Tinjauan Sistematis: Pendidikan Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Merawat Kaki & Mengurangi Stres Pasien Diabetes Tipe 2

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Diabetes Tipe 2. (Sumber: Alodokter)

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis, disebabkan gagalnya pankreas memproduksi insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah, merupakan penyakit tidak menular yang banyak terjadi di negara berkembang. DM yang tidak cepat ditangani dengan benar akan menyebabkan berbagai komplikasi dan bahkan kematian. Komplikasi DM yang sering terjadi adalah retinopati, gagal ginjal, henti jantung, stroke, dan neuropati.

Neuropati yang terjadi pada bagian tubuh perifer merupakan faktor penting yang berisiko tinggi menyebabkan diabetes kaki (luka pada kaki) yang mengakibatkan terpaksa harus diamputasi yang tidak sah. Hasil  riset kesehatan dasar 2013 menunujkkan 54% pasien DM di Indonesia memiliki neuropati dan 15-20 di antaranya membutuhkan amputasi radikal dalam waktu lima tahun didiagnosis dengan luka kaki karena neuropati. Kondisi ini membuat pasien mengalami stres akibat penurunan kualitas hidup.

Perawatan kaki adalah bagian dari standar pedoman praktik untuk perawatan diri pasien diabetik. Perawatan kaki yang berkelanjutan dapat mencegah bisul dan amputasi. Kepatuhan dengan pasien DM dalam melakukan perawatan kaki akan mengurangi risiko borok dan amputasi. Upaya untuk mengubah perilaku perawatan kesehatan yang berkelanjutan membutuhkan pendidikan kesehatan. Beberapa organisasi seperti WHO, IDF dan American Diabetes Association (ADA) telah menekankan pentingnya pendidikan perawatan kaki untuk pasien DM untuk mengurangi tingkat masalah kaki diabet.

Teknologi merupakan sarana penting untuk menyampaikan informasi karena lebih interaktif dan mudah diakses oleh publik. Salah satu teknologi yang kini berkembang sangat pesat adalah teknologi informasi dan komunikasi seluler menggunakan ponsel pintar. Kajian ini dilakukan untuk menilai program pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan perawatan kaki dan menurunkan tingkat stres pasien diabetes.

Teknik kajian dilakukan dengan menggunakan mesin pencarian data yang terimpan pada: EBSCOhost medical collections  (MEDLINE, CINAHL, Psychology and Behavioral Sciences Collection), SAGE, Wiley Online Library, Science Direct, Springer Link and Web of Science. Kata kunci yang dimasukkan adalah pendidikan kesehatan, perilaku perawatan kaki, tingkat stres, dan diabetes. Referensi dan kutipan dari artikel dicari untuk studi yang berpotensi memenuhi syarat lainnya dan untuk mendapatkan informasi terkait. Pencarian terbatas pada artikel penelitian teks lengkap dalam bahasa Inggris.

Awalnya, penelitian ini terbatas pada tahun-tahun sebelumnya; namun, karena banyaknya artikel yang baik, jangkauan yang terbatas diperluas dari Januari 2013 hingga Desember 2018. Kriteria yang dimasukkan dalam kajian ini adalah jurnal yang membahas penggunaan media dan metode apa pun untuk penderita diabetes dengan usia rata-rata 40 tahun atau lebih, studi intervensi, seperti uji kontrol acak dan studi kontrol non-acak, yang mempelajari perawatan kaki diabetes, mengukur perilaku perawatan kaki dan tingkat stres sebagai hasilnya.

Hasil kajian menunjukkan pendidikan interaktif seperti demonstrasi dan aplikasi mobile pada telepon pintar merupakan alat yang mudah dan telah diselidiki secara luas mengenai efektivitasnya dalam hal peningkatan pengetahuan dan motivasi seseorang. Metode ini memberikan stimulasi audio dan visual. Pengetahuan adalah hasil dari mengingat setelah seseorang mengamati objek. Pengajuan materi audio-visual yang diikuti dengan demonstrasi akan memberikan pengalaman belajar yang aktif kepada klien sehingga klien memiliki memori yang lebih lama diputuskan dan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan klien meningkat.

Hasil ini menunjukkan bahwa memberikan pendidikan melalui media interaktif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam upaya meningkatkan kesehatan. Pasien dapat mengembangkan perawatan secara lebih mandiri dan tidak khawatir tentang kondisi perawatan kaki sehingga mereka terhindar dari stres dan ketakutan yang berlebihan. Pendidikan kesehatan memiliki unsur input (perilaku menggunakan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan) yang, setelah diolah dengan teknik pendidikan tertentu, akan menghasilkan keluaran (perubahan perilaku kesehatan masyarakat target) yang sesuai dengan tujuan kegiatan.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah memahami pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, komunitas khusus, dan masyarakat dalam membina dan mempertahankan perilaku hidup sehat dan memainkan peran aktif dalam mewujudkan tingkat kesehatan yang optimal.

Penulis: Ah. Yusuf

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link berikut ini:

https://www.psychosocial.com/article/PR270906/19283/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).