Penggunaan Tepung Fermentasi Kulit Kopi untuk Memperbaiki Profil Kadar Kolesterol

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh baktiku negeriku

Sebuah penelitian epidemologi membuktikan adanya keterkaitan antara konsumsi ikan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung. Konsumsi ikan sebanyak 1-2 kali/ minggu atau sekitar 30-60 g/hari dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 20-30%. Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus), setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ikan nila menjadi komoditas andalan masyarakat karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Kandungan kolesterol ikan nila (Oreochromis niloticus) sebesar 90 mg/ 100g. Kadar kolesterol dalam tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat diperoleh dari kolesterol endogen dan eksogen. Kadar kolesterol yang didapatkan secara eksogen berasal dari makanan, sehingga membuat ikan nila membutuhkan pakan yang bernutrisi tinggi untuk membentuk komponen – komponen penting dalam tubuh.

Pada proses budidaya ikan nila, pakan merupakan komponen produksi yang perlu diperhatikan karena biaya pakan mencapai 60 – 70% dari total produksi. Penggunaan bahan pakan alternatif perlu dilakukan untuk mengurangi biaya pakan. Kulit kopi (Coffea sp) merupakan limbah perkebunan yang berpotensial untuk digunakan sebagai pakan ikan karena ketersedian yang banyak dan belum banyak termanfaatkan, serta memiliki kandungan bahan kering sebesar 91,77%, protein kasar 11,18%, serat kasar 21,74%, lemak kasar 2,8%, kandungan BETN 50,8 %. Selain itu kulit kopi memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti kafein, flavonoid, tanin yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Senyawa polifenol  flavonoid, dan tanin dapat menurunkan akumulasi kolesterol total, trigliserida, dan Low Density Lipoprotein (LDL) dengan berbagai cara seperti mencegah penyerapan biosintesis LDL, sebagai antioksidan dan menurunkan kadar LDL yang teroksidasi. Kandungan serat kasar kulit kopi yang tinggi juga berpotensi menurunkan kadar kolesterol melalui serat pakan ikan. Serat kasar pakan menurunkan kolesterol darah dengan meningkatkan ekskresi garam empedu dan kolesterol melalui feses, menghambat aktivitas 3-hydroxy 3-methylglutaryl (HMG) CoA Reductase dalam sintesis kolesterol, menghambat sintesis asam lemak dan kolesterol. 

Pakan yang baik untuk ikan memiliki kandungan serat kasar tidak lebih dari 8 %. Oleh sebab itu peningkatan kualitas kulit kopi yang memiliki serat kasar cukup tinggi dapat dilakukan menggunakan tekhnologi fermentasi dengan bantuan probiotik dari jenis bakteri selulolitik dan proteolitik. Bakteri selulolitik seperti Cellumonas sp, Actynomyces sp, Enterobacter sp dapat memproduksi enzim selulase yang mampu menghidrolisis selulosa sebagai penyusun utama serat kasar menjadi bentuk sederhana seperti glukosa sebagai sumber karbon maupun sumber energi bagi bakteri hal ini akan membuat serat kasar pada suatu bahan pakan menurun. Bakteri proteolitik seperti Bacillus sp dapat memproduksi enzim protease untuk mengurai protein menjadi asam amino sehingga dapat memperbaiki kecernaan pakan berserat tinggi.  

Penggunaan tepung fermentasi kulit kopi (Coffea sp) sebagai campuran pada pakan komersil dengan dosis 24 % yang diberikan pada ikan nila dapat menurunkan kandungan kadar kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL), serta meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) pada daging Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sehingga dapat menghasilkan produk yang sehat dan berkualitas.

Penulis: Pingky D.Fitria, Muhamad Amin, Widya P. Lokapirnasari, Mirni Lamid

Fakultas Perikanan, Universitas Airlangga dan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Link terkait jurnal di atas:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878818119315701

Supplementation of fermented coffee – peel flour to increase high – density lipoprotein (HDL) cholesterol, docosahexaenoic acids (DHA) and eicosapentaenoic acids (EPA) deposition in tilapia fillet

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).