Pengelolaan dan Pembinaan Karyawan Dilihat dari Aspek Self-Efficacy

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh kompasiana com

Penurunan kinerja yang terjadi pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk menunjukkan bahwa perusahaan perlu segera melakukan perubahan untuk dapat memperbaiki kinerja karyawan. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih maksimal. Pembinaan dan pengelolaan karyawan di perusahaan diperlukan karena masing -masing karyawan memiliki latar belakang yang berbeda dari segi pendidikan maupun pengalaman kerja sehingga tingkat kemampuan yang dimiliki karyawan dalam menjalankan tugas juga berbeda. Perbedaan tersebut, dilihat dari aspek psikologis, menyebabkan self-efficacy karyawan dalam menyelesaikan suatu tugas dapat berbeda-beda. 

Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa masih terdapat banyak karyawan yang kurang menjaga komitmen untuk berkontribusi positif pada perusahaan, terutama di Divisi Pengadaan. Divisi pengadaan merupakan salah satu divisi yang memiliki peran besar dalam produktivitas PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Oleh karena itu, perusahaan memberikan timbal balik yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Namun kenyataannya, timbal balik berupa gaji dan fasilitas berlebih yang telah diberikan kepada karyawan di Divisi Pengadaan tidak otomatis membuat karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. 

Self-efficacy dapat didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengatur dan melaksanakan suatu tugas dalam rangka mencapai tujuan. Self-efficacy tidak berkaitan dengan keterampilan individu tetapi merupakan penilaian subyektif dari individu tentang apa yang bisa dia dilakukan dengan keterampilan yang dimilikinya.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tsai (2011), ada pengaruh positif yang signifikan dari self- efficacy terhadap komitmen organisasional karyawan. Hal ini dapat terjadi karena karyawan yang memiliki self-efficacy tinggi lebih dapat menerima tujuan dan nilai-nilai yang ada di organisasi. Hal ini berbeda dengan karyawan yang memiliki self-efficacy rendah dan berpotensi menolak nilai-nilai dan tujuan organisasi. Oleh karena itu, peningkatan komitmen organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan self-efficacy, salah satunya dengan mengembangkan kemampuan karyawan. 

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, self efficacy berpengaruh langsung secara signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Kedua Self efficacy berpengaruh terhadap komitmen organisasional karyawan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk dengan menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. 

Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket sebagai metode pengumpulan data. Sehingga penelitian ini menggunakan direct approach dengan cara melakukan survei secara langsung yaitu tatap muka kepada responden. Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert yang memiliki lima alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (Rr), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). 

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini adalah: self- efficacy berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki rasa yakin terhadap kemampuannya ketika melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dihadapi akan terus memiliki keinginan untuk bertahan di perusahaan. Sedangkan pada karyawan yang tidak memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki, biasanya akan timbul keinginan untuk meninggalkan perusahaan. Hipotesis kedua juga terbukti bahwa self-efficacy berpengaruh terhadap komitmen organisasional karyawan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk dengan menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel intervening, sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat diterima. Hal ini dikarenakan semua koefisien langsung yang dihasilkan adalah signifikan. 

Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan rekomendasi oleh jajaran manajemen perusahaan dalam meningkatkan komitmen organisasional karyawan melalui pengembangan aspek self-efficacy. Perusahaan tentu membutuhkan karyawan yang memiliki self-efficacy tinggi karena karyawan dengan self-efficacy tinggi memiliki rasa yakin dan percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas yang dihadapi sehingga dapat mengatasi rintangan dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 

Penulis: Prof. Dr. Anis Eliyana, S.E., M.Si. 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:  http:// http://www.sysrevpharm.org//?mno=98612 

Agus Syabarudin, Anis Eliyana and Janathun Naimah (2020), Does employees’ self-efficacy drive  their organizational commitment, Systematic Review Pharmacy, 11(4): 135-141; 

http://dx.doi.org/10.31838/srp.2020.4.21

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).