Pentingnya Menjaga Kesehatan Jiwa untuk Hadapi Era New Normal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Masyarakat saat ini tengah dikejutkan dengan munculnya pandemi Covid–19. Meskipun banyak berita tidak benar menyebar di kalangan masyarakat, akan tetapi pandemi ini merupakan kejadian yang nyata yang tidak boleh disepelekan. Dalam waktu dekat pemerintah akan menerapkan era new normal, di mana masyarakat dituntut untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Rasa cemas dan takut tentunya menghampiri masyarakat saat ini. Terlebih lagi angka pasien positif yang semakin bertambah banyak hari demi hari.

Menghadapi era new normal tentu harus dibarengi dengan kesehatan jiwa yang paripurna agar bisa beradaptasi dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jiwa merupakan sesuatu utama yang menjadi sumber tenaga dan semangat, berada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup.

Prof. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp.,M.Kes. yang merupakan wakil dekan III Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) pada web seminar (Webinar) yang diadakan oleh FKp UNAIR pada Selasa (2/6/2020) mengatakan bahwa meskipun pandemi Covid – 19 tengah mengguncang dunia akan tetapi kehidupan harus tetap berjalan. “Kita kan harus tetap hidup walaupun pandemi Covid – 19 berjalan sangat luar biasa,” ujarnya.

Membangun konsep hidup merupakan hal terpenting dalam kesehatan jiwa. Perilaku masyarakat merupakan manifestasi dari kondisi jiwa masyarakat itu sendiri. Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan dan dirasakan.

Prof. Yusuf memaparkan bahwa pandemi yang terjadi saat ini menjadi stresor yang sangat komprehensif. “Penularan virus yang masif, menyeluruh, progresif, mematikan, serentak dari negara satu ke negara lainnya. Ini yang menyebabkan virus ini (Covid–19, Red) menjadi stresor yang komprehensif meliputi semua bidang kehidupan,” jelasnya.

Prof. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp.,M.Kes. wakil dekan III FKp UNAIR

Masyarakat adaptif merupakan masyarakat yang sehat jiwanya. Meskipun stresor yang diterima masyarakat sangat besar, tetapi mereka bisa beradaptasi dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh penilaian masyarakat terhadap stresor itu sendiri. Penilaian inilah yang akan mempengaruhi tindakan serta perilaku yang dilakukan masyarakat.

Syukur, sabar, dan ikhlas menjadi komponen penting dalam terciptanya kesehatan jiwa. Dengan senantiasa bersyukur, bersabar, dan ikhlas akan memudahkan masyarakat untuk beradaptasi di era new normal. Bersyukur berarti menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah karunia dan pemberian Tuhan, oleh karenanya masyarakat tak akan lagi merasa cemas.

Sedangkan sabra, yaitu luas hati, tidak mudah marah, tabah, tenang dalam mengadapi masalah. Inilah sebabnya selama pandemi Covid -19 berlangsung atau bahkan saat penerapan era new normal nanti sebagai masyarakat harus menyaring informasi. “Saat ini kita benar – benar harus menyaring informasi. Saringlah apa yang kita share, dan share apa yang sudah kita saring sehingga tidak timbul informasi hoax,” ucap Prof. Yusuf.

Sedangkan ikhlas merupakan keterampilan untuk berserah diri, menyerahkan segala pikiran dan perasaan kepada Tuhan. Cara yang bisa dilakukan untuk mencerminkan perasaan ikhlas yaitu mematuhi segala anjuran yang pemerintah sampaikan.

“Ini yang membuat kita harus mematuhi segala anjuran pemerintah (Ikhlas, Red). Sudah tidak usah marah, sabar dulu. Jika kita sampai melawan itu yang jadi masalah. Ikhlas akan menjadikan seseorang menjadi patuh,” paparnya.

Prof. Yusuf menekankan kepada masyarakat untuk mengikuti arahan pemerintah. Sebab apapun yang akan terjadi nantinya, hidup harus tetap berjalan.

“Sudahlah ikuti saja, ikutin arahan yang disampaikan pemerintah. Apapun yang terjadi hidup harus tetap berjalan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).