Studi Pembenihan Teripang Pasir

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tajuk Perikanan

Teripang pasir merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan atau kadar nutrisinya yang tinggi. Kandungan gizi teripang pasir dalam kondisi segar terdiri dari protein sebanyak 76,64%, lemak 4,16%, kadar air 87,03%, kadar abu 14,34% dan karbohidrat 4,93%. Kandungan bioaktif atau metabolit sekunder pada teripang pasir diantaranya steroid, sapogenin, saponin, triterpene glycoside, glycosaminoglycan, lectin, phenols dan  flavonoid.

Metode yang diperlukan dalam pembenihan teripang dimulai dengan kelengkapan sarana. Sarana yang diperlukan untuk pembenihan teripang terdiri dari beberapa buah bak sebagai tempat penampungan induk pemeliharaan larva, kultur larva dan kultur plankton. Bak-bak ini dibuat dengan beton. Beberapa sarana lain yang diperlukan adalah sebagai berikut:saringan pasir untuk menyaring air laut agar betul-betul bersih.Bak penampungan air yang dilengakapi dengan saringan pasir. Ukuran bak disesuaikan dengan kebutuhan air laut untuk penggantian air pada seluruh unit pembenihan. Penempatan bak diatur supaya gravitasi bisa menyalurkan air dari satu bak ke bak lainnya.Pipa penyalur air yang dilengkapi dengan beberapa saringan berbagai ukuran.Bak penampungan induk, bak pemliharaan larva, bak pemeliharaan juvenil dan bak plankton.

Tahap selanjutnya adalah seleksi induk teripang yang biasanya diperoleh dari tangkapan alam. Pengumpulan calon induk teripang dari laut dapat dilakukan dengan penyelaman pada siang hari. Apabila dilakukan pada malam hari, harus dibantu dengan alat penerang berupa obor atau lampu patromak. Dengan cara ini, induk teripang dapat diambil langsung dengan tangan. Pada perairan yang agak dalam, induk teripang dapat diambil dari atas perahu dengan bantuan alat semacam tombak bermata dua yang tumpul. Induk yang telah di seleksi, dipelihara dalam kurungan tancap di laut atau di kolam air laut.

Metode selanjutnya adalah proses pemijahan teripang yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara alami dengan pembedahan, perangsangan dengan temperatur dan perangsangan dengan penyemprotan air.Pemijahan alami yaitu setelah mengalami matang gonad penuh, induk teripang yang dipelihara di bak pemijahan biasanya akan memijah secara alami tanpa adanya rangsangan buatan. Pemijahan akan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00-23.00. Induk jantan akan mengeluarkan sperma terlebih dahulu yang akan merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur. Kurun waktu pemijahan biasanya berlangsung antara 20-60 menit. Setelah induk betina selesai bertelur, segera induk dipindahkan ke tempat lain.Pemijahan dengan pembedahan yaitu metode pembedahan dapat dilakukan dengan cara menggunting bagian bawah teripang mulai dari anus hingga kedepan. Dalam pembelahan gonad ini apabila tidak didapatkan kantong telur, berarti teripang tersebut jantan. Gonad jantan (testis) juga dipotong menjadi beberapa bagian sehingga sperma keluar dan ditampung di dalam wadah lain yang berisi air laut. Kemudian secara pelan-pelan wadah yang berisi sperma dituangkan kedalam wadah yang berisi telur sambil diaduk secara perlahan, lalu didiamkan. Sehingga terjadi pembuahan. Telur yang terbuahi akan mengendap didasar bak selanjutnya dipanen dengan saringan dan dipindahkan ketempat pemeliharaan larva.

Perangsangan dengan temperatur yaitu prinsip pemijahan dengan perangsangan temperatur ini adalah mengupayakan agar temperatur air naik 3-5°C dari temperatur air asal, dalam waktu selama ± 30-60 menit suhu air dinaikkan dengan cara penambahan air panas atau menggunakan alat pemanas (heater) atau dijemur terik matahari. Induk teripang ditempatkan didalam keranjang plastik yang diletakkan beberapa sentimeter di bawah permukaan air. Perlakuan ini dilakukan pada siang hari. Pada sore harinya induk dimasukkan ke bak pemijahan dan selanjutnya induk teripang akan memperlihatkan perilaku pemijahan yang ditandai dengan tubuh menggeliat dan muncul dipermukaan sambil bertumpu di dinding bak. Induk jantan akan mengeluarkan sperma yang berwarna putih dan terlihat seperti asap di dalam air, selang waktu 0,5 hingga dua jam berikutnya induk betina akan mengeluarkan telurnya. Cara ini memberikan hasil lebih baik yakni dengan tingkat penetasan mencapai 90-95%.

Perangsangan dengan penyemprotan air yaitu setelah induk dipelihara selama 2-4 hari pada bak pemeliharaan, maka induk diberikan perlakuan pada sore hari biasanya dimulai pada pukul 17.00. Pertama-tama induk teripang yang akan dipijahkan dikeluarkan dari bak dan diletakkan ditempat yang kering selama 0,5-1 jam. Semprotan air laut yang bertekanan tinggi selama 5-10 menit, lalu induk dimasukkan kembali ke dalam bak pemijahan. Sekitar 1,5-2 jam kemudian induk akan mulai menggerakkan badannya ke dinding. Biasanya induk jantan akan memijah yang kemudian disusul induk-induk betina 30 menit kemudian. Prosentase keberhasilan cara ini mencapai 95-100%.

Penulis: Kustiawan Tri Pursetyo

Department of Marine, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga, Mulyorejo Street, Surabaya 60115, Indonesia

Informasi detail daririsetinidapatdilihatpadatulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012054

The effect of concrete tanks for the breeding technique of the sand sea cucumber (Holothuria scabra)

D A N Sitoresmi and K T Pursetyo

IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 441

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).