Pemanfaatan Big Data di Perpustakaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh solitius Indonesia

Big data merupakan fenomena yang diakibatkan oleh  derasnya arus informasi. Isu big data di perpustakaan sudah mulai banyak dibahas. Sejak meluasnya penggunaan teknologi Big Data di Indonesia di sekitar tahun 2013, banyak sektor private yang telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Ali (2015) Big data menuntut perpustakaan untuk membenahi antara lain organisasi perpustakaan, pembenahan data internal yang melingkupi koleksi baik elektronik maupun tercetak. Salah satu pembenahan yang menjadi isu penting adalah pembenahan pustakawan dengan keterampilan khusus. Beberapa pekerjaan pustakawan yang berevolusi dari pekerjaan dasar pustakawan antara lain menjadi  Data Management Consultant, Data Mining Consultant, Data Research Scientist, Data Services Librarian, Design Data Librarian, Digital Archivist, Digital Collections, Strategist and Architecture Librarian, Digital Humanities Design Consultant, Digital Records Archivist Manager, Data Management Services, Research Data Librarian, Research Data Management Coordinator,  Scientific Data Curation, Specialist/Metadata Librarian, Scientific Data Curator, Social Science Data Consultant. Perubahan kompetensi pustakawan di era digital menuntut mereka untuk mengupdate pengetahuan dan skil agar dapat sejalan dengan perubahan yang terjadi. 

Dalam studi ini data diakses melalui database scopus pada tanggal 24 mei 2019. Dengan menggunakan kata kunci big data AND library, pada judul artikel. Terdapat 74 artikel namun 1 artikel di drop Karena tidak memenuhi kriteria (afiliasi dan abstrak tidak tersedia). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan software vox viewer untuk melihat hubungan terminology big data dan perpustakaan, terminology clustering, kata kunci yang sering muncul, Negara yang menerbitkan big data, jumlah penulis big data, tahun terbit dan nama jurnal yang menerbitkan artikel big data dan perpustakaan. 

Hasil riset big data di perpustakaan masih banyak membahas konsep big data, esensi big data bagi perpustakaan, pandangan kepala perpustakaan terkait big data, dan implementasinya di perpustakaan. Seperti pada Darmandeh, Noruzi, dan Givi, 2019, yang meneliti mengenai opini kepala perpustakaan dan expert terkait big di data di perpustakaan. Para kepala perpustakaan banyak yang belum memahami mengenai big data dan esensinya bagi perpustakaan, sedangkan sebaliknya para expert menyatakan bahwa big data sangat penting bagi pengembangan perpustakaan. Selanjutnya Golub dan Hansson, 2017 memberikan argumentasi bahwa penelitian terkait big data di perpustakaan juga sangat besar peluangnya bagi para akademisi untuk pengembangan perpustakaan, terutama kebutuhan untuk membuka akses informasi bagi masyarakat. Meskipun penelitian dengan topik big data di perpustakaan cukup penting, namun masih banyak gap penelitian yang bisa diteliti. Salah satu hasil implementasi big data di perpustakaan adalah untuk mempelajari pattern pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan sehingga akan didapatkan layanan perpustakaan yang tepat, dan Jantti, 2016 melakukan analisis pemanfaatan Value Cube untuk mengintegrasikan seluruh data perpustakaan di University of Wollongong. Implementasi big data analisis masih belum banyak dilakukan karena bagi perpustakaan ini merupakan hal baru dan pemahaman kepala perpustakaan, pustakawan juga masih kurang. Selanjutnya IT pendukung big data juga masih kurang. Era big data membawa tantangan baru bagi perpustakaan terutama dalam menyediakan data dan informasi untuk pengembangan layanan. Penggunaan alat pengolah data dan teknik mengolah data dengan metode baru juga menjadi tantangan berat bagi perpustakaan. Dengan memanfaatkan big data perpustakaan dapat mengembangkan berbagai layanan antara lain layanan pengetahuan, analisis kegagalan pengguna, analisis nilai/value, intelligent aided decision making, forecast resource fault.

Quan dan Lei, 2019 juga menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi juga memungkinkan untuk mengimplementasikan teknologi untuk mendukung layanan intelijen. Studi lain mempelajari hubungan antara kompetensi pustakawan dan implementasi big data di perpustakaan perguruan tinggi.  Li, Jiao, Xang, Su, 2019, fokus pada pemanfaatan data user behavior dan library services untuk peningkatan layanan pengguna perpustakaan. Perpustakaan juga dapat memanfaatkan data-data yang berasal dari luar perpustakaan. Lebih lanjut Sun dan Ma, 2014 memiliki concern pada keamanan dan privacy data perpustakaan di era big data. Big data juga merambah layanan perpustakaan dengan konsep big service dan smart library di perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Zhao, Chai, Zhu, 2018. Namun teknologi informasi di perpustakaan juga banyak yang belum sanggup menangani data dalam jumlah yang besar, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur. Perubahan model layanan juga sangat diharapkan terjadi di perpustakaan, sekarang layanannya adalah berbasis data dan informasi

Perpustakaan juga dituntut untuk memanfaatkan big data untuk mendukung riset, dan pustakawan harus mampu untuk mentransformasikan, menganalisis, dan menyajikan data kepada peneliti. Beberapa software big data analytics juga bisa dimanfaatkan oleh perpustakaan untuk mengolah data-data dari sosial media seperti social networks analysis, statistical analysis, geographic coding) yang bisa digunakan untuk menilai efektifitas pemanfaatan sosial media di perpustakaan. Dalam implementasinya, penggunaan data untuk pengambilan keputusan juga masih jarang digunakan, masih ada faktor subyektifitas yang menjadi penentu pengambilan keputusan kebijakan di perpustakaan.  

Peran pustakawan dalam implementasi big data di perpustakaan dinilai cukup penting, bekerjasama dengan para data analyst, data architect, IT specialist, untuk membangun database perpustakaan. Tugas dari pustakawan disini adalah menentukan metadata, membuat thesaurus untuk membantu temu balik kembali, dan membuat parameter penelusuran. Implementasi big data di perpustakaan juga diikuti dengan pengembangan database teknologi, peningkatan skill pustakawan, mempromosikan interlibrary loan, dan layanan informasi personalisasi.

Penelitian mengenai big data juga sangat berkaitan erat dengan perpustakaan digital, antara lain mengenai bagaimana membangun digital library di era big data, bagaimana perpustakaan diharapkan mampu untuk menggali data yang berada dari luar perpustakaan, Yinyin, 2018. Bhat, 2018, melanjutkan bahwa kondisi saat ini banyak perpustakaan digital yang belum memiliki penyimpanan data yang mampu memerankan fungsi preservasi digital di perpustakaan. Selanjutnya, LInlin, 2017 pernah menyinggung bahwa perubahan proses information processing di perpustakaan akan terjadi di era big data, dimana dengan adanya virtual library semua bisa dilakukan secara virtual mulai virtual training, virtual classroom, dan virtual experiment di perpustakaan. 

Penulis: Nove E. Variant Anna

Artikel ini dapat diakses melalui https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/LHTN-11-2019-0079/full/html

Anna, N. and Mannan, E. (2020), “Big data adoption in academic libraries: a literature review”, Library Hi Tech News, Vol. ahead-of-print No. ahead-of print. 

https://doi.org/10.1108/LHTN-11-2019-0079

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).