Monitoring Pertumbuhan Anak: Kurva Pertumbuhan WHO atau Kurva Pertumbuhan Nasional?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tirto id

Stunting dan underweight merupakan masalah kesehatan anak yang masih menjadi sorotan di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Berdasarkan data dari Riskesdas terbaru tahun 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia adalah sebesar 30.8% dari keseluruhan populasi anak-anak, sedangkan jumlah kasus underweight di Indonesia sebesar 17.7%. Monitor pertumbuhan yang baik dan berkesinambungan harus dilakukan sebagai deteksi dini terjadinya stunting dan underweight. 

Untuk mengetahui apakah anak Anda termasuk dalam kategori stunting atau underweight diperlukan monitor pertumbuhan yang berkesinambungan. Sebagai contoh, biasanya anak di bawah lima tahun diukur tinggi badan atau panjang badan dan ditimbang berat badannya setiap bulan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Selain itu bisa juga pada saat anak mengunjungi dokter atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi atau berobat. Pengukuran berat badan untuk bayi dapat menggunakan timbangan bayi atau dacin. Untuk anak yang lebih besar dapat menggunakan dacin atau  timbangan injak yang menggunakan jarum maupun digital. Anak berusia kurang dari dua tahun diukur panjang badannya dengan posisi terlentang. Sedangkan anak diatas umur dua tahun diukur tinggi badannya dengan posisi berdiri. Setelah diukur tinggi atau panjang badan dan ditimbang berat badannya, dokter atau bidan akan melakukan plot berat badan dan tinggi atau panjang badan dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO. Kurva pertumbuhan WHO menilai berat badan anak berdasarkan umur (BB/U), tinggi atau panjang badan berdasarkan umur (PB/U atau TB/U), dan berat badan berdasarkan panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB).

Kurva pertumbuhan WHO merupakan standar yang umum dipakai untuk menilai status gizi pada balita. Sedangkan pada anak yang berumur di atas 5 tahun lebih sering menggunakan kurva pertumbuhan CDC. Namun, ada pendapat bahwa tinggi badan anak-anak Indonesia “dibawah” tinggi badan anak-anak secara global. Maka dari itu, sering terjadi overdiagnosis stunting pada anak-anak Indonesia apabila menggunakan kurva pertumbuhan WHO. Baru-baru ini Indonesia mengeluarkan kurva pertumbuhan nasional yang khusus dipergunakan untuk anak-anak di Indonesia. Data yang dikumpulkan untuk membuat kurva pertumbuhan nasional ini diambil dari 33 provinsi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memberi gambaran angka kejadian stunting di Indonesia secara lebih objektif dan akurat.

Tujuan dari penelitian yang kami lakukan adalah untuk membandingkan prevalensi terjadinya stunting dan underweight pada balita di Kecamatan Musi menggunakan kurva pertumbuhan WHO dan kurva pertumbuhan nasional beserta dengan faktor-faktor risiko yang menyertai. Kecamatan Musi terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi dengan prevalensi stunting dan underweight tertinggi di Indonesia. Ternyata terdapat perbedaan signifikan prevalensi stunting pada penelitian kami, yaitu 53.9% balita masuk dalam kategori stunting dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO sedangkan hanya 10.7% balita dikategorikan stunting bila menggunakan kurva pertumbuhan nasional. Perbedaan yang signifikan ini juga berlaku pada prevalensi underweight. 29.17% balita termasuk dalam kategori underweight bila menggunakan kurva pertumbuhan WHO sedangkan 17.7% termasuk underweight pada kurva pertumbuhan nasional. Hasil penelitian ini semakin memperkuat seringnya terjadi overdiagnosis pada stunting dan underweight di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Dengan penelitian ini dapat kami simpulkan bahwa kurva pertumbuhan WHO kurang sesuai untuk menggambarkan prevalensi stunting dan underweight di kecamatan Musi. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang membandingkan prevalensi dan faktor risiko stunting dan underweight menggunakan kurva pertumbuhan WHO dan kurva pertumbuhan nasional sehingga masih dibutuhkan lebih banyak penelitian yang serupa di masa depan. 

Penulis: dr. Jeannie Flynn dan dr. Firas Farisi Alkaff
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada publikasi ilimiah kami di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7281657/

Flynn J, Alkaff FF, Sukmajaya WP, and Salamah S. Comparison of WHO growth standard and national Indonesian growth reference in determining prevalence and determinants of stunting and underweight in children under five: a cross-sectional study from Musi sub-district. F1000Research 2020, 9:324 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).