Sudah Efektifkan Gambar Peringatan Berhenti Merokok di Indonesia?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gambar peringatan berhenti merokok. (Sumber: Akurat.co)

Jumlah perokok di dunia semakin lama semakin banyak. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dan negara produsen rokok terbesar, juga merupakan salah satu negara dengan presentase perokok paling banyak. Pada tahun 2013, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 29.3%. Walaupun pada tahun 2018 sudah menurun sebanyak 0.5%, jumlah penurunannya masih belum cukup signifikan. Salah satu penyebab tingginya konsumsi rokok di Indonesia karena merokok dianggap sebagai budaya, seperti misalnya rokok menjadi salah satu jamuan yang wajib ada saat perkumpulan warga.

Berbagai cara sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menurunkan jumlah perokok aktif, salah satunya dengan cara mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan gambar berhenti merokok. Penggunaan gambar peringatan berhenti merokok ini diinisiasi oleh negara Kanada sejak tahun 2001, dan terbutki efektif di beberapa negara lain. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia No 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.

Pada aturan tersebut, terdapat 5 gambar yang wajib dipasang. Adapun komposisi prosentase gambar yang harus dicantumkan pada bungkus rokok adalah sebesar 40% dari luas permukaan bungkus rokok, dengan rasio yang juga telah ditentukan dalam peraturan tersebut.

Namun sayangnya, evaluasi terkait efektivitas gambar peringatan berhenti merokok di Indonesia masih jarang dilakukan. Atas dasar itulah, kami melakukan penelitian terkait efektivitas gambar peringatan berhenti merokok. Pada penelitian ini, kami melakukan wawancara kepada para perokok aktif berusia diatas 18 tahun, usia minimal untuk berhenti merokok. Dari 94 responden yang diwawancara, hanya 27.7% saja yang menyatakan bahwa gambar peringatan pada bungkus rokok memotivasi mereka untuk berhenti merokok.

Dari 5 gambar yang tersedia, gambar kanker paru-paru dengan tulisan “merokok menyebabkan kanker paru-paru dan bronkitis kronis” merupakan gambar yang memotivasi paling banyak perokok untuk berhenti merokok. Sedangkan gambar orang merokok disertai tengkorak di sekitarnya dengan tulisan “merokok membuhuhmu” merupakan gambar yang memotivasi paling sedikit perokok untuk berhenti merokok. Ketika para responden diminta pendapat terkait cara yang paling efektif untuk memotivasi keinginan untuk berhenti merokok, mayoritas responden mengutarakan bahwa mereka akan berhenti merokok jika harga rokok dinaikkan.

Walupun penelitian yang kami lakukan ini relatif kecil karena hanya dilakukan di 1 daerah sehingga tidak dapat menggambarkan efektivitas peringatan gambar berhenti merokok di Indonesia secara keseluruhan, kami berharap penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan evaluasi di tingkat nasional terkait efektivitas gambar peringatan gambar berhenti merokok tersebut. Selain itu juga, dengan adanya masukan dari masyarakat terkait cara yang paling efektif untuk memotivasi perokok agar berhenti merokok, diharapkan pemerintah dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan.

Penulis: Firas Farisi Alkaff

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada publikasi ilimiah kami di:

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32490002/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).