Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii dengan Metode Apung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai  keunggulan komparatif  karena  tersedia  dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksploitasi yang relatif murah  sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif.

Rumput laut tergolong tanaman tingkat rendah, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus, tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Rumput laut juga merupakan salah satu sumberdaya pesisir yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu komoditas ekspor andalan yang permintaannya tinggi di pasar dunia, sehingga kemampuan produksinya harus terus ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan konsumen yang setiap tahunnya mengalami kekurangan. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma cottonii di wilayah perairan pantai.

Begitu tingginya permintaan rumput laut sebagai suatu komoditas ekspor maka perlu dilakukan peningkatan pula dalam pembudidayaan rumput laut. Namun keberhasilan suatu usaha budidaya rumput laut sangat tergantung faktor – faktor yang mempengaruhi baik faktor eksternal yaitu terkait pemilihan lokasi yang sesuai dengan jenis rumput laut juga faktor – faktor yang erat hubungannya dengan karakteristik lingkungan perairan setempat maupun faktor internal terkait asal thallus, bobot bibit dan jarak tanam yang digunakan. Pertumbuhan rumput laut di pengaruhi oleh berbagai faktor internal  maupun faktor eksternal.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap Lengkap yang terdiri dari satu faktor dan enam ulangan. Sedangkan perlakuan yang digunakan adalah bobot awal anakan yang berbeda, (25 gr, 50 gr, 75 gr, dan 100 gr). Penelitian ini dilakukan di perairan Kabupaten Lamawalang, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Teknik analisis data menggunakan ANOVA satu arah (satu faktor) dengan tingkat Uji Beda Nyata Terkecil sebesar 5%.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2019. Pengambilan sampel rumput laut di Perairan Kecamatan Lamawalang, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Alat yang digunakan adalah Perahu, Bambu dengan panjang 5 meter sebanyak 2 lonjor, Bambu dengan panjang 2,5 meter sebanyak 2 lonjor, Tali plastic monofilamen dengan ukuran 2,5 × 5 m², Besi dengan panjang 0,5 meter sebanyak 3 lonjor, Satu  lonjor besi yang panjanya 4 meter sebagai rambu di laut ini untuk metode jaring apung. Bahan Rumput laut jenis Eucheuma Cottonii dengan berat bibit 25 gram, 50 gram, 75 gram, 100 gram.

Penulis : Wahyu Isroni

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012132

W Isroni, A S Bahri, A A Amin. 2020. The Effect of Using The Initial Weight of Seedlings by The Floating Method on The Percentage of Daily Growth of Seaweed Eucheuma Cottonii. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 441, 2nd International Conference on Fisheries and Marine Science 26 September 2019, Surabaya, Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).