Strategi Meningkatkan Kekebalan Ayam terhadap Infeksi Parasit E. Tenella

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh PT Tekad Mandiri

Chicken cecal coccidiosis atau di kalangan peternak lebih  dikenal dengan nama penyakit berak darah ayam adalah penyakit yang disebabkan parasit protozoa yang bernama Eimeria tenella. Parasit E. tenella menyerang organ dalam ayam khususnya usus besar (sekum). Gejala klinis yang khas penyakit ini sesuai namanya adalah terjadi berak yang bercampur darah pada ayam yang terinfeksi. Penyakit ini sering terjadi dan banyak menimbulkan masalah pada peternakan ayam, baik ayam pedaging atau petelur. Dampak kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit berak darah pada ayam dapat berupa hambatan pertumbuhan, penurunan produksi daging/telur sampai kematian. 

Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat mengganggu produktifitas ternak maka diperlukan langkah pengendalian yang efektif agar dapat mencegah dampak yang lebih berat sehingga dapat menjaga produktifitas ternak ayam. Beberapa strategi pengendalian penyakit berak darah pada ayam dapat dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan vaksinasi. Kelebihan penggunaan vaksin dalam pengendalian penyakit berak darah adalah dapat menghindari timbulnya resistensi terhadap penggunaan obat anti koksidiosis dan dampak residu obat yang dapat terjadi pada daging maupun telur. Beberapa jenis vaksin yang dapat digunakan untuk melindungi ayam dari penyakit berak darah antara lain vaksin mati (Killed vaccine atau subunit vaccine), vaksin hidup (live vaccine).  Vaksin hidup ada dua jenis yaitu vaksin hidup yang sudah dilemahkan (attenuated live vaccine) dan vaksin hidup yang tidak dilemahkan (non attenuated live vaccine atau virulent live vaccine). 

Dalam upaya mengetahui perkembangan kekebalan terhadap penyakit berak darah pada ayam, sejak awal penggunaan vaksin sangat perlu dilakukan pengamatan dan evaluasi secara cermat baik terhadap kekebalan yang ditimbulkan, efektifitas, resiko dan dampak terhadap ayam yang divaksinasi. Pada penggunaan vaksin hidup yang tidak dilemahkan diperlukan pengamatan terhadap efektifitas dan resiko secara ketat dan cermat terhadap ayam yang divaksin dikarenakan agen infeksi yang masih patogen yang dapat menimbulkan gejala klinis dan mempengaruhi produktifitas ayam apabila tidak memperhitungkan dosis yang betul-betul aman. 

Telah dilakukan penelitian terhadap kondisi tersebut dimana pada penelitian itu dilakukan pengamatan terhadap ayam pedaging yang divaksinasi (diinfeksi) menggunakan E. tenella yang tidak dilemahkan yang diisolasi dari lapangan (wild strain) dalam dosis rendah (yang diperkirakan tidak menimbulkan gejala klinis dan tidak mengganggu produktifitas ayam) ternyata setelah diberikan ayam masih menunjukkan gejala klinis dan penurunan nafsu makan sekalipun ringan, ayam masih survive dan menjadi sehat kembali 2 minggu setelah infeksi,  pada waktu 2 minggu setelah infeksi tersebut diberikan infeksi ulang dengan dosis lebih tinggi (dosis infeksi yang dapat menimbulkan gejala klinis dan mengganggu produktifitas), kemudian dilakukan pengamatan yang sama seperti pada infeksi pertama, hasilnya ternyata ayam ayam tersebut tidak menunjukkan gejala klinis apapun dan tidak terjadi penurunan nafsu makan sedikitpun semua ayam tampak normal, ini membuktikan bahwa telah timbul kekebalan akibat vaksinasi (infeksi pertama, primary infection) meskipun diberikan infeksi ulang dengan dosis yang jauh lebih tinggi (infeksi kedua, secondary infection).

Pada penelitian tersebut juga dilakukan pengamatan terhadap perkembangan morfologi parasit E. tenella secara internal pada ayam baik pada infeksi pertama maupun infeksi kedua melalui pemeriksaan histologis sekum. Pada infeksi pertama terlihat  E. tenella berkembangbiak dengan baik dalam sel mukosa sekum tetapi dalam  jumlah yang tidak terlalu banyak karena dosisnya rendah tetapi masih dapat menimbulkan gejala klinis karena pada ayam belum ada kekebalan yang timbul akibat stimulasi sebelumnya, sebaliknya pada infeksi kedua karena adanya kekebalan yang distimulasi agen infeksi pada infeksi pertama, maka terjadi hambatan perkembangan parasit dalam sel mukosa sekum jumlah parasit sedikit sekali sehingga tidak sampai menimbulkan gejala klinis dan mengganggu produktifitas ayam.   

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah vaksinasi menggunakan agen infeksi yang masih hidup harus berhati hati dan harus mempertimbangkan penggunaan dosis yang aman (dosis rendah) sehingga tidak menimbulkan gejala klinis dan tidak mengganggu produktifitas ayam tetapi dapat mestimulasi kekebalan.          

Penulis: Muchammad Yunus dan Agus Wijaya

ARTIKEL ILMIAH POPULER dari artikel yang dipublikasikan pada: The Indian Veterinary Journal (Indian Vet. J., August 2019, 96 (08): 46 – 48) dengan title:

The Morphological Endogenous Development of Eimeria tenella Wild Strain in Primary and Secondary Infection in Chickens 

link artikel: 

https://ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?Y=2019&I=789#

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).