Role Attainment Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh SehatQ

Prevalensi angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia masih sangat tinggi. Penyumbang AKB tersebut adalah kejadian infeksi yang salah satunya adalah karena status gizi yang dapat disebabkan karena tidak diberikannya ASI Eksklusif. Untuk meningkatkan status gizi bayi dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang dapat dilakukan yaitu; memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan,  memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan  meneruskan pemberian ASI sampai dengan anak berusia 24 bulan atau lebih.

Rendahnya jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dikarenakan rendahnya motivasi ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. Peran ibu dalam perkembangan anak sangat penting, karena dengan keterampilan ibu yang baik maka diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik. Kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti pemberian nutrisi, yaitu ASI secara eksklusif akan berdampak kurang baik bagi perkembangan anak itu sendiri. Menurut model konseptual keperawatan Becoming a Mother oleh Ramona T. Mercer, Role Attainment ibu adalah gambaran proses pencapaian peran yang dicapai oleh seorang wanita/ibu dalam memberikan pengasuhan terutama pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. 

Masyarakat Madura dikenal dengan budaya yang kental, dimana terdapat budaya lothek atau pemberian makanan seperti nasi dan pisang di usia bayi kurang dari 6 bulan dengan alasan bahwa bayi akan tumbuh besar dan sehat jika diberikan makanan. Berdasarkan penelitian yang  dilakukan di Sampang, Madura menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi role attainment ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu dukungan keluarga, status ekonomi, perawatan bayi, dan pelayanan kesehatan. Dukungan keluarga yang baik maka role attainment ibu dalam pemberian ASI eksklusif juga baik. Semakin besar dukungan yang didapatkan ibu untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan ibu untuk dapat bertahan untuk terus menyusui. Dukungan keluarga memiliki pengaruh besar pada bagaimana ibu memandang diri dan merawat bayi sehingga ibu mendapatkan kemampuan keibuan pribadi dan merasa dirinya lebih kompeten dalam perannya terutama peran dalam memberikan ASI eksklusif.

Dukungan suami merupakan bagian penting dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui, karena suami menentukan kelancaran pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan untuk terus menyusui. Ada suami yang memberikan dukungan, tapi ada sebagian lainnya yang menyerahkan keputusan menyusui kepada ibu, artinya suami tidak memberikan dorongan kepada ibu untuk menyusui. Sedangkan dukungan orang tua lebih terlihat untuk mempengaruhi ibu memberikan makanan atau minuman tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan karena merasa kasihan pada bayi yang dianggap masih lapar atau alasan lainnya. Masyarakat cenderung mempunyai pengetahuan yang minim tentang dampak memberikan MP-ASI secara dini disamping sosial budaya masyarakat yang kuat, sehingga ibu mempunyai sifat negatif dalam menentukan cara perawatan pada bayi termasuk dalam peran ibu memberikan ASI eksklusif. 

Menurut teori Becoming a Mother oleh Ramona T. Mercer menyatakan bahwa status ekonomi merupakan salah satu lingkungan dimana pencapaian peran ibu terjadi. Ekonomi (pendapatan) adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan kondisi keuangan yang menyebabkan daya beli untuk makanan tambahan menjadi lebih besar. Penelitian ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Maulida (2015) dimana terdapat hubungan antara status ekonomi dengan peran ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup keluarga. Keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian, juga kebutuhan primer seperti makanan. Pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu tingkat pendidikan juga mempengaruhi status ekonomi seseorang, dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan. 

Dalam penelitian ini pelayanan kesehatan  menjadi salah satu faktor kuat dalam mendukung peran ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Petugas Kesehatan  berperan dalam role attainment ibu. Mereka yang  merasa mandapatkan  pelayanan kesehatan yang baik, memiliki  role attainment dalam memberikan ASI eksklusif tinggi,. Beberapa orang menyatakan  bahwa kurang mendapat informasi yang jelas  dari petugas kesehatan, menyebabkan  pengetahuan ibu tentang pemberian ASI secara baik dan benar belum dapat direalisasikan. Peran tenaga kesehatan yang optimal dalam melakukan kegiatan promotif dan preventif  merupakan awal dari keberhasilan ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif. 

Penulis : Esti Yunitasari, Titin Paramida

Informasi detail tentang riset ini dapat dilihat di :  https://www.psychosocial.com/article/PR270909/19286/
Esti Yunitasari, Titin Paramida 2020. Maternal Attainment of Exclusive Breastfeeding in Sampang Madura. International Journal of Psychosocial Rehabilitation. 24(7), pp. 9157-9163

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).