lebih lengkap dengan proporsi yang lebih seimbang dibandingkan dengan protein nabati.

“Sejalan dengan hal tersebut, pertambahan penduduk berkorelasi positif dengan tingkat konsumsi daging babi yang juga terus bertambah,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pada awal pemaparan materi, drh. I Made Candra juga menyampaikan bahwa untuk lebih meningkatkan mutu dan produktivitas ternak babi secara intensif telah diupayakan perbaikan nilai gizi dan mutu pakan. Dalam usaha peternakan, hampir 70 % dari seluruh biaya produksi merupakan biaya pakan.Sehingga dikalangan peternak sering menjadi masalah.

“Di sisi yang lain, dalam meningkatkan produktivitas ternak babi, masalah lain yang sering dialami oleh peternak yaitu kendala keterbatasan jumlah pejantan yang ada. Tidak semua peternak mempunyai atau memelihara pejantan terutama peternak kecil di pedesaan,” ujarnya.

Selain itu, tambahnya, bagi peternak kecil, memelihara pejantan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut pemerintah mensiasati dengan penerapan teknologi tepat guna dalam hal ini melalui kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).

Inseminasi buatan, lanjutnya, merupakan teknologi reproduksi pertama yang telah diterapkan dalam skala besar untuk peningkatan mutu genetikan hewan. IB pada ternak bertujuan untuk meminimalisir kegagalan reproduksi secara alami yang dikarenakan oleh berbagai faktor. IB mendukung penggunaan sperma satu hewan jantan untuk membuahi lebih dari satu hewan betina. Tahapan IB meliputi pemilihan pejantan unggul, koleksi semen, pengenceran dan pengolahan semen sebelum pada akhirnya bisa direposisikan (dimasukkan) kedalam organ reproduksi betina.

“Secara teknis pelaksanaan, IB pada babi tidak jauh berbeda dengan IB pada hewan lain seperti sapi.  Yang membedakannya yaitu peralatan yang digunakan jauh lebih kecil dibandingkan dengan alat IB untuk sapi,” kata drh. I Made Candra.

Pada akhir, ia juga menegaskan bahwa IB pada babi memberikan beberapa keuntungan seperti penyediaan bibit unggul yang stabil, jumlah betina yang dapat di IB lebih banyak dibandingkan dengan kawin alami, dan mencegah penyebaran penyakit menular kelamin seperti brucellosis.

“Yang paling utama bisa meningkatkan pendapatan peternak,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).