Kurangnya kepuasan klien ditemukan dalam layanan rumah sakit. Data studi pendahuluan di dua rumah sakit di Kalimantan Selatan, Indonesia menunjukkan kepuasan klien dengan kurangnya kinerja perawat. Studi lain di Iran menunjukkan bahwa kinerja perawat di rumah sakit secara signifikan terkait dengan komitmen organisasi. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,67 (44,89%). Kurangnya kondisi kerja termasuk staf yang tidak memadai dan beban kerja yang tinggi merupakan ancaman besar terhadap kualitas dan kinerja perawat sehingga dampak pada kepuasan klien rendah. Perawat mengakui tanggung jawab memberikan layanan berkualitas kepada pasien, institusi, etika, undang-undang, dan standar profesional, serta bagaimana kinerjanya berkontribusi pada penilaian layanan kesehatan dan kepuasan klien. Komitmen organisasi perlu dibangun oleh organisasi, baik secara eksternal maupun internal, tetapi hingga saat ini, banyak rumah sakit yang masih melihat kegiatan peningkatan kinerja hanya berpusat pada peningkatan kebutuhan biaya, bukan menambah nilai untuk membangun komitmen organisasi.
Dampak dari perawat berkinerja rendah adalah peningkatan biaya rumah sakit untuk mencapai lebih dari 5% dari biaya operasi rumah sakit tahunan yang mencakup biaya lembur, biaya rekrutmen, dan biaya atau biaya induksi selama produktivitas menurun hingga organisasi mencapai tingkat produktivitas yang sama dengan kondisi sebelumnya. Peningkatan biaya organisasi, kualitas perawatan klien yang kurang efektif menambah hilangnya organisasi. Dampak negatif lain yang dapat terjadi adalah penurunan loyalitas pelanggan yang dipengaruhi oleh persepsi pelanggan tentang kualitas layanan. Berdasarkan penjelasan di atas, para peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penentu komitmen organisasi pada kinerja perawat.
Kinerja adalah hasil dari suatu tindakan atau implementasi dari tugas-tugas seseorang dalam suatu organisasi dalam periode waktu tertentu, yaitu untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik seseorang memiliki kemampuan, kemauan, upaya dan dukungan dari lingkungan. Kinerja melibatkan tiga komponen penting, yaitu tujuan, ukuran, dan penilaian. Karakteristik perawat meliputi pengetahuan, keterampilan, motivasi, sikap, dan nilai serta norma. Karakteristik perawat yang matang atau baik dapat dengan mudah meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam memberikan asuhan Keperawatan. Dengan karakteristik perawat yang baik, dapat ditemukan praktik berbasis bukti dalam memecahkan masalah yang dialami oleh pasien. Selain itu, perawat dapat menjadi lebih percaya diri dengan kepercayaan diri yang baik ketika menjadi pembimbing dalam membimbing siswa di rumah sakit. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik organisasi tidak signifikan terkait dengan kinerja perawat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan yang dibuktikan dengan mayoritas pendidikan perawat adalah D3 Keperawatan dan 1 – 10 tahun bekerja. Kurang pengalaman juga sangat mempengaruhi kinerja perawat dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
Kinerja perawat sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi. Karakteristik organisasi yang baik dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan peningkatan kualitas layanan di rumah sakit. Kinerja perawat juga dipengaruhi oleh kepercayaan, mereka bisa lebih percaya diri karena mereka sudah memiliki pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan sikap yang baik. Sehingga dapat ditingkatkan melalui penguatan karakteristik organisasi (reward, MBO, seleksi, pelatihan dan pengembangan, kepemimpinan dan struktur organisasi) dan kepercayaan (persepsi kerentanan dan keseriusan, manfaat, resistensi, dan self-efficacy).
Penulis: Sirajudin Noor, Nursalam, Tintin Sukartini
Link jurnal Scopus terkait tulisan di atas: https://ijicc.net/images/vol_13/Iss_6/13624_Noor_2020_E_R.pdf
