Cara Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia di Panti Werdha Beserta Manfaatnya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Republika.co.id

Keberhasilan pembangunan kesehatan ditandai dengan meningkatnya beberapa aspek seperti kualitas sumber daya manusia, kualitas hidup, kesejahteraan keluarga serta usia harapan hidup. Salah satu yang menjadi perhatian yaitu meningkatnya usia harapan hidup masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan jumlah lansia. Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi beresiko yang semakin meningkat jumlahnya. Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56 %) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7 %) pada tahun 2019 dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77 %).

Sebagian besar temuan menjelaskan bahwa lansia mengalami berbagai penurunan status kesehatan terutama status kesehatan fisik. Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia. Banyak lansia yang  mengalami  masalah psikis maupun fisik seperti terserang penyakit kronis dan merasa kesepian. Hal itu yang menyebabkan perubahan pada kualitas hidupnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia, diantaranya adalah: (1) Usia; usia sangat mempengarhui kualitas hidup individu, individu yang semakin tua akan semakin turun kualitas hidupnya. Semakin bertambahnya usia, munculnya rasa putus asa akan terjadi hal-hal yang lebih baik dimasa yang akan datang, (2) Pendidikan; Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Hal tersebut terjadi karena individu yang memiliki pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dan merasa bahwa dirinya tidak berguna, (3)Status pernikahan; Individu yang telah menikah kualitas hidup yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak menikah. Karena pasangan yang menikah akan merasa lebih ahaia dengan adanya pasangan yang selalu ada menemaninya. Secara umum individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda atau duda akibat pasangan meninggal, (4) Keluarga; Keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Individu yang memiliki keluarga yang utuh dan harmonis akan lebih tinggi kualitas hidupnya. Dikarenakan keluarga dapat memberikan dukungan dan kasih sayang untuk meningkatkan kualitas hidup dan (5) Finansial; Aspek finansial merupakan salah satu aspek yang berperan penting mempengaruhi kualitas hidup individu yang tidak bekerja. Finansial yang baik akan membuat individu semakin tinggi kualitas hidupnya.

Beberapa intervensi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di panti werdha adalah dengan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di panti. Kegiatan yang dilaksanakan di panti adalah senam, pengajian, membuat kerajinan dan pemeriksaan kesehatan. Beberapa temuan menjelaskan bahwa senam lansia dapat meningkatkan kekuatan, meningkatkan keseimbangan, menambah energi, mencegah dan menunda penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan osteoporosis, meningkatkan mood dan mencegah depresi serta meningkatkan fungsi kognitif atau cara kerja otak.

Demikian juga dengan pengajian. Lansia yang mengikuti pengajian tidak hanya mendapatkan manfaat spiritual (mendapatkan ilmu baru terkait pengetahuan agama) tetapi juga manfaat sosial (mempererat tali silahturami, menambah pertemanan, dan berbagi pengetahuan) serta manfaat psikologis (perasaan senang). Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran beragama. Agama melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, maka kesadaran beragamapun mencapai aspek kognitif, afektif dan motorik. Aspek motorik yang dimaksud adalah adalah perilaku keagamaan yang dilakukan seseorang dalam beragama seperti melaksanakan sholat tepat waktu, mengikuti pengajian, menunaikan puasa dan lain-lain.

Sebagian besar lansia yang ada di panti juga membuat kerajinan. Kerajinan yang bisa diikuti adalah membuat bunga dari bahan plastik, merajut dan menyulam seta membuat keset. Cara menyenangkan untuk menjaga otak tetap aktif yakni membuat karya seni termasuk kerajinan tangan dan aktif bersosialisasi dengan orang lain. Menjaga otak tetap aktif merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko demensia atau pikun di hari tua. Orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan serta bersosialisasi di usia pertengahan hingga lanjut, memiliki risiko kehilangan memori yang sering menyebabkan demensia sampai 73%, bisa membantu melindungi neuron otak dan merangsang pertumbuhan neuron baru.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada lansia adalah  untuk mendeteksi dini penyakit yang diderita atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia. Hal ini merupakan upaya pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Penyakit-penyakit degeneratif hingga permasalahan kesehatan lain pada lansia bisa terdeteksi lebih dini melalui pemeriksaan kesehatan. Apabila ada  masalah kesehatan pada lansia juga bisa mendapatkan penanganan yang lebih cepat. Dalam melakukan aktivitas ke depannya, lansia dapat melakukan lebih baik, optimal, dan terhindar dari permasalahan kesehatan yang lebih parah.

Disamping itu cara untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di panti adalah dengan menjaga interaksi sosial lansia. Banyak temuan menyatakan tentang hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia. Lansia yang memiliki interaksi sosial dengan keluarga, sesama teman dalam panti dan  petugas panti yang baik memiliki kualitas hidup yang baik pula. Guna melihat fenomena lebih lanjut, dapat dilihat pada artikel Scopus dengan merujuk pada konten di bawah ini.

Penulis : Iswatun
Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link jurnal berikut ini: https://www.psychosocial.com/article/PR290080/22742/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).