Keluarga Pengaruhi Perilaku Wanita Usia Reproduksi dalam Mencegah Kanker Payudara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Liputan6 com

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita dan juga menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker di kalangan wanita. Banyak penderita kanker payudara yang datang dalam kondisi dalam stadium lanjut sehingga terlambat dalam mendapatkan penanganan medis. Hal tersebut bekaitan dengan masih rendahnya minat wanita usaha usia subur dalam melakukan upaya pencegahan melalui deteksi dini kanker payudara. Dalam upaya mengatasi kanker payudara, pemerintah telah menerapkan program deteksi kanker payudara dini dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis  tetapi minat wanita usia subur untuk melakukannya masih rendah. 

Pada tahun 2018, diperkirakan sebanyak 627.000 wanita meninggal karena kanker payudara. Data dari GLOBOCAN 2018 menunjukkan bahwa, di Indonesia, ada 58.256 kasus baru kanker payudara dengan angka kematian sebanyak 22.692. Terdapat program deteksi dini kanker payudara sebagai tindakan pencegahan untuk mengetahui secara dini kanker payudara, tetapi angka kejadian kanker payudara masih tinggi. Sebagian besar wanita usia reproduksi masih jarang melakukan SADARI. Prevalensi kanker payudara dapat ditekan dengan meningkatkan perilaku pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan rutin, menjauhi asap rokok, aktivitas fisik secara rutin, diet sehat dengan nutrisi seimbang, istirahat teratur dan manajemen stres. Perilaku pencegahan kanker payudara bisa dilihat lebih mendalam melalui faktor internal (dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (faktor lingkungan). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi  hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan kanker payudara di kalangan wanita usia reproduksi.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia pada 110 wanita usia subur. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan perilaku pencegahan kanker payudara.  Dalam proses pengambilan data, peneliti berkoordinasi dengan bidan dan kader desa untuk melakukan pengambilan sampel dengan memilih responden secara acak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan di kegiatan posyandu dan di rumah kader dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari responden. 

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan kanker payudara pada wanita usia subur. Mayoritas wanita memiliki pengetahuan kurang, dimana menyatakan bahwa kanker payudara hanya ditandai oleh benjolan meskipun masih banyak tanda dan gejala kanker payudara lain. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka akan mampu melakukan pencegahan kanker payudara seperti SADARI dan menghindari faktor risiko kanker payudara. Mayoritas wanita memiliki sikap negatif karena memiliki persepsi bahwa jika mereka merasa sehat maka tidak perlu melakukan SADARI. Para wanita juga tidak melakukan pemeriksaan payudara klinis lagi jika dia tidak menemukan benjolan pada pemeriksaan sebelumnya.

Proses melakukan pemeriksaan payudara klinis membutuhkan disiplin yang tinggi, karena harus dilakukan secara rutin setiap bulan. Sikap positif yang dimiliki dapat mendorong seseorang untuk melakukan perilaku pencegahan kanker payudara meskipun tidak merasakan gejala kanker payudara. Mayoritas wanita juga memiliki lebih sedikit dukungan keluarga karena keluarga tidak tahu tentang perilaku pencegahan kanker payudara sehingga mereka tidak dapat berpartisipasi dalam membantu wanita untuk mencegah kanker payudara. Dukungan keluarga dengan memberikan informasi tentang pentingnya deteksi dini akan meningkat perilaku wanita dalam mencegah kanker payudara. Petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan SADARI dan pemeriksaan payudara klinis dengan  melibatkan keluarga sehingga mereka dapat memberikan dukungan kepada wanita usia subur. SADARI perlu dilakukan secara rutin oleh setiap wanita usia subur, meskipun mereka tidak menemukan masalah payudara, sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

Penulis: Dr. Mira Triharini, S.Kp.,M.Kep
Informasi detil dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :  https://www.psychosocial.com/article/PR270879/19217/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).