Kesadaran tentang Kecantikan di Kalangan Perempuan Muda Muslimah di Perguruan Tinggi Kota Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi perempuan muslim. (Sumber: Tirto.ID)

Studi tentang perempuan Muslimah dan kecantikan adalah studi yang menarik, apalagi dengan menggunakan perspektif gender yang seringkali melihat tubuh dan kecantikan perempuan sebagai objek eksploitasi oleh kapitalisme. Perempuan dilihat sebagai target dan korban industri kecantikan dan penggunaan produk kecantikan oleh perempuan seolah menjadi gaya hidup. Perilaku perempuan ini selalu dilihat sebagai perilaku konsumtif karena dianggap perempuan mengkonsumsi produk kecantikan yang ditawarkan oleh industri kecantikan untuk memenuhi standar kecantikan yang ‘ideal’.

Penelitian ini mengkaji konsep kesadaran tentang kecantikan di kalangan mahasiswa Muslimah di Kota Surabaya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Strata 1 beragama Islam di tiga Universitas di kota Surabaya, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam pada 15 informan (mahasiswa perempuan Muslimah) dengan teknik ‘snow ball’.

Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang berbeda dari anggapan umum yang berkembang bahwa perempuan sibuk masuk dan keluar dari klinik kecantikan dan mengkonsumsi berbagai produk kecantikan untuk memenuhi tuntutan masyarakat umum, khususnya laki-laki. Iklan produk kecantikan seringkali menggunakan simbol agama seperti yang terlihat dalam iklan produk kecantikan yang menampilkan banyak model mengenakan jilbab. Produk yang ditawarkan sangat beragam, seperti vitamin kecantikan, lotion tubuh, krim wajah, toner wajah dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan produk kecantikan selalu dipandang sebagai gaya hidup, sebagai bagian dari perilaku konsumtif perempuan dan sebagai objek industri kecantikan.

Penelitian di kalangan perempuan muda mahasiswa Muslimah menunjukkan bahwa mahasiswa Muslimah di kota Surabaya mempraktikkan berbagai perawatan tubuh di klinik kecantikan bukan untuk orang lain dan bukan karena alasan di luar tubuh mereka. Studi ini menemukan ada 3 konsep kecantikan di kalangan mahasiswi Muslim di Perguruan Tinggi Kota Surabaya yaitu, 1) kecantikan spiritual; 2) kecantikan fisik, dan 3) kecantikan etis (kombinasi dari kecantikan spiritual dan kecantikan fisik). Konsep kecantikan yang lebih banyak dianut oleh mahasiswa Muslimah adalah konsep kecantikan etis, dimana perempuan hendaknya memiliki kecantikan spiritual dan sekalligus kecantikan fisik. Konsep kecantikan ini ditunjukkan oleh berbagai praktik perawatan tubuh di klinik kecantikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun perempuan muda Muslimah ini menyadari dalam Islam memang dianjurkan menggunakan produk halal tetapi mereka hanya mempercayakan perawatan kecantikannya di klinik kecantikan dengan dokter, alat, dan produk perawatan yang menurut mereka sesuai yang dibutuhkan. Perempuan muda Muslimah memiliki subjektivitasnya sendiri tentang kecantikan. Perempuan muda Muslimah memiliki kesadaran mereka sendiri tentang kecantikan dan perawatan kecantikan. Mahasiswi Muslimah melihat bahwa kecantikan bukan untuk orang lain dan memelihara kecantikan bukan karena alasan dari luar.

Mahasiswa Muslimah mengungkapkan bahwa tubuh perempuan tidak selalu menjadi objek dari orang lain. Bagi mahasiswa Muslimah yang diteliti, perasaan keindahan lebih dikaitkan dengan perasaan percaya diri dan keinginan untuk merasa otentik (bagi diri sendiri, orang lain, dan keyakinan). Meskipun tujuan-tujuan ini seringkali saling bertentangan, tetapi ini juga mewakili persona kecantikan individu yang berbeda terkait dengan waktu, tempat, dan situasi sosial.

Dalam realitas sosial, konsep ‘kecantikan’ dibangun melalui standar-standar tertentu untuk menghasilkan standar kecantikan umum. Melalui iklan, produk kecantikan juga menargetkan komunitas perempuan Muslimah, utamanya kaum muda kelas menengah seperti para mahasiswi. Penggunaan produk kecantikan selalu dipandang sebagai gaya hidup, sebagai bagian dari perilaku konsumtif perempuan dan sebagai objek industri kecantikan.

Walaupun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan hal yang berbeda bahwa perempuan muda – mahasiswi Muslimah memiliki kesadaran mereka sendiri tentang kecantikan dan perawatan kecantikan. Perempuan muda Muslimah memiliki subjektivitasnya sendiri bahwa kecantikan bukan untuk orang lain dan memelihara kecantikan bukan hanya karena mengikuti tren sehingga dapat dikatakan mahasiswa Muslimah bukan korban pemasaran dan iklan produk kecantikan di berbagai media. (*)

Penulis: Emy Susanti dan Refti Handini Listyani

Informasi detail tentang riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://iratde.com/index.php/jtde/article/view/816

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).