Penilaian Etis dalam Pengungkapan Skandal Akuntansi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh IAC

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik disusun dan diterapkan berdasarkan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Proses penerapan demokrasi mendapatkan kontrol masyarakat yang kuat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintahan dibentuk guna membangun serta menjaga sistem sosial dimana konsep transformasi paradigma keterbukaan berbagai program pembangunan, peningkatan kualitas pelayanan publik dan didukung pemerintahan yang bebas korupsi.Berbagai perbaikan birokrasi perlu dilakukan oleh pemerintah secara menyeluruh dalam berbagai aspek baik secara eksekutif, legislatif dan yudikatif guna menciptakan tatanan pemerintahan secara good governance dan clean governance.

Pemerintah mengusahakan terciptanya sistem pemerintahan yang bersih, bebas dari perbuatan kolusi, korupsi, dan nepotisme dengan tujuan mengurangi kesempatan penyalahgunaan segala kewenangan yang dipercayakan negara diantaranya bagi pejabat daerah serta aparat negara dalam mengelola anggaran negara.Penyalahgunaan tersebut memberikan keuntungan pribadi baik secara material maupun non material atau kerap lebih dikenal dengan istilah fraud. Skandal fraud pada penerapan tata kelola pemerintahanmenjadi salah satu perhatian dari para regulator.

Implementasi tata kelola pemerintahan yang baik diIndonesia dapat menjadi hal penting pada era reformasi. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi salah satu usaha mengurangi dampak dari krisis keuangan yang terjadi akibat adanya frauddidalam pemerintahan yang kemungkinan akan menurunkan kualitas kepercayaan publik. Auditor berperan penting dalam upaya peningkatan kinerja suatu organisasi untuk mengatasi tindakan kecurangan yang terjadi. Peran auditor sebagai whistleblower, membuat auditor harus selalu menjaga tingkat penalaran moral saat melakukan profesinya. Hal tersebut penting karena penilaian yang berkualitas dan akuntabilitas serta tidak memihak siapapun sangat dibutuhkan oleh masyarakat.Pemahaman dan penerapan nilai yang sejalan pada individu turut memberikan pengaruh guna menguatkan dasar seseorang dalam melakukan penilaian etis atau penilaian etis. Penilaian etis dibentuk dari tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh setiap auditor dalam mengidentifikasi temuan permasalahan di institusi mana pun.

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel dalam pengujian. Variabel bebas dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Ethical Sensitivity. Variabel mediasi dalam penelitian ini ditunjukkan olehpenilaian etis. Sedangkan untuk variabel terikatnya ditunjukkan oleh whistleblowing. Bagian berikutnya mendeskripsikan masing-masing variabel.Penggunaan variabel mediasi khususnya penilaian etis untuk menguji keberhasilan auditor dalam melakukan pengungkapan skandal akuntansi.

Penelitian ini menggunakan data primer yakni data yang diambil melaluikuesionerdimana sumber data diperoleh dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden auditor internal inspektorat dan badan pemeriksa keuangan tingkat provinsi yang bekerja di wilayah Provinsi Jawa Timur.Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh auditor Inspektorat Jawa Timur dan Badan Pemeriksa Keuangan. Implementasi teknik pengambilan sampel penelitian yaitu sampel jenuh, menggunakan semua anggota populasi sebanyak 100 orang.Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square (PLS).

Model yang digunakan dalam penelitain ini adalah model kausalitas atau pengaruh pengaruh antar variabel penelitian.Model PLS digunakan atas beberapa pertimbangan, antara lain: model yang digunakan adalah pengaruh kausalitas antara variabel independen dan dependen apabila salah satu variabel atau keduanya memiliki satu atau lebih indikator dan benar-benar mengukur variabel bukan indikator.Uji outer model (measurement model), digunakan untuk mengukur indikator reflektif dan formatif. Penelitian ini hanya memakai indikator yang bersifat reflektif. Indikator reflektif didasarkan pada faktor loading. Faktor loading > 0,70 sangat direkomendasikan, namun demikian nilai faktor loading 0,50-0,60 dianggap cukup.

Hasil penelitian ini adalah pengujian dan analisis yang menunjukkan bahwa ada pengaruh ethical sensitivity dengan penilaian etisyang ditunjukkan secara positif dan signifikan.Sikap dan pola pikir selama kecurangan berkaitan dengan dirinya dan menimbulkan kerugian atau masalah pada invidu tersebut maka cendeung memperdulikan adanya penerapan sistem pelaporan kecurangan tersebut. Sikap individu yang cenderung mengabaikan didorong oleh minimnya perhatian serta pengakuan maupun penghargaan yang diperoleh auditor dalam organisasi tersebut sehingga cenderung merespon dan minim untuk menanggapi berbagai hal yang berada pada ranah tugas pekerjaan terkait kasus yang ditangani.Penelitian ini juga menemukan bahwa penilaian etismemacuwhistleblowing. Proses individu melakukan penilaian etis akan berdampak pada setiap tindakan dan keputusan yang diambil sehingga lebih peka untuk mengungkap tindakan penyelewengan dari berbagai kasus yang ditangani, diperiksa atau diselidiki.

Penulis: Erina Sudaryati dan Silfia Herlina

Link jurnal terkait tulisan di atas: https://jamal.ub.ac.id/index.php/jamal

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).