Mahasiswa KKN UNAIR, Adakan P3S untuk Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan P3S kepada masyarakat Desa Pondoknongko Kecamatan Kabat, Banyuwangi oleh mahasiswa KKN UNAIR tim 135. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kondisi pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan semangat mahasiswa Universitas Airlangga untuk tetap menjalankan kegiatan akademik Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah masing-masing. Salah satunya, tim KKN 135 yang tetap melakukan Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Sampah (P3S) kepada masyarakat di Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

Saat ditemui UNAIR NEWS (10/06/2020),  Bagas Aidi selaku penanggungjawab program Kesehatan lingkungan, menjelaskan bahwa kegiatan itu dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah sampah, yang diangkat berdasarkan hasil diskusi dengan tokoh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan desa setempat tidak memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sampah ), sehingga masyarakat membuang sampah ke kebun, sungai atau dibakar.

“Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dengan perwakilan BSB (Bank Sampah Banyuwagi, Pemerintah Desa lewat BPD (Badan Permusyawaratan Desa, PKK, serta Kelompok Peduli Sampah dan Kelompok Peternak), dengan peserta yang berjumlah 30 orang,”papar mahasiswa yang akrab disapa bagas tersebut.

Proses pelatihan diawali dengan Cuci tangan, pemakaian handsanitezer dan pembagian masker saat registrasi bagi peserta yang tidak pakai masker, untuk mengikuti anjuran protokol kesehatan yang berlaku. kemudian sambutan, yang dilanjutkan dengan materi dari BSB mengenai definisi sampah, asal-muasal sampah, kondisi sekitar (Banyuwangi), serta video motivasi.

“Setelah pemberian materi, peserta di bagi kedalam 3 kelompok pengolahan sampah (sampah kering, sampah basah dan pemilahan). Kelompok sampah basah melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk dengan Metode TAKAKURA serta pengolahan sampah basah menjadi lindi,” lanjutnya.

Sedangkan pada kelompok sampah kering, masyarakat diajarkan memilah kembali sampah plastik ke dalam berbagai jenis dan bagian meliputi plastik berwarna atau tidak, bagian badan botol yang dipisahkan dengan tutupnya, dan sebagainya. Karena setiap jenis dan bagian tersebut memiliki nilai ekonomis yang berbeda saat dijual nantinya.

“Di akhir proses pemilahan, masyarakat mempraktikkan secara langsung pembuatan berbagai kerajinan seperti bunga dari sampah, pot dari pampres, tas dari sampah, dll. Output utama adanya kegiatan ini yaitu terbentuknya kelompok peduli sampah,” jelasnya.

Kelompok tersebut nantinya akan bergerak dalam pengolahan sampah dan berperan sebagai pengkader, yang akan mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah dari rumah (membuat pupuk serta keterampilan dari sampah). Advokasi mahasiswa juga disambut baik oleh pihak desa, dengan mulai didirikannya TPS serta pembuatan gerobak sampah sebagai sarana pengangkutan sampah.

“Diharapkan kegiatan ini bisa terus berkelanjutan, kerjasama yang telah terbentuk antara Kelompok Peduli Sampah pondoknongko dengan Bank Sampah Banyuwangi dalam proses distribusi sampah-sampah dapat dilanjutkan. Sehingga selain masyarakat merasakan manfaat lingkungan bersih, juga merasakan manfaat ekonomis dari pengolahan sampah yang ada,” tutupnya.

Penulis: Athiya Adibatul Wasi

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).