Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Berbasis Smart Card

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh okezone

Penelitian dilakukan untuk mengusulkan desain system berbasis smart card yang diberi nama B-CARD dalam sector pariwisata dengan tujuan untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah di Banyuwangi melalui Green Tourism Resistance. Manfaat kartu pintar tersebut dapat memberikan kemudahan akses bagi seluruh wisatawan yang ingin mengunjungi lokasi wisata di Banyuwangi dengan meminimalisir kecurangan dalam pengelolaan dana di tempat wisata. Perancangan sistem pembayaran dengan menggunakan B-Card juga memudahkan wisatawan untuk bertransaksi di tempat wisata, diseluruh destinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah Banyuwangi hanya dengan menggunakan satu kartu.

Secara umum, fraud diartikan sebagai penipuan atau kecurangan. Namun, pemahaman tersebut dikembangkan lebih lanjut sehingga memiliki cakupan yang luas. Istilah kecurangan diartikan sebagai “penipuan finansial yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil aset atau hak orang atau pihak lain”. Definisi penipuan adalah istilah umum, dan mencakup semua cara yang beraneka ragam yang dapat dibuat oleh manusia, yang merupakan keunggulan dibandingkan yang lain dengan representasi yang salah. Uang Elektronik atau e-money, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12 / PBI / 2009 yang kini telah diperbarui menjadi PBI Nomor: 18/17 / PBI / 2016 menjelaskan bahwa Uang Elektronik diterbitkan atas dasar nilai uang yang disimpan terlebih dahulu oleh pemegangnya kepada penerbit dan nilai uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media seperti server atau chip.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dimana lebih menekankan pada proses dimana peneliti harus secara rutin berinteraksi dengan subjek penelitian, data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta berfokus pada pemahaman, dan interpretasi peneliti terhadap objek penelitian. Pada tahapan desain system dilakukan dengan menggambarkan analisis system menggunakan flowchart, kemudian pembuatan context diagram serta dilanjutkan dengan mendesain data flow diagram dan entity relationship diagram. Cost and benefit analisis juga dilakukan untuk melihat apakah system dapat diimplementasikan.  

Hasil studi menunjukkan bahwa sistem penjualan yang baru diharapkan dapat memudahkan proses transaksi antara penjual dan pembeli dalam hal ini petugas tiket di lokasi wisata dengan pengunjung atau wisatawan dengan memanfaatkan smart card berbasis Radio Frequency Identifier (RFID) dalam hal ini B-CARD sebagai alat pembayaran. Efektivitas dan efisiensi sistem dilihat dari Manajemen Pariwisata, pelanggan atau wisatawan, dan pemerintah. Pada pengelola pariwisata, sistem pembayaran menggunakan B-CARD menjadi lebih efisien dengan adanya waktu transaksi dan pelaporan dana untuk penjualan tiket wisata.

Penerapan sistem pembayaran B-CARD Non Tunai di bidang pariwisata di Banyuwangi membutuhkan kesiapan pemerintah, waktu, dan sumber daya manusia yang optimal. Sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem. Upaya tersebut membuat kinerja pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah melalui retribusi pariwisata menjadi lebih optimal, dan output yang dihasilkan dapat bermanfaat dalam mewujudkan pariwisata hijau yang berkelanjutan atau pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.

Penulis: A A Gde Satia Utama

Untuk lebih lengkapnya, detail informasi mengenai riset tersebut dapat dibaca dan diunduh pada laman jurnal: https://www.psychosocial.com/article/PR270062/14038/ 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).