Sistem Skor Sederhana dan Novel untuk Memprediksi PJK Berat dan Indikasi Bedah Bypass

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyakit jantung koroner. (Sumber: Halodoc)

Penyakit jantung koroner (PJK) yang berat dapat  berakibat fatal jika  tidak terdiagnosis dan tidak ditangani dengan tepat. PJK ini dapat berkembang menjadi serangan jantung koroner akut, gagal jantung atau sumbatan  total arteri koroner kronik. Oleh karena itu, deteksi dini PJK yang parah sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas Beberapa pemeriksaan dapat digunakan untuk menilai  tingkat keparahan PJK. Namun, sebagian besar membutuhkan teknologi canggih seperti CT scan arteri koroner atau angiografi  koroner sebagai  standar baku  emas diagnosis PJK.

Di negara-negara berkembang, penapisan PJK menggunakan pencitraan CT atau angiografi  koroner masih terbatas apalagi bila dilakukan di fasilitas kesehatan primer. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pemeriksaan sederhana, mudah, andal, obyektif, dan bersifat kuantitatif untuk penapisan awal, mengidentifikasi stratifikasi dan memodifikasi faktor risiko dan penanganan.

Beberapa sistem penilaian yang melibatkan faktor risiko utama, seperti European SCORE dan Framingham risk score (FRS), telah dikembangkan untuk menilai risiko PJK. Framingham risk score adalah skor yang paling banyak digunakan dan memprediksi risiko kejadian kardiovaskular dalam 10 tahun. Namun, skor ini tidak dapat menilai tingkat keparahan PJK. Karena banyak dan rumitnya  variabel yang dinilai , FRS dan  European  SCORE dianggap tidak praktis dipakai sehari-hari oleh para  dokter di fasilitas kesehatan primer. Oleh karena itu, penilaian dengan sistem skor  seperti CHADS2, CHA2DS2-VASc dan CHA2DS2-VASc-HSF, dapat menjadi alternatif yang lebih baik dan mudah diterapkan oleh dokter tanpa biaya tambahan.

Sebelumnya, skor  CHADS2 dan CHA2DS2-VASc digunakan untuk menilai secara  cepat dan sangat praktis risiko tromboemboli pada kejadian  stroke. Skor CHADS terdiri dari variabel Congestive heart failure, Hypertension, Age, Diabetes, Stroke/ Congestive heart failure, Hypertension, Age, Diabetes, Stroke, atau CHA2DS2-VASc terdiri dari variabel pada CHADS  ditambah variabel Vascular, Age, Sex.  Pengembangan skor CHADS2 menjadi  CHA2DS2-VASc terbukti memiliki kekuatan prediksi yang lebih baik mengenai mortalitas jangka panjang pasien dengan PJK yang berat. Pada penelitian lain menunjukkan bahwa CHA2DS2-VASc memiliki kemampuan memprediksi PJK berat yang dinilai dengan skor SYNTAX.

Pada penelitian ini kami mengembangkan skor CHA2DS2-VASc dengan menambahkan variabel HSF yang meliputi Hyperlidemia, Smoker dan Family history of CAD. Hipotesis kami  CHA2DS2-VASc-HSF memiliki kekuatan prediksi untuk PJK yang berat dan indikasi dilakukan tindakan bedah bypass arteri koroner . Selain itu, kami membandingkan antara nilai prediktif  CHA2DS2-VASc-HSF dengan skor CHA2DS2 dan CHA2DS2-VASc.

Sebanyak 210 pasien menjalani angiografi koroner secara elektif dilibatkan dalam penelitian ini. Data untuk menghitung skor CHA2DS2, CHA2DS2-VASc, dan CHA2DS2-VASc-HSF diperoleh dari rekam medis tiap subyek di rumah sakit.  PJK yang berat  ditentukan dengan menggunakan skor Gensini lebih 20. Skor Gensini ditentukan dari  derajat dan lokasi sumbatan arteri koroner. Analisis data kami menunjukkan skor CHA2DS2-VASc-HSF terbukti meningkatkan nilai prediktif dengan sensitivitas 85,2% dan spesifisitas 57,5% untuk PJK yang berat dan lebih baik dibandingkan dengan CHADS2 dan CHA2DS2-VASc.

Dengan hasil ini membuktikan bahwa skor CHA2DS2-VASc-HSF merupakan metode penilaian yang baik dan mudah digunakan oleh dokter untuk menapis pasien PJK yang  berat, yang memerlukan rujukan untuk penanganan lebih lanjut. Untuk memprediksi indikasi bedah bypass arteri koroner, penelitian ini juga menunjukkan bahwa CHA2DS2-VASc-HSF mampu memprediksi kemungkinan indikasi bedah bypass dengan sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 70%.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa prediksi indikasi bedah bypass arteri koroner dapat dilakukan dengan menggunakan skor GRACE. Namun, sensitivitas dan spesifisitas untuk memprediksi indikasi bedah bypass arteri koroner hanya kurang 70% . Berdasar hasil penelitian ini, dapat  disimpulkan bahwa CHA2DS2-VASc-HSF lebih unggul dibanding  metode penilaian sebelumnya untuk memprediksi PJK  yang berat dan indikasi  bedah  bypass arteri koroner. (*)

Penulis : Andrianto

Tautan : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012195/meta

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).