Efisiensi Metode BCC pada Reksa Dana Saham Syariah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh voa-Islam

Penurunan kinerja reksa dana konvensional merupakan peluang reksa dana syariah untuk tumbuh. Dalam dekade terakhir, terdapat tren yang berkembang di dunia Muslim dalam penerapan hukum Islam (syariah), termasuk kegiatan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat efisiensi reksa dana saham syariah dengan metode BCC DEA.

Data Envelopment Analysis (DEA) dikembangkan sebagai model dalam pengukuran tingkat kinerja atau produktivitas dari sekelompok unit organisasi. Terdapat dua metode yang digunkan dalam pendekatan DEA yakni model Constant Return to Scale (CRS) atau dengan nama lain CCR yang dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978 dan model Variable Return to Scale (VRS) atau dengan nama lain BCC yang dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper pada tahun 1984.

Efisiensi Reksa Dana Saham Syariah di Indonesia

Nilai Efisiensi Reksa Dana Saham Syariah di Indonesia periode 2012-2015, diketahui tiga reksa dana yang mencatat nilai efisien selama empat tahun berturut-turut, yaitu BNP Paribas Pesona Syariah (BNPPPS), Danareksa Indeks Syariah (DIS) dan reksa dana Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA). Kemudian diikuti oleh reksa dana Cipta Syariah Equity (CSE) dengan efisiensi rata-rata selama empat tahun 98,12%. Di peringkat ketiga adalah reksa dana TRIM Syariah Saham (TRIMSS) dengan efisiensi rata-rata 89,05%. Kemudian, diikuti oleh reksadana Batavia Sharia Fund Shares (BDSS) reksa dana dengan nilai efisiensi rata-rata yaitu sebesar 88,25%. Di peringkat berikutnya, ada reksa dana CIMB-Principal Islamic Growth Syariah (CIMBPIE) dengan nilai efisiensi rata-rata selama empat tahun 79,15%. Reksa Dana PNMES dengan nilai efisiensi rata-rata 60,70% berada di peringkat keenam. Penelitian ini menjelaskan bahwa nilai input dan output reksa dana saham syariah di Indonesia berfluktuasi setiap tahun.

Fluktuasi nilai input efisiensi reksa dana saham syariah berasal dari standar deviasi, rasio RBMI dan rasio RBBK. Namun, fluktuasi tertinggi berasal dari nilai standar deviasi karena standar deviasi merupakan salah satu indikator risiko yang terkait erat dengan pengembalian. Return, yang dalam penelitian ini berupa return tahunan, juga terkait dengan komposisi portofolio reksa dana saham syariah. Sebagian besar komposisi portofolio reksa dana saham syariah adalah keamanan ekuitas di mana efek ekuitas sangat volatile dalam pergerakannya. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa standar deviasi reksa dana saham syariah memiliki fluktuasi yang tinggi.

Begitu juga dengan rasio PATR yang terkait dengan perubahan jumlah dana yang dikelola dan pengembalian tahunan, Setelah diketahui efisiensi relatif reksa dana saham syariah di Indonesia pada 2012-2015 diketahui, uji Kruskal-Wallis dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan efisiensi yang secara signifikan dicapai oleh reksa dana saham syariah. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis, diketahui bahwa efisiensi reksadana saham syariah di Indonesia untuk periode 2012-2015 terbukti memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya adalah 0,013 (<0,05).

Hasil uji Mann-Whitney Post Hoc menunjukkan kesenjangan efisiensi yang lebih rinci yang dapat dilihat melalui nilai signifikansi reksa dana yang dibandingkan. Perbedaan nilai signifikansi terjadi antara reksa dana MIAS dengan BNPPPS, CSE, DIS dan MSSA yang dapat dikatakan bahwa ada perbedaan efisiensi yang signifikan antara reksa dana ini. Demikian pula, reksadana PNMES juga memiliki perbedaan efisiensi yang signifikan dengan BNPPPS, DIS dan MSSA. Reksa dana CIMBPIE dengan BNPPPS, DIS dan MSSA juga memiliki perbedaan efisiensi yang signifikan. Dalam meningkatkan efisiensi reksadana saham syariah, diperlukan kebijakan internal di perusahaan pengelola investasi seperti pengendalian dan alokasi input secara optimal untuk mendapatkan hasil maksimal. Kontrol dan peningkatan dapat dilakukan dengan memotong sektor dalam portofolio efek ekuitas dan meminimalkan biaya yang dibebankan ke reksa dana.

Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif komparatif. Dalam mengukur efisiensi reksa dana saham syariah, perlu untuk memproses efisiensi dengan metode DEA (Data Envelopment Analysis) untuk menemukan perbatasan terbentuk dari sampel menggunakan aplikasi DEA Frontier. Kemudian, prosedur uji satu arah ANOVA (Analisis Varians) digunakan untuk menguji variabilitas pengamatan masing-masing kelompok dan antara rata-rata kelompok, dan kemudian untuk menarik kesimpulan tentang populasi rata-rata.

Ada sembilan reksa dana saham syariah yang digunakan dalam penelitian ini yang kemudian penilaian efisiensi dilakukan menggunakan analisis data envelopment. Hasil analisis efisiensi menunjukkan bahwa tiga reksa dana saham syariah, yaitu BNP Paribas Pesona Syariah, Danareksa Indeks Syariah dan Manulife Syariah Sektoral Amanah, terjadi relatif efisien dibandingkan dengan reksa dana saham syariah lainnya. Akhirnya, hasil dari uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan antara efisiensi reksadana ekuitas Islam. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa Mandiri Investa Atraktif Syariah adalah reksa dana yang paling tidak efisien dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Sementara itu, ada tiga reksa dana yang paling efisien relatif terhadap reksa dana lainnya dengan nilai efisiensi yang sama setiap tahun, yaitu BNP Paribas Pesona Syariah, Danareksa Indeks Syariah, dan Manulife Syariah Sektoral Amanah.

Penulis: Dr. Ari Prasetyo, SE., Msi.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.ijicc.net/index.php/ijicc-editions/2020/160-vol-11-iss-9

Ghazian Prasetyo Adli and Ari Prasetyo (2020). Seven Efficiency Analysis Based on the BCC Method on Sharia Equity Mutual Funds. International Journal of Innovation, Creativity and Change. 11(9), 196-209.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).