Pengaruh Buruk Asap Rokok pada Plasenta Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Rokok mengandung berbagai zat kimia yang dapat membahayakan kesehatanseperti nikotin, tar, dan zat alkaloid lainnya. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada berbagai organ seperti kardiovaskular, pernapasan, pencernaan, dan reproduksi.

Gangguan tersebut juga dapat berakibat fatal. Misalnya, kerentanan terhadap infeksi, penyakit jantung koroner terhadap kanker pada berbagai organ. Sebagian besar kejadian tersebut disebabkan proses stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan laju oksidasi dan laju antioksidan.

Terdapat hubungan yang kuat antara paparan asap rokok dan penurunan fungsi reproduksi. Pada organ reproduksi wanita, paparan asap rokok akan menyebabkan percepatan penurunan jumlah folikel di ovarium, degradasi proses produksi hormon steroid, degradasi maturasi folikel ovarium, serta gangguan pergerakan silia pada tuba Fallopii. Sedangkan dalam kasus infertilitas, rokok berhubungan dengan peningkatan kasus kegagalan konsepsi dan keguguran berulang pada kehamilan periode awal.

Rokok adalah salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan cacat bawaan. Kebiasaan merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan abortus spontan dan kematian janin prenatal, bahkan kecacatan meromelia (kondisi cacat lahir yang ditandai dengan kurangnya satu bagian atau lebih anggota badan). Meskipun telah diperingatkan bahwa merokok dapat membahayakan perkembangan janin, sebesar 25 persen wanita masih merokok selama masa kehamilan mereka.

Perokok berat dengan 20 batang rokok atau lebih per hari dapat menyebabkan kelahiran prematur dua kali lebih sering jika dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Dan, bayi mereka memiliki berat badan lebih rendah (kurang dari 2.000 gram), yang sering menyebabkan kematian janin. Cacat bawaan juga disebut malformasi kongenital atau anomaly congenital adalah gangguan struktural, perilaku, fungsi, dan metabolisme yang ditemukan pada saat kelahiran. Penelitian menunjukkan update menyatakan bahwa 7-10 persen penyebab cacat bawaan adalah faktor lingkungan, 6-15 persen faktor genetik, 20-25 persen kombinasi faktor lingkungan dan genetik, dan 50-60 persen belum diketahui.

Rokok mengandung banyak radikal bebas beracun dan spesies oksigen reaktif (ROS) dalam partikulat serta fase gas dengan potensi kerusakan oksidatif biologis. Beberapa komponen yang larut dalam air seperti tar rokok (aqueous cigarette tar/ACT) dapat menghasilkan anion superoksida (O2•-) dan selanjutnya H2O2 dan radikal hidroksil reaktif (HO•), yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada lipid membran sel, protein, enzim dan DNA menyebabkan kematian sel terprogram (apoptosis). Apoptosis adalah fitur penting dari perkembangan plasenta normal tetapi jika terjadi apoptosis berlebihan menyebabkan kelainan plasenta.

Apoptosis plasenta dapat terjadi karena berbagai rangsangan, termasuk hipoksia dan stres oksidatif. Apoptosis yang meluas dari syncytiotrophoblast juga dapat mengganggu fungsi trofoblas yang mengarah pada pengurangan transpor nutrisi yang terlihat pada pembatasan pertumbuhan (intrauterine growth restriction/IUGR). IUGR, suatu kondisi yang terjadi karena berbagai alasan merupakan penyebab penting pada morbiditas dan mortalitas janin dan neonatal.

Hal ini menjadi dasar dari penelitian ini untuk memahami pengaruh paparan asap rokok yang bersifat oksidan terhadap terjadinya apoptosis plasenta dan cacat bawaan. Pemahaman yang lebih jelas tentang apoptosis plasenta dan peraturannya dapat memberikan wawasan baru ke dalam patologi plasenta, yang berpotensi menunjukkan untuk mendapatkan target terapi. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa paparan asap rokok dapat meningkatkan terjadinya apoptosis plasenta tikus putih dan gangguan bawaan eksternal seperti penurunan berat badan dan panjang tubuh janin, serta peningkatan kejadian abortus.

Penulis: Epy Muhammad Luqman

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di

http://www.ijpronline.com/ViewSpecialArticleDetail.aspx?ID=201

https://cybercampus.unair.ac.id/files/24393/7b625ebba4772cc68edbe7db70d8880c.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).