Dukungan Sosial dan Dukungan Individu untuk Pencegahan Intimidasi di kalangan Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh netralnews com

Bullying masih merupakan masalah yang signifikan dalam kesehatan remaja. Kejadian intimidasi pada remaja meningkat setiap tahun; ini masih menjadi perhatian global. Bullying berdampak pada proses pembelajaran dan interaksi saat di sekolah, korban bullying cenderung memilih untuk menghindari kegiatan belajar dan kehadiran saat di sekolah. Masyarakat menganggap bahwa penindasan itu alami dan penting, tetapi penindasan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak selama proses mengetahui dan belajar tentang lingkungan mereka. Asumsi yang salah tentang intimidasi disebabkan oleh kurangnya informasi tentang jenis dampak intimidasi terhadap anak-anak, sehingga orang tua, lembaga pendidikan, masyarakat dan lembaga pemerintah perlu tahu tentang intimidasi.Bullying didefinisikan sebagai perlakuan agresif oleh seseorang untuk menyakiti orang lain, dilakukan berulang kali, dan bertujuan untuk menunjukkan kekuatan pelaku kepada korbannya. Bullying mengacu pada tindakan yang merugikan orang lain yang dilakukan berulang kali dan secara sengaja karena perbedaan kekuatan.

Penelitian di Spanyol dari 2006 hingga 2014 menunjukkan bahwa stabilitas dalam peringkat bullying yang dilaporkan terus meningkat, dengan tiga kategori intimidasi fisik, verbal, dan relasional. Remaja sangat rentan terhadap berbagai faktor karena kurangnya pengetahuan dan pendekatan. Ini sejalan dengan WHO (2018) bahwa usia berisiko perubahan lingkungan adalah remaja. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tindakan agresif tinggi,seperti perilaku intimidasi pada remaja. Hasil survei dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa 1 dari 2 pria atau 47,45% dan 1 dari 3 wanita atau 35,05% dalam rentang usia 18-24 tahun telah mengalami kekerasan, baik kekerasan fisik, kekerasan seksual, atau kekerasan emosional, sebelum mereka berusia 18 tahun.

Dampak negatif dari intimidasi dapat memengaruhi beberapa aspek, termasuk kesehatan fisik dan mental. Dampak intimidasi tidak hanya memengaruhi korban intimidasi, tetapi juga pelaku intimidasi dan saksi; konsekuensi negatif termasuk kesehatan fisik yang buruk, kecemasan, depresi, peningkatan risiko bunuh diri, kinerja sekolah yang buruk, penurunan antusiasme untuk belajar dan perilaku buruk, dan agresi di masa depan. Berbagai faktor pemicu bullying meliputi faktor keluarga seperti konflik keluarga, faktor sekolah, kelompok teman sebaya, lingkungan sosial, dan televisi dan media cetak. Selanjutnya, untuk mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan fitur, tinjauan global pencegahan bullying harus dilakukan. Dilakukan penelitian untuk berkontribusi pada pencegahan intimidasi pada remaja dengan melakukan tinjauan sistematis yang berfokus pada pencegahan.

Penelitian lain menemukan aspek sosial juga dapat diterapkan pada pencegahan intimidasi di sekolah. Siswa yang dapat menerima perubahan dan perbedaan satu sama lain tidak menentang menyimpang atau menjadi pengganggu; mereka akan mempertimbangkan dan menyetujui keberadaan multikultural di sekitar mereka. Model pemahaman dan penerimaan perbedaan dapat diterapkan selama proses pembelajaran di sekolah, salah satu metode yang digunakan untuk menyentuh hati dan memperluas perspektif siswa tentang intimidasi adalah dengan melakukan permainan peran, sehingga siswa dapat secara langsung memainkan peran sebagai korban dan pengganggu. Di sisi lain, di samping peran individu dan aspek sosial, kebijakan dan lingkungan sekolah memiliki peran dalam mengurangi insiden bullying. Dukungan sosial yang diberikan oleh guru dan orang tua akan membantu siswa memahami proses intimidasi di sekolah. Untuk mendukung peran guru dan orang tua, kita membutuhkan informasi media yang komunikatif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pencegahan intimidasi dan dampaknya.

Penulis: Masunatul Ubudiyah, Nursalam, Tintin Sukartini

Link jurnal Scopus terkait tulisan di atas: https://www.psychosocial.com/article/PR290101/22784/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).