Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pengisian Buku KIA oleh Ibu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh okezone news

Pertumbuhan dan perkembangan 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas karena pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan janin dan bayi berjalan sangat pesat sehingga diperlukan asupan gizi dan stimulasi yang sesuai untuk tumbuh dan kembang optimal, tetapi apabila janin dan bayi pada masa ini tidak memperoleh asupan gizi sesuai kebutuhan dan stimulasi, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin  dan bayi, baik pada saat dalam kandungan maupun masa selanjutnya. Stimulasi yang tepat akan merangsang otak anak bawah lima tahun terutama anak bawah tiga tahun (Batita) sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada Batita berlangsung optimal sesuai umur. Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh penduduk Indonesia, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai sesuai tumbuh kembangnya. Salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan anak adalah ketidaktahuan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak, maka dari itu diperlukan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai anak Batita untuk bagaimana menjaga kesehatan anak dan cara pemantauan perkembangan.

Saat ini, terdapat sarana mudah yang dapat digunakan orang tua atau pengasuh anak untuk memberikan stimulasi sesuai dengan umur anak, sarana berupa media Buku KIA (Kesehatan Ibu Anak) yang didalamnya berisi tentang panduan memantau dan melakukan pemantauan tumbuh kembang anak mulai lahir sampai usia 6 tahun. Penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan melihat Buku KIA yang di acak secara random di salah satu wilayah kerja Puskesmas, didapatkan pada bagian pemantauan tumbuh kembang anak Buku KIA tidak ada satupun pengisian pemantauan tumbuh kembang yang diisi dengan lengkap dan benar oleh petugas dan sebagian besar pemantauan pertumbuhan melalui KMS berhenti atau tidak dipantau kembali setelah anak mendapatkan imunisasi campak, sedang pemantauan perkembangan tidak ada kosong tidak diisi. Fenomena tersebutlah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian mengenai hal keterlibatan orang tua dalam pemantauan perkembangan anak melalui penggunaan Buku KIA.

Kami melakukan penelitian dengan melakukan penyuluhan pada ibu-ibu yang mempunyai anak Batita di pulau Bawean, Gresik, kemudian kami analisis pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pengisian Buku KIA terhadap stimulasi  dan perkembangan pada anak usia 0-3 tahun selama 3 bulan. Sebanyak 60 ibu-ibu yang mempunyai anak Batita mengikuti penelitian ini dan kami bagi menjadi 2 kelompok, yakni satu kelompok perlakuan yang kami berikan penyuluhan tentang pengisian buku KIA dan cara stimulasi untuk perkembangan anak usia Batita dengan buku KIA dan satu lagi kelompok kontrol yang tidak kami berikan penyuluhan, yang masing-masing berisi 30 ibu yang mempunyai Batita.

Didapatkan  hasil penelitian pada usia ibu rata-rata hampir seluruhnya berusia produktif yaitu 26-35 tahun dengan jumlah anak rata-rata 1-3 anak, pendidikan ibu pada kelompok kontrol 43,3% lebih banyak berpendidikan Perguruan Tinggi daripada kelompok perlakuan, sebagian besar ibu adalah tidak bekerja baik perlakuan atau kontrol serta pengasuhan anak langsung dipegang oleh ibu, sedangkan anak Batita sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan bergizi baik baik pada kelompok perlakuan atau kontrol. Stimulasi untuk perkembangan Batita yang diberikan oleh ibu-ibu selama 3 bulan sama sama meningkat baik pada kelompok perlakuan dan kontrol, tetapi pada kelompok kontrol menunjukkan tren penurunan dari bulan ke-1, ke-2, dan ke-3, hal ini mebuktikan bahwa pemberian penyuluhan kesehatan kepada ibu ternyata memberikan pengaruh terhadap stimulasi yang diberikan setiap bulannya. Perkembangan anak selama 3 bulan selama pemantauan mengalami perubahan baik kelompok perlakuan atau kontrol, tetapi yang lebih terlihat perubahan pada proses perkembangan meragukan menjadi perkembangan sesuai pada kelompok perlakuan, sedangkan kelompok kontrol terlihat lebih sedikit perubahan.

Kesimpulannya bahwa pemberian penyuluhan kesehatan belum mencapai optimal terhadap stimulasi yang diberikan oleh ibu, tetapi ada peningkatan lebih baik setiap bulannya dalam pemberian stimulasi pada anak. Sedangkan perkembangan anak ada perubahan lebih baik yaitu kategori perkembangan sesuai menurut umur anak pada intervensi bulan ketiga.

Penulis:  Dr Irwanto,dr SpA(K)

Disarikan dari artikel dengan judul: “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pengisian buku KIA oleh ibu terhadap stimulasi dan perkembangan anak usia 0-3 tahun di Puskesmas Tambak Pulau Bawean-Gresik” yang diterbitkan di Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 2 April 2019: 73–80

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1973

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).