Pengaruh Pengendalian Keluarga dan Kepemilikan Kelembagaan Manajemen Pendapatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Manajemen Keuangan

Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban manajemen untuk pemegang saham dan masyarakat secara umum. Lamora et al. (2014) mengungkapkan bahwa informasi pendapatan, yang merupakan bagian dari laporan keuangan, sering dimanipulasi oleh manajemen untuk memaksimalkan kepentingan pribadi mereka. Ini dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunistik ini dilakukan dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu sehingga mereka dapat mengubah jumlah laba yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Ini adalah praktik yang sering disebut sebagai manajemen laba. Konflik kepentingan dapat terjadi karena agen cenderung memprioritaskan kesejahteraannya, sementara agen mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi atau pengembalian saham. Salah satu contoh kasus manajemen laba terjadi di perusahaan Toshiba pada tahun 2015 yang melakukan penipuan senilai 1,22 miliar dolar AS sehingga mengkibatkan Toshiba merugi sebesar 8 miliar dolar AS.

Keberadaan kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan meningkatkan pengawasan sebagai optimal untuk kinerja manajemen, karena kepemilikan saham merupakan sumber daya yang dapat digunakan untuk kinerja manajemen (Malady, 2016). Investor institusi dapat melakukan pemantauan dan bertindak sebagai pengekangan terhadap perilaku oportunistik oleh manajer, yang dapat membantu mengurangi biaya agensi perusahaan dan juga menjadi pengganti utang jika lembaga dapat memantau aktivitas manajerial dengan biaya rendah.

Kontrol keluarga adalah situasi di mana semua anggota keluarga terlibat langsung baik dalam posisi manajemen puncak dan direktur. Perusahaan dengan kontrol keluarga cenderung memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kontrol keluarga. Hirarki dan birokrasi yang pendek membuat perusahaan lebih cepat dalam proses pengambilan keputusan dan lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan dunia bisnis. Di sisi lain, perusahaan dengan kontrol keluarga memiliki kompleksitas yang lebih tinggi Hirarki dan birokrasi yang pendek membuat perusahaan lebih cepat dalam proses pengambilan keputusan dan lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan dunia bisnis. Di sisi lain, perusahaan dengan kontrol keluarga memiliki kompleksitas yang lebih tinggi. Keberadaan keluarga di kursi manajemen puncak memberi keluarga kesempatan lebih besar untuk melakukan praktik oportunistik, dan membuat keputusan yang akan memberikan manfaat hanya bagi pihak tertentu, khususnya keluarga. Semakin besar kendali keluarga terhadap perusahaan, semakin besar kemungkinan manajemen pendapatan. Keberadaan keluarga yang melayani dalam manajemen, yaitu pada posisi dewan komisaris dan dewan direksi, akan memudahkan anggota keluarga untuk memenuhi harapan mereka dalam menghasilkan laba pribadi dengan mengelola laba perusahaan.

Investor institusi dianggap lebih berpengalaman dalam mendeteksi kesalahan daripada investor individu. Malady (2016) menyimpulkan bahwa investor institusional yang bertindak sebagai investor canggih memiliki kekuatan untuk menekan manajemen untuk lebih fokus pada kinerja perusahaan dan mengurangi perilaku oportunistik yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Alzoubi (2016) menemukan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif pada manajemen laba. Ini menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan, semakin kecil tingkat manajemen laba yang terjadi pada perusahaan tersebut. Investor institusi akan lebih aktif memantau kegiatan perusahaan tempat mereka berinvestasi sebagai konsekuensi dari jumlah kekayaan yang mereka investasikan di perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2016. Sampel yang digunakan adalah 665 data perusahaan yang dikumpulkan secara purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, sedangkan tipe datanya adalah data sekunder yang diolah dengan perangkat lunak pengolah data SPSS 20.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol keluarga di perusahaan memiliki efek positif pada praktik manajemen laba. Keberadaan kontrol keluarga dalam suatu perusahaan akan meningkatkan asimetri informasi yang memungkinkan keluarga untuk mengendalikan perusahaan sesuai dengan minat mereka dan, melalui sarana seperti manajemen pendapatan, terhadap kepentingan pihak-pihak yang bukan keluarga. Selain itu, kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Keberadaan investor institusional akan meningkatkan pemantauan kegiatan manajemen dan akan menekan manajemen untuk lebih fokus pada kinerja perusahaan, mengurangi perilaku oportunistik manajemen yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, dan dengan demikian mengurangi manajemen laba.

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si.,Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Fatma, Keri Zuroida. &Agustia, D. (2019). The Influence of Family Control and Institutional Ownership of Profit Management. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 9(8), 93-107. https://www.ijicc.net/index.php/ijicc-editions/2019/130-vol-9-iss-8

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).