Monitoring Pertumbuhan Lobster Pasir sebagai Komoditas Bernilai Ekonomis Penting Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi lobster. (Sumber: Suara Jabar)

Lobster pasir (Panulirus homarus), atau udang barong dalam bahasa lokal, merupakan salah satu komoditas perikanan potensial dan bernilai ekonomis penting. Lobster ini merupakan salah satu lobster laut andalan Indonesia yang memiliki bentuk tubuh tubular, berwarna kehijauan atau kecoklatan dengan bintik putih pada permukaan tubuhnya, memiliki segmen dan ada duri-duri kecil pada karapasnya. Proses budidaya dan monitoring pertumbuhan dari lobser pasir perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai produksi dan perkembangan akuakultur komoditas laut.

Budidaya lobster pasir dapat dilakukan pada bak beton berukuran 1×2.5×1.5 m3 dengan ketebalan kurang lebih 16 cm. Tiga hingga lima shelter dari pipa paralon (PVC) diletakkan untuk masing-masing kolam sebagai tempat perlindungan lobster pasir. Dengan ukuran kolam seperti diatas, 10 lobster pasir dipelihara pada masing-masing kolam. Air laut yang digunakan memiliki nilai salinitas 36-42 ppt; suhu 23.8 – 26.80C dan pH 6.61 – 8.70.

Benih lobster pasir yang dipelihara pada kolam selama 30 hari diberi pakan ikan rucah dari jenis sardinella sp. dan kerang hijau sebanyak 3x sehari secara ad libitum. Dari hasil pemberian pakan secara rutin, didapat nilai pertumbuhan spesifik dan pertumbuhan panjang mutlak adalah 0.15% dan 0.5 cm. Selain itu, diakhir pemeliharaan didapat tingkat kelulushidupan sebesar 97%. Nilai tingkat kelulushidupan menunjukkan bahwa pada akhir pemeliharaan, sebanyak 97% lobster pasir berhasil dipanen (tidak mengalami kematian).

Nilai pertumbuhan yang baik tersebut menandakan baiknya pola manajemen pemeliharaan lobster pasir dan ketepatan pemberian jenis pakan dan waktu pakan. Berdasarkan beberapa literatur, ikan rucah memiliki nutrisi lengkap dengan kandungan protein 44%, sedangkan kerang hijau memiliki kandungan 40.8% air, 21.9% protein, 14.5% lemak dan 100 gram kerang hijau mengandung 100 gram kalori. Kombinasi kedua pakan tersebut akan menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi lobster pasir.

Opsi pemberian pakan alami (biota hidup) bagi lobster pasir didasarkan untuk menjaga kualitas air yang tetap terjaga optimal. Kondisi lingkungan perairan sebagai media pemeliharaan lobster pasir dapat mempengaruhi nilai pertambahan dari panjang karapas dan berat tubuh sebagai parameter pertumbuhan biota akuatik. Selain itu, adanya shelter berupa PVC berpengaruh terhadapa nilai optimal dari pertumbuhan lobster pasir, karena shelter tersebut dapat digunakan untuk perlindungan lobster pasir jika mengalami molting. Molting merupakan kondisi terlepasnya karapas dari tubuh lobster pasir, sehingga pada kondisi seperti ini, dibutuhkan tempat perlindungan bagi lobster pasir supaya tidak dimangsa oleh lobster pasir lainnya.

Penulis : Putri Desi Wulan Sari

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link berikut ini:

https://ejabf.journals.ekb.eg/article_92321.html

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).