Identifikasi risiko dengan Metode HIRADC pada Laboratorium Komputer

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah usaha dan upaya dalam pengelolaan bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Tujuannya, mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Besarnya potensi risiko ditentukan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan keparahan yang diakibatkan.

Sesuai arahan OHSAS 18001 bahwa sebuah organisasi harus menetapkan prosedur dan melakukan upaya Identifikasi Risiko (Hazard Identification), Penilaian Risiko (Risk Assessment), dan Pengendalian Risiko (Determining Control) atau dikenal dengan istilah HIRADC. HIRADC merupakan elemen penting dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja karena berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya yang digunakan untuk menentukan objektif dan rencana K3.

Laboratorium komputer digunakan sebagai tempat riset, pengukuran atau pelatihan ilmiah bagi sekitar 15.000 mahasiswa. Bangunan tersebut memiliki beberapa perlengkapan seperti meja, kursi, proyektor, layar LCD dan rak penyimpanan tas. Bahaya yang timbul di tempat ini dapat berupa tersengat listrik, tersandung kabel, gangguan low back pain serta kebakaran atau hubungan arus pendek. Kegiatan praktikum komputer biasanya dilaksanakan setiap 5 hari dalam seminggu.

Aktivitas kerja pada kegiatan praktikum mahasiswa yang dilakukan di laboratorium komputer terdiri atas tujuh aktivitas rutin, aktivitas tersebut meliputi melepas sepatu sebelum masuk ke ruangan laboratorium, memasukkan tas ke loker laboratorium, duduk menempati kursi yang kosong, dosen memberikan perkuliahan dengan menggunakan mic kabel, persiapan praktikum, yakni pengecekan peralatan komputer, pelaksanaan praktikum komputer, dan penutupan praktikum komputer.

Identifikasi bahaya dilakukan pada tujuh aktivitas kerja pada kegiatan praktikum komputer dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Berdasar hasil identifikasi bahaya diperoleh 17 potensi bahaya dari semua aktivitas kerja yang dapat menimbulkan 18 risiko.

Penilaian risiko atau risk assessment pada kegiatan praktikum mahasiswa dilakukan pada aktivitas kerja selama praktikum berlangsung. Hasil risk assessment pada praktikum mahasiswa akan digunakan sebagai landasan dalam menentukan upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat untuk mengevaluasi risiko yang ada sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Berdasar risk assessment yang dilakukan pada seluruh aktivitas kerja terdapat 18 risiko yang terbagi dalam 2 tingkat risiko yakni 3 risiko dengan tingkat moderate risk dan 15 risiko dengan tingkat low risk.

Risk control yang dilakukan pihak pengurus laboratorium komputer bersifat dinamis. Hal ini karena risk control yang dilakukan berdasarkan temuan hasil pemantauan dan inspeksi terbaru di tempat. Pengendalian bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan hierarki pengendalian bahaya seperti eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, administratif dan alat pelindung diri. Hasil penilaian penerapan pengendalian risiko kegiatan praktikum mahasiswa menunjukkan efektifitas pengendalian bahaya dengan ada tidaknya risiko sisa atau residual risk sehingga menunjukkan upaya perbaikan pengendalian bahaya yang perlu dilakukan lebih lanjut untuk menurunkan tingkat risiko hingga batas aman.

Analisis residual risk atau risiko sisa dilakukan dengan mengalikan selisih dari hasil penilaian penerapan pengendalian dengan nilai risiko awal. Berdasar hasil pengendalian yang telah diterapkan dan penilaian risiko sisa, terdapat 18 risiko dengan risiko sisa yang berhasil diturunkan menjadi 3 risiko dengan tingkat low risk dan 15 risiko dengan tingkat acceptable risk.

Hasil penilaian risiko sisa pada 18 risiko menunjukkan bahwa terdapat 9 risiko yang mendapat nilai <1, 6 risiko mendapat nilai =1 serta 3 risiko mendapatkan nilai >1. Penilaian risiko dengan nilai risiko sisa <1 atau =1, maka pengendalian sudah baik dan tidak perlu perbaikan atau perubahan untuk sementara waktu. Namun, bila nilai risiko sisa >1, maka pengendalian risiko belum baik dan perlu perbaikan ulang.

Penilaian risiko sisa tersebut menunjukkan bahwa upaya pengendalian risiko yang telah diterapkan baik dan berhasil mengurangi risiko hingga batas aman yang telah ditentukan. Artinya, 3 risiko dengan nilai risiko sisa >1 telah berhasil diturunkan menjadi tingkat low risk dan 15 risiko dengan nilai <1 dan =1 berhasil diturunkan menjadi tingkat acceptable risk. (*)

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur

Judul Artikel: The Implementation of HIRADC Method in Computer Laboratory

Link Artikel: http://ijfmt.com/issues.html 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).