Maskulinitas Remaja dan Kebiasaan Merokok di Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Mstar

Kebiasaan merokok menjadi sebuah gaya hidup remaja di Indonesia. Seringkali kebiasaan ini dikaitkan dengan label maskulin di antara remaja. Nyatanya, tidak sedikit penelitian yang telah membuktikan kaitan kebiasaan ini dengan derajat kesehatan pria di masa yang akan datang, seperti kanker paru, penyakit paru obstruksi kronis, dan serangan jantung. Global Youth Tobacco Survey merilis bahwa 20.3% remaja telah merokok sejak di bangku sekolah, dan ditengarai berhubungan dengan ide maskulinitas di antara kelompok pria di usia ini. Ide bahwa merokok adalah bagian dari label pria maskulin yang tangguh, mandiri, dan mentalitas yang matang tidak hanya dipupuk oleh lingkungan sosial pertemanan mereka, tetapi turut dikuatkan oleh sikap ‘toleran’ di dalam keluarganya. Namun, terlalu dini untuk menganggap bahwa maskulinitas telah menjadi penyebab kebiasaan merokok pada remaja pria di Surabaya, terutama karena minimnya riset di ranah ini.

WHO melaporkan, di antara enam juta kematian akibat merokok per tahun, 80% di antaranya terjadi di negara ekonomi menegah seperti di Indonesia. Di antara sekian banyak perokok, diperkirakan 24 juta remaja berusia 13-15 tahun di Indonesia telah menjadi bagian statistik perokok aktif dan pasif saat ini. Data SDKI 2017 lebih jauh menunjukkan bahwa tidak kurang dari 47% remaja di Indonesia adalah perokok aktif, dan Kementerian Kesehatan mengamini angka tersebut, dan memperkirakan kebiasaan ini menjadi kontributor dari 50% populasi perokok dewasa di masa yang akan datang. Maskulinitas menjadi determinan perilaku pribadi, kesejahteraan mental dan emosional kelompok pria, dan penentu bentuk hubungan interpersonalnya. Secara klasik, maskulinitas dibangun di atas tiga pondasi utama: ideologi, norma, dan kondisi psikososial yang menentukan peran gender seseorang saat berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya. Kami mengalami keterbatasan untuk menjelaskan konteks ini di Indonesia. Karenanya, penelitian kami fokuskan untuk mengidentifikasi ketiga pondasi tersebut di atas dengan kebiasaan merokok di antara remaja pria di Surabaya. Penelitian ini didorong oleh presumsi bahwa pemahaman yang cukup dibutuhkan untuk dasar pengembangan strategi penurunan jumlah perokok remaja di Indonesia.

Setelah mendapatkan persetujuan melalui para kepala sekolah menengah atas di Surabaya, kami melibatkan 314 siswa pria sebagai responden pada penelitian ini. Ideologi maskulinitas, norma maskulinitas, dan konflik peran gender menjadi pusat perhatian kami sebagai determinan kebiasaan merokok remaja pria berusia 15-18 tahun. Hasil analisis kami menunjukkan setidaknya 24% responden kami adalah perokok aktif yang tinggal bersama orang tua; dan sekurang-kurangnya 40% dari responden tinggal bersama keluarga di mana salah satu orang tuanya adalah perokok aktif. Mereka mengakui, bahwa kebiasaan merokok telah dimulai saat bereka duduk di bangku SMP atau saat berusia kurang dari 14 tahun. Responden yang tercatat sebagai perokok aktif menyatakan bahwa setidaknya mereka menghabiskan sekurang-kurangnya sepuluh batang rokok per hari. Selain merokok di luar rumah, 40% diantara mereka merokok di rumah dan diketahui oleh orang tuanya.

Lebih jauh, hasil analisis kami menunjukkan adannya hubungan erat antara ketiga pondasi maskulinitas remaja dengan kebiasaan mereka merokok. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi keterikatan mereka dengan label maskulin semakin tinggi peluang mereka menjadi perokok aktif. Hasil ini merekomendasikan perlunya modifikasi sosial yang dapat menurunkan kedekatan identitas maskulin perilaku merokok.

Penulis: Setho Hadisuyatmana

Informasi lebih lengkap tentang riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: 
HADISUYATMANA, S., PRAYUDHA, A.K.S.L., INDARWATI, R. and EFENDI, F., 2020. The Correlation between masculinity and smoking behavior among adolescent in Surabaya. Journal of Global Pharma Technology, 12(2), pp. 795-804.http://www.jgpt.co.in/index.php/jgpt/article/view/3380/2662

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).