Rancangan Sistem Informasi Pengelolaan Dana Kas Masjid

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Republika

Organisasi keagamaan memainkan peran penting dalam masyarakat dan dalam operasionalnya cenderung mengelola proporsi sumber daya manusia dan keuangan yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Masjid Al Irsyad Surabaya yang menjadi subjek penelitian. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk merancang system informasi pengelolaan dana keuangan (uang tunai) atau penerimaan kas untuk meningkatkan loyalitas masjid kepada para pemangku kepentingan. Hal tersebut tercermin dalam aktivitas penghitungan jumlah penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang dihitung ulang setiap hari Kamis dan akhir bulan secara manual dan dilaporkan kepada masyarakat atau jamaah setiap hari Jumat di papan pengumuman masjid. 

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari observasi dan wawancara dengan pejabat masjid yang terlibat dalam operasi Masjid Al Irsyad Surabaya, seperti data profil organisasi, penerimaan kas, dan data pencairan bersama dengan dokumen pendukung. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari studi literature yang berhubungan dengan topik ini. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan meliputi: survei pendahuluan dimana peneliti bertemu dengan pengelola masjid, kemudian tahapan selanjutnya adalah survei lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu: observasi dengan mengamati penerimaan dan pengeluaran kas dan sistem pencatatan, serta sistem pelaporan yang ada. Kemudian melakukan wawancara dengan Ketua, Wakil Ketua, dan Bendahara Masjid Al Irsyad. Dan yang terakhir memperoleh data dokumentasi dengan mengumpulkan dokumen internal organisasi, termasuk bukti transaksi, catatan pendukung, buku donasi, penerimaan donasi, dan laporan kas dan bank. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut kemudian dipelajari dan dianalisis untuk memahami situasi dan kondisi tentang objek yang diteliti.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem penerimaan kas di Masjid Al Irsyad dibagi menjadi tiga kegiatan. Pertama, sistem penerimaan kas melalui bendahara penerimaan yang diterima langsung oleh bendahara dapat berupa sumbangan dari donor atau kotak infaq. Setiap donor yang ingin menyumbang dapat bertemu langsung dengan bendahara Masjid Al Irsyad. Penerimaan melalui kotak infaq akan dibuka dan dihitung oleh dua orang, yaitu bendahara dan salah satu pengurus masjid Al Irsyad. Setiap penerimaan dana akan dicatat dalam buku donor, dan dana akan disediakan oleh bendahara. Meskipun terdapat sistem pembayaran tunai di masjid Al Irsyad, ada kebijakan bahwa setiap penerimaan kas harus dibayar sebelum digunakan.

Kedua, sistem yang berjalan di masjid Al Irsyad saat ini hanya menghasilkan uang tunai dan laporan bank. Laporan ini tidak memadai, menyebabkan dewan masjid mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, terutama mengenai kontrol arus kas. Masjid Al Irsyad sering menderita karena kurangnya dana yang disebabkan oleh arus kas negatif yang lebih besar dari pendapatannya.

Ketiga, sistem penerimaan kas melalui bank. Donatur dapat mengirim dana ke masjid Al Irsyad melalui transfer ke akun masjid Al Irsyad. Wakil ketua akan menerima konfirmasi dari donor dan memberi tahu bendahara sehingga dia dapat memverifikasi sumbangan tersebut. Jika dana diterima dari donor permanen, maka wakil ketua akan memberi tahu para kolektor donor terlebih dahulu untuk membuat catatan dalam buku donor.

Dari hasil temuan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masalah yang terjadi pada sistem saat ini. Masalah utama di dalamnya adalah tidak tersedianya laporan keuangan yang memadai sehingga dewan pengurus masjid kesulitan dalam mengambil keputusan, terutama menyangkut pengendalian arus kas. Akibatnya, masjid Al Irsyad sering menderita karena kurangnya dana yang disebabkan oleh arus kas negatif yang lebih besar dari pendapatannya.

Oleh karena itu, penelitian ini memberikan solusi dengan mengusulkan perancangan model sistem informasi keuangan yang terdiri dari tiga subsistem input. Pertama, sistem informasi akuntansi yang mengumpulkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan bukti jurnal, serta laporan keuangan. Kedua, subsistem audit internal yang membantu manajemen dalam menganalisis, memeriksa, dan mengevaluasi kegiatan dan prosedur secara independen dan objektif. Dan akhirnya, sebuah subsistem intelijen keuangan yang dapat memberikan informasi kepada administrator masjid tentang investasi ideal untuk bekerja dengan organisasi lain. Desain model Sistem Informasi Keuangan dilengkapi dengan Database Management System (DBMS) yang dapat menghasilkan informasi keuangan yang lebih akurat dan andal.

Pada akhirnya, diharapkan desain model Sistem Informasi Keuangan dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen masjid berdasarkan tiga subsistem output. Pertama, subsistem peramalan dapat membantu dalam memilih antara membuat program baru dan melanjutkan program yang ada berdasarkan laporan peramalan program. Kedua, subsistem manajemen dana dapat menginformasikan kelompok penerimaan dan pengeluaran masing-masing program berdasarkan laporan kegiatan. Ketiga, subsistem kontrol memungkinkan pengguna sistem untuk melaporkan biaya yang direncanakan dan membandingkannya dengan biaya aktual pada setiap program atau kegiatan menggunakan laporan realisasi anggaran.

Oleh: A A Gde Satia Utama dan Rafli Farid Basamalah

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Informasi terkait penelitian tersebut dapat secara lengkap dilihat dan diunduh pada laman website sebagai berikut: https://www.ijicc.net/index.php/ijicc-editions/2019/127-vol-9-iss-5 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).