Pemeriksaan Kadar Vitamin D dalam Darah Pasien Psoriasis Vulgaris

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh MediCircle

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronis dan kambuh-kambuhan yang ditandai dengan karakteristik berupa bercaak merah berbatas tegas diselubungi oleh sisik, dan bercak dapat terlokalisasi atau menyebar luas. Psoriasis merupakan suatu kondisi yang sering terjadi, dengan prevalensi pada populasi dunia antara 1-4%. Psoriasis vulgaris merupakan bentuk yang paling sering terjadi yaitu berkisar antara 85-90% dari seluruh kasus. Di beberapa negara Asia seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Kuwait, Saudi Arabia, dan China telah dilaporkan dengan prevalensi rendah berkisar 0,05% hingga 5,5%. Frekuensi kunjungan pasien baru psoriasis pada Rumah Sakit (RS) di Indonesia bervariasi antara 0,214% hingga 2,295%.  Baru-baru ini telah dilaporkan peran vitamin D dalam patogenesis beberapa penyakit kulit termasuk psoriasis. Perbedaan yang signifikan antara rendahnya kadar serum vitamin D dan psoriasis telah diamati secara sistematis. Senyawa 25-hydroxyvitamin D (25[OH]D) bertindak sebagai imunomodulator dengan meningkatkan sistem imun bawaan dan memodulasi sistem imun adaptif. Defisiensi 25(OH)D dapat berkontribusi pada patogenesis psoriasis. Studi terbaru menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D merupakan kondisi yang umum terjadi pada pasien psoriasis. Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian sebelumnya mendorong kami untuk melakukan penelitian lebih lanjut di RSUD Dr. Soetomo guna mengetahui perbedaan kadar vitamin D serum pada pasien psoriasis vulgaris dan kontrol. 

Penelitian ini menggunakan sepasang sampel yang memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan sampel, terdiri dari 16 orang pasien psoriasis vulgaris dan 16 orang subjek kontrol. Pasien psoriasis vulgaris dipilih usia dewasa, baik pasien baru atau lama berusia 18-70 tahun yang didiagnosis secara klinis dan histopatologis, belum atau sudah mendapat terapi topikal maupun sistemik, dan hasil pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal dalam batas normal, serta bersedia untuk mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent. Kelompok kontrol dipilih dari subjek orang sehat yang sedapat mungkin memiliki karakteristik matching dengan sampel penelitian seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan indoor atau outdoor. Kadar Vitamin D (25[OH]D) serum pasien diperiksa dengan metode Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA) menggunakan reagen dari Architect di Laboratorium Klinik Prodia Surabaya. Nilai normal vitamin D dalam darah berkisar 30-100 ng/mL, sedangkan defisiensi vitamin D adalah <20 ng/mL dan insufisiensi vitamin D adalah 20-29,9 ng/mL. 

Hasil menunjukkan bahwa penelitian ini melibatkan lebih banyak subjek laki-laki daripada perempuan, tetapi jenis kelamin antara kelompok psoriasis vulgaris dan subjek kontrol tergolong homogen. Seluruh subjek pada penelitian ini berusia >21 tahun, dengan usia termuda berusia 24 tahun dan yang tertua berusia 62 tahun. Rerata usia pada kedua kelompok penelitian ini adalah 46,06±12,00 tahun. Kelompok usia antara kelompok psoriasis vulgaris tidak berbeda dengan kelompok kontrol. Didapatkan defisiensi kadar 25(OH)D serum pada pasien psoriasis sebesar 81,25% dan tidak ada yang memiliki kadar 25(OH)D serum dalam batas normal. Subjek kontrol dalam penelitian ini juga menunjukkan tingginya prevalensi defisiensi 25(OH)D serum yaitu sebesar 68,75%, namun didapatkan nilai normal 25(OH)D serum pada 18,75% subjek kontrol. 

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar 25(OH)D serum pasien psoriasis vulgaris dan kelompok kontrol. Meskipun tidak ditemukan perbedaan signifikan, kadar 25(OH)D serum pada pasien psoriasis vulgaris lebih rendah bila dibandingkan kelompok kontrol. Tingginya angka defisiensi 25(OH)D serum baik pada pasien psoriasis vulgaris maupun kontrol dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, tipe kulit, lama pajanan sinar matahari dan waktu di luar ruangan, serta penggunaan pelindung. 

Penulis: Dr. M.Yulianto Listiawan, dr.,Sp.KK(K)
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/13117

The Analysis of Serum Vitamin D (25[OH]D) Level in Psoriasis Patients Comparing with Control Subjects . Ade Fernandes, Muhammad Yulianto Listiawan, Evy Ervianti, Trisniartami Setyaningrum . Department of Dermatology and venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Teaching Hospital Surabaya, Indonesia 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).