Analisis Karakteristik dan Status Faal Paru Pekerja Home Industri Kerupuk Bawang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Solopos.com

Pencemaran udara sudah sangat lama menjadi masalah di dunia khususnya di Indonesia. Salah satu bahan pencemar yang dihasilkan adalah berasal dari kegiatan industri. Industri berbahan dasar tepung terigu, dapat menghasilkan debu tepung yang mempunyai kemampuan sensitisasi dan hiperreaktivitas saluran pernapasan yang dapat menyebabkan asma. Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mi dan roti bahkan kerupuk bawang.Kerupuk bawang bahan dasar pembuatannya berasal dari tepung, debu tepung mempunyai potensi terhadap status faal paru pekerja.

Proses produksi kerupuk bawang berpotensi menimbulkan pencemaran udara dari debu yang dihasilkan pada saat proses pembuatan adonan (tepung). Proses tersebut tidak lepas dari penggunaaan tepung sebagai bahan baku dan dapat mencemari lingkungan sekitar home industry.Tujuan penelitianuntuk menganalisis karakteristik dan mengukur status faal paru pekerja home industri kerupuk bawang di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur Indonesia. Metode penelitiandesain cross sectional, besar sampel adalah total sampling yang berjumlah 15 pekerja. Pengukuran fungsi paru dilakukan dengan alat Spirometrioleh petugas dari UPT Keselamatan dan Kesehatan Kerja Surabaya. Analisis data dengan melihat nilaicoefficient contingencydari hasil tabulasi silang (crosstab). Waktu penelitian Maret sampai Desember 2019.

Karakteristik pekerja dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur,  kebiasaan merokok, masa kerja dan penggunaan APD. Distribusi pekerja tentang status faal paru menunjukkan bahwa sebanyak 33,3% atau pekerja memiliki gangguan faal paru dengan kategori restriksi ringan dan obstruksi ringan yang berada pada bagian adonan dan packing. Hasil tabulasi silang antara variabel jenis kelamin dengan variabel gangguan faal paru pekerja menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki status faal paru tidak normal lebih banyak pada pekerja laki-laki yaitu sebanyak 3 pekerja (100%) atau total pekerja laki-laki yang ada di Home Industry Kerupuk Bawang Kabupaten Sidoarjo mengalami gangguan faal paru. Terdapat hubungan antara variabel jenis kelamin dengan variabel gangguan faal paru pada pekerja Home Industry Kerupuk Bawang Kabupaten Sidoarjo dengan nilai coefficient contingency sebesar 0,577 yang berarti tingkat kekuatan hubungan antar variabel tersebut termasuk dalam kategori moderat.

Variabel umur dengan variabel gangguan faal paru diketahui bahwa pekerja yang memiliki kondisi faal paru tidak normal lebih banyak dialami oleh pekerja yang berada pada rentang umur antara 55-64 tahun (66,7%). Terdapat hubungan antara variabel umur dengan variabel gangguan faal paru pada pekerja di Home Industry Kerupuk Bawang Kabupaten Sidoarjo dengan nilai coefficient contingency sebesar 0,442 yang berarti tingkat kekuatan hubungan antar variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah. Pekerja yang merokok, 100% status faal parunya tidak normal. Variabel masa kerja dengan variabel gangguan faal paru pekerja menunjukan bahwa pekerja yang memiliki kondisi faal paru tidak normal lebih banyak dialami oleh pekerja yang telah bekerja lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 4 pekerja (36,4%). Terdapat hubungan antara variabel masa kerja dengan variabel gangguan faal paru pada pekerja home industri kerupuk bawang Kabupaten Sidoarjo dengan nilai coefficient contingency sebesar 0,106 yang berarti tingkat kekuatan hubungan antar variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah. Pekerja yang memiliki kondisi faal paru tidak normal lebih banyak dialami oleh pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri (masker) yaitu sebanyak 38,5%.

Hasil tabulasi silang karakteristik responden dengan status faal paru menunjukkan bahwa terdapat hubungan umur dengan status faal paru dengan nilai coefficient contingency 0,442. Jenis kelamin dengan status faal paru dengan nilai coefficient contingency 0,577, kebiasaan merokok dengan status faal paru dengan nilai coefficient contingency 0,577 masa kerja diatas 10 tahun dengan status faal paru dengan nilai coefficient contingency sebesar 0,106. Usia semakin tinggi dan masa kerja yang lama perlu melakukan perlindungan terhadap faal paru bagi para pekerja di lingkungan potensi debu tepung dengan meningkatkan ketaatan menggunakan masker (Alat Pelindung Diri), dan berhenti merokok khususnya para pekerja lelaki.

Saran yang dapat diberikan pekerja lebih memperhatikan penggunaan APD (masker) yang baik dan tepat terutama pada pekerja dibagian pembuatan adonan kerupuk dan penggorengan. Pemilik home industry dapat lebih aktif memberikan APD yang telah disediakan dan melakukan sosialisasi kepada para pekerja bahwa telah tersedia masker untuk digunakan. Pekerja yang mengalami gangguan fungsi paru, sebaiknya melakukan perawatan lebih lanjut agar tidak bertambah parah dan mendapatkan penanganan yang tepat sehingga tidak mengurangi produktivitas saat bekerja.

Penulis: Dr. R. Azizah, SH., M.Kes

Link terkait tulisan diatas: Analysis of Characteristics and Pulmonary Function Status of Garlic Crackers Home Industry Workers in Sidoarjo East Java Indonesia _ https://www.psychosocial.com/article/PR200285/9618/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).