Pengungkapan Laporan Keberlanjutan dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Saham

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh inews.id

Dilansir dari Sustainability Reporting Awards Indonesia 2016, terdapat 120 perusahaan yang telah menerbitkan SR dan laporan tahunan (AR) sebagai laporan terpisah. Berdasarkan pengamatan peneliti melalui perusahaan yang terdaftar di BEI, perkembangan pelaporan SR di Indonesia pada tahun 2016 telah meningkat 60% dibandingkan 2012. Meskipun pengungkapan ini masih bersifat sukarela, namun jumlahnya tidak jauh berbeda dengan negara Singapura yang mewajibkan pengungkapan ini. Berdasarkan database GRI melalui situs web database.globalreporting.org, pada 2016 jumlah perusahaan Singapura yang menerbitkan SR sebanyak 35 perusahaan, sedangkan di Indonesia sebanyak 58 perusahaan. Menurut Weber et al. (2008), peningkatan perusahaan yang menerbitkan SR menunjukkan bahwa ada kesadaran yang mulai muncul dan timbul dari manfaat yang dihasilkan dalam pengungkapan SR.

Pengungkapan SR sendiri bertujuan untuk menunjukkan komitmen perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya terhadap peningkatan keberlanjutan. Masyarakat akan memberikan persepsi yang baik jika perusahaan mampu memberikan hubungan timbal balik dengan lingkungan. Tidak hanya mengikuti tren dan ingin melihat bahwa perusahaan peduli dengan lingkungan di luar entitas tetapi perusahaan juga memiliki visi dan misi yang ingin dicapai dalam membangun dan meningkatkan lingkungan dan keberlanjutan sosial. Dengan menerbitkan SR, perusahaan telah menunjukkan keseriusannya untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan, meminimalkan kesenjangan sosial, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di Indonesia, SR masih bersifat sukarela. Karena itu, tidak semua perusahaan ingin menerbitkan SR karena memerlukan biaya dan energi untuk mengaturnya.

Sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yang ditujukan kepada pihak internal dan eksternal, perusahaan harus mulai menyiapkan strategi untuk menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap para pemangku kepentingan. Khususnya pihak-pihak yang terkait dengan pengawasan melalui efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan yaitu tata kelola perusahaan. Penelitian ini memotivasi peneliti untuk melanjutkan atau meningkatkan penelitian antara lain yakni peneliti memperluas penelitian sebelumnya dengan menambahkan variabel mediasi dan jika peneliti sebelumnya hanya menggunakan beberapa sektor industri tertentu, peneliti menggunakan semua sektor.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain itu, yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016 dan telah menerbitkan laporan keberlanjutan. Peneliti menggunakan masa studi dari 2014 hingga 2016 karena perusahaan menggunakan indikator GRI G4. Penelitian ini menggunakan teknik analitik berupa analisis jalur atau analisis jalur, karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengaruh variabel intervening sebagai penghubung antara variabel dependen dan variabel independen dalam pengujian hipotesis. Peneliti menguji hipotesis menggunakan analisis jalur dengan alat statistik SPSS versi 20. Tes analisis digunakan untuk mengetahui hubungan satu set variabel baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama mekanisme GCG tidak ada yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan SR, hipotesis kedua hanya proporsi komisaris independen dan ukuran komite GCG mekanisme GCG yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja saham, hipotesis ketiga menemukan pengungkapan SR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham dan hipotesis keempat menjelaskan bahwa pengungkapan SR bukan variabel mediasi. Dapat disimpulkan bahwa peran mekanisme GCG mampu memenuhi tugas dan fungsinya dengan menggunakan kemampuan tinggi dan profesionalisme dengan integritas tinggi. Mekanisme GCG yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja saham adalah proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit, keduanya berperan sebagai pihak netral dalam perusahaan. Oleh karena itu, jumlah pengaruh yang tidak signifikan dalam penelitian ini karena ada minat terhadap internal perusahaan dan tidak dapat diintegrasikan dengan baik.

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si.,Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Nawawi, A. H. T., Agustia, D., Lusnadi, G. M., & Fauzi, H. (2020). Disclosure of Sustainability Report Mediating Good Corporate Governance Mechanism on Stock Performance. Journal of Security & Sustainability Issues, 9.http://doi.org/10.9770/jssi.2020.9.J(12)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).