Padat Tebar yang Optimal pada Pemeliharan Larva Ikan Wader Pari

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh youtube anggih setiawan

Ikan wader pari (Rasbora argyrotaenia) merupakan ikan air tawar tropis yang bersifat bentopelagis yang dapat ditemukan di wilayah Asia di antaranya Mekong, Chao Phraya dan cekungan Mae Khlong, semenanjung Melayu sampai Kalimantan, Jawa dan Sumatra. Ikan ini berhabitat di sungai dan sawah. Ikan wader pari merupakan spesies yang baru dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias di Indonesia dan negara sekitarnya. Namun produksi budidaya ikan wader pari sangat terbatas, sehingga pemenuhan permintaan sangat bergantung pada tangkapan alam. Sementara itu, budidaya ikan ini masih berkembang, belum lengkap, dan membutuhkan banyak informasi dasar terkait dengan prosedur budidayanya terutama pada fase larva (pembenihan) untuk meningkatkan produksinya sebagai upaya mengatasi over eksploitasi. 

Ketersediaan benih merupakan faktor pembatas untuk petani ikan dan berdampak pada keberlangsungan budidaya ikan wader pari dan ikan lainnya. Sehingga selama fase larva, peningkatan kelangsungan hidup dan pertumbuhan harus menjadi prioritas penelitian pada banyak spesies ikan. Namun, untuk pengetahuan terbaik, tidak ada literature pada pemeliharaan secara intensif larva ikan wader pari. Sehingga selama ini, produksi larva dan benih biasanya dilakukan pada kondisi kurang optimal. Dengan alasan ini, secara umum juvenile ikan wader pari yang dihasilkan kuantitas dan kualitasnya rendah. Pengaruh padat 

Praktek pemeliharaan, strategi pemberian pakan, dan kondisi lingkungan budidaya berdampak pada kesuksesan produksi larva. Padat penebaran larva diketahui berpengaruh pada performa pemeliharaan larva. Pengaruh padat penebaran pada stadia larva dan benih  telah diteliti pada banyak spesies akuakultur air tawar. Meskipun begitu, dampak pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan mungkin bervariasi bergantung pada kondisi pemeliharaan, umur, dan spesies ikan. Berdasarkan hal tersebut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan padat tebar berpengaruh negatif pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan, penelitian lain menunjukkan padat tebar tidak berpengaruh, bahkan padat tebar rendah dapat menurunkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Statemen ini menunjukkan bahwa karakterisasi lebih detail pengaruh padat penebaran pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan wader pari sangat krusial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek padat tebar yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan wader pari. 

Sebanyak 3.000 larva berumur 2 hari setelah menetas (bobot rata-rata = 1,08 ± 0,06 mg; panjang total rata-rata = 3,14 ± 0,17 mm) digunakan dalam lima perlakuan padat penebaran (A – 10, B – 20, C – 30, D – 40, E – 50 individu L-1; empat ulangan per perawatan) dan dipelihara selama 21 hari. Padat penebaran mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva rasbora perak (P <0,05). Tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan pertumbuhan individu terjadi pada 10 ikan L-1 perlakuan. Berdasarkan perolehan biomassa tertinggi, perlakuan kepadatan tebar optimal adalah 20 ikan L-1. Kami menyarankan untuk menggunakan 20 kepadatan stocking ikan L-1 dalam larvikultur ikan wader pari karena diperkirakan lebih efisien dan menguntungkan secara ekonomis.  

Penulis: Darmawan Setia Budi, S.Pi., M.Si.

Informasi lebih lengkap dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.uwm.edu.pl/polish-journal/sites/default/files/issues/articles/6-budi.pdf
(Budi et al. 2020) Budi, D. S., Rizkyan, I., and Prayogo. 2020. The effect of stocking density on the survival and growth of silver rasbora (Rasbora argyrotaenia) larvae. Polish J. Nat. Sci. 35:87–95

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).