Campuran Produk Metabolit Sel Punca dan Vitamin E untuk Peremajaan Kulit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh BabatPost.com

Penuaan kulit adalah proses biologi yang melibatkan banyak faktor serta tampak nyata pada penampilan individu. Penuaan kulit dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penuaan intrinsik yang dikaitkan dengan faktor genetik dan bagian dari proses alami penuaan serta penuaan ektrinsik yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari atau radiasi UV (Ultra Violet). Penuaan ekstrinsik ini dapat disebut juga photoaging yang lebih sering mengenai orang berkulit cerah. Photoaging dapat menyebabkan kerutan, kekeringan, hilangnya kekenyalan, dan perubahan pigmen kulit. Hal ini disebabkan karena radiasi UV dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas atau ROS (Reactive Oxygen Species). Sinar UV juga dapat meningkatkan aktivitas enzim yang membetuk pigmen kulit sehingga menyebabkan peningkatan produksi pigmen kulit yang akan menyebabkan perubahan pigmen kulit dan munculnya bintik hitam.

Derajat photoaging sangat bergantung pada lokasi geografis, paparan sinar matahari yang berhubungan dengan gaya hidup dan pekerjaan, serta kegiatan untuk melindungi diri dari sinar UV (seperti penggunaan tabir surya, topi, kaca mata hitam). Penelitian menunjukkan bahwa pekerja di luar ruangan tiga kali lebih rentan terkena kanker kulit dibanding pekerja di dalam ruangan. Selain itu paparan sinar matahari lebih dari 5 jam per hari dapat meningkatkan resiko terbentuknya kerutan sebesar 4,8 kali. Terbentuknya kerutan akibat paparan sinar matahari ini disebabkan oleh penurunan kekuatan tegangan, elastisitas, yang dapat menyebabkan penurunan komponen struktural pada lapisan dalam kulit dan penurunan produksi kolagen. Selain terbentuknya kerutan, munculnya pembesaran pori-pori juga memperburuk tanda photoaging. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini yaitu paparan asap rokok, polusi, dan stres. Pada usia tua dampak ini akan semakin parah karena pada usia di atas 50 tahun produksi kolagen akan semakin menurun dan elastisitas kulit jauh berkurang sehingga menyebabkan dinding pori mengendur dan nampak lebih besar. 

Sekarang ini banyak upaya untuk mencegah penuaan intrinsik maupun photoaging. Salah satu yang banyak dibahas saat ini adalah penggunaan sel punca. Sel punca merupakan sel multipoten yang dapat memperbaharui diri sendiri dan dapat berdiferensiasi menjadi berbagai sel sehingga dapat membantu menyembuhkan luka, memperbaiki kerusakan jaringan, meremajakan kulit, dan memperkuat pertumbuhan kulit, rambut, dan kuku. Sel punca yang berasal dari selaput ketuban janin ini memiliki kemampuan berubah menjadi bentuk yang baik serta memiliki potensi menimbulkan respon imun yang rendah. Selama proses kulturnya, selaput ketuban janin menghasilkan produk metabolit berupa faktor pertumbuhan yang berperan dalam penyembuhan luka dan membantu meremajakan kulit. Produk metabolit ini dianggap lebih aman karena tidak mengandung sel sehingga tidak bersifat karsinogenik dan lebih mudah dikontrol. Penggunaan anti-oksidan seperti vitamin E juga diketahui dapat membantu mengatasi penuaan. Vitamin E memiliki efek pelindung terhadap sinar matahari, anti radang, serta dapat melembabkan kulit. Vitamin E juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka dan mempertahankan ketahanan dinding sel. Dalam prakteknya diperlukan alat untuk memasukkan obat ke dalam kulit agar penyerapan obat dapat maksimal. Alat yang minimal invasif, memiliki waktu pemulihan yang cepat, dan murah harus menjadi pertimbangan dalam memilih alat. Salah pilihan alat yang bisa digunakan adalah microneedling. Teknik ini menggunakan jarum-jarum halus yang ditusukkan ke kulit yang bertujuan untuk menimbulkan luka kecil selain sebagai jalan masuk obat ke dalam kulit juga dapat merangsang peremajaan kulit.

Berangkat dari dasar teori itu muncul penelitian yang ingin meneliti efek penggunaan produk metabolit AMSC dengan vitamin E menggunakan microneedling pada pasien photoaging. Penelitian yang dilakukan di Unit Rawat Jalan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya berhasil memperoleh 30 subjek penelitian. Pada subjek terpilih akan dioleskan produk metabolit sel punca dan vitamin E sebanyak 3 kali dengan jarak 2 minggu menggunakan microneeding. Kemudian perbaikan pada subjek akan dievaluasi menggunakan alat yang dapat menganalisis wajah yaitu Facial Skin Scope JANUS-II yang dapat menilai kerutan, pori-pori, bintik hitam, dan warna kulit. Keseluruhan subjek merupakan wanita, berusia 40-59 tahun dengan kelompok terbanyak adalah usia 45-49 tahun serta terpapar sinar matahari selama kurang dari 3 jam per hari.

Hasil dari penelitian ini yaitu terjadi perbaikan klinis photoaging yang signifikan pada semua poin yang dinilai serta tidak terdapat efek samping seperti kemerahan yang menetap lebih dari 1 hari, gatal, dan infeksi pada semua subjek penelitian. Oleh karena itu pemberian campuran produk metabolit sel punca dan vitamin E dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk peremajaan kulit. 

Penulis: Prof.Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.KK(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/16064

The Efficacy of Topical Combination Amniotic Membrane Stem Cell Metabolite Product (AMSC-MP) and Vitamin E after Microneedling in Photoaging_Agatha Anindhita Ayu Ardhaninggar, Dwi Murtiastutik, Sawitri, Cita Rosita Sigit Prakoeswa_Department of Dermatology and venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Teaching Hospital Surabaya, Indonesia 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).