Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk Memonitor Perkembangan Anak Balita

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh halodoc

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa bawah lima tahun (balita), karena pada masa ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Angka kejadian keterlambatan perkembangan anak secara umum sekitar 10% anak-anak di seluruh dunia, sedangkan data gangguan perkembangan anak di Indonesia sendiri masih cukup tinggi berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Sebanyak 16% anak balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak derajat ringan sampai berat. Sebanyak 5–10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan namun penyebab keterlambatan belum diketahui dengan pasti. Keterlambatan perkembangan anak tersebut tidak terdeteksi tanpa alat deteksi perkembangan anak (skrining) sebanyak 70% anak, Pada tahun 2015 pemerintah telah menerbitkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berisi ceklis perkembangan anak yang bisa dipakai oleh orang tua sendiri untuk menilai perkembangan anaknya normal atau tidak.

Buku KIA merupakan buku yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, berisi informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh kembang balita. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional 2016, 81,5 persen ibu hamil memiliki buku KIA, tetapi hanya 60,5 persen yang bisa menunjukkannya. Itu pun dengan tingkat keterisian paling banyak pada pelayanan kesehatan pada masa kehamilan dan bayi baru lahir. 

Kami ingin mengetahui seberapa valid Buku KIA untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan anak balita sehingga buku KIA tersebut dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk memonitor perkembangan anak balita secara mandiri dan masyarakat tidak ragu lagi menggunakan buku KIA. Penelitian yang kami lakukan pada bulan Maret sampai Mei 2018 di Surabaya dengan melibatkan anak berusia 3-72 bulan, yang datang ke Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Penilaian Buku KIA tersebut kita bandingkan dengan Kusioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang digunakan oleh Puskesmas untuk menilai perkembangan anak juga.

Sebanyak 400 anak ikut dalam penelitian ini, dengan hasil menunjukkan bahwa buku KIA mempunyai sensitivitas 84.5% dan spesifitas 96.9%, yang berarti buku KIA sangat baik digunakan untuk memonitor perkembangan balita. Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau kematian. Beberapa ibu ada yang tidak memiliki buku KIA dan sebagian besar ibu yang memiliki buku KIA mengatakan bahwa mereka jarang membaca buku KIA sehingga tidak mengetahui isi buku KIA. Perkembangan adalah proses evolusi dari bayi menuju dewasa yang mandiri dan berhubungan dengan peningkatan kualitas serta penyempurnaan fungsi tubuh. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel, jaringan, organ dan sistem organ sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya. Definisi perkembangan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 adalah pertambahan  kemampuan, struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandiran. Pemantauan perkembangan anak balita akan sangat bermanfaat bagi keluarga dan anak balita itu senditi, apabila didapatkan penyimpangan perkembangan anaknya maka segera dibawa ke sarana kesehatan untuk dievaluasi lebih lanjut, sehingga diagnosis maupun intervensi dapat dilakukan lebih dini. Peran orang tua sangat penting untuk menonitor perkembangan anaknya sendiri dan buku KIA dapat dimanfaatkan, Buku KIA sudah lengkap, gratis dan mudah dibaca hanya pelaksanaannya yang amsih belum optimal. Kesimpulannya buku KIA valid dan sangat berguna untuk memonitor perkembangan balita oleh orang tua secara mandiri di rumah. Diperlukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan buku KIA sebagai upaya pencegahan kesakitan dan keterlambatan perkembangan anak balita.

Penulis:  Dr Irwanto,dr SpA(K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Disarikan dari artikel dengan judul: “Identification Validity Early Detection of Child Development Using Indonesian MCH Handbook” dipublikasikan di Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article=352

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).