Mekanisme Terapi Vitiligo Menggunakan Narrow Band Ultraviolet B (NB-UVB)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ilustrasi oleh halodoc

Vitiligo adalah salah satu kelainan pigmentasi kulit yang disebabkan oleh kurangnya sel melanosit. Melanosit adalah uatu sel untuk membentuk pigmen melanin yang akan mewarnai kulit. Pasien biasanya akan mengeluhkan bintik-bintik putih seperti kapur pada kulit atau mukosa. Penyakit ini menyerang 0,1 hingga 2% penduduk di seluruh dunia. Vitiligo biasanya menyerang pada usia muda serta bintik-bintik putih yang berada di tangan sehingg dapat menurunkan kualitas hidup pasien vitiligo.

Salah satu cara mengobati vitiligo yaitu menggunakan terapi Narrow Band Ultraviolet B (NB-UVB). Terapi NB-UVB dipilih menjadi pengobatan umum karena menunjukkan respon yang lebih baik secara statistik dan klinis dibandingkan menggunakan Ultraviolet A (UVA). Namun terapi NB-UVB memiliki beberapa kelemahan yaitu membutuhkan cahaya khusus, waktu yang dibutuhkan lebih panjang, dan repigmentasi mungkin tidak mencapai 100%. Penelitian menyebutkan area repigmentasi berkisar antara 40% hingga 80% dengan terapi selama tiga bulan dan jika melakukan terapi selama 12 bulan makan 17,4% akan mengalami lebih dari 75% repigmentasi.

Makanisme repigmentasi yang diinduksi oleh UVB hingga sekarang masih belum jelas. Diduga ada keterlibatan protein Wnt dalam proses repigmentasi yang diinduksi UVB. Namun percobaan ini baru terbukti pada tikus dan masih belum jelas pada manusia. Wnt merupakan protein pemberi sinyal yang penting dalampengembangan puncak saraf dalam embriologi tikus terutama Wnt 1 dan 31. Wnt1 memiliki peran penting untuk membentuk sel pigmen. Wnt1 akan mentransmisikan sinyal dalam melanoblas sebagai parakrin untuk meningkatkan jumlah melanosit dan sinyal Wnt3a serta β-katenin berperan dalam menentukan sel krista neural untuk membentuk melanosit. Sel induk Wnt akan menyebabkan sel punca melanosit berdiferensiasi untuk membentuk melanoblas. Melanoblas ini akan menghasilkan melanosit yang akan memberikan pigmentasi pada folikel rambut yang tumbuh.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan ekspresi Wnt1 dari lesi vitiligo sebelum dan setelah terapi NB-UVB serta mengidentifikasi hubungan antara ekspresi Wnt dan area repigmentasi vitiligo. Penelitian ini melibatkan delapan belas subjek yang memenuhi kriteria kemudian subjek ini diberikan terapi NB-UVB selama dua bulan dengan intensitas dua kali seminggu. Awalnya subjek diberikan dosis NB-UVB sebanyak 390 mJ/cm2 dan selanjutnya diberikan dosis 320 mJ/cm2 serta panjang gelombang yang dipakai yaitu 311-312 nm.

Hasilnya terbukti ada perbedaan signifikan area lesi vitiligo sebelum dan setelah terapi NB-UVB. Area repigmentasi ini berkisar antara 3,2% hingga 80,5% dengan rata-rata area repigmentasi 24,82 ± 21,67%. Hanya ada satu pasien yang mengalami repigmentasi hingga 80% sedangkan sebagian besar lainnya (61,1%) hanya mengalami repigmentasi <25%. Hal ini dapat disebabkan karena pengobatan hanya dilakukan dua kali seminggu selama dua bulan sehingga area repigmentasi belum mencapai area yang lebih besar. Respon repigmentasi berbeda-beda pada setiap individu. Ada yang telah mengalami repigmentasi setelah terapi ketiga namun hampir 50% pasien mengalami repigmentasi setelah terapi keenam hingga kesepuluh.

Ekspresi Wnt1 dalam folikel rambut sebelum dan sesudah terapi mempunyai perbedaan signifikan yang berarti ada induksi ekspresi Wnt1 dalam folikel rambut selama diterapi NB-UVB selama dua bulan. Protein Wnt1 dapat terikat dengan reseptor transmembran-7 Frizzled (Fzd) dan akan ditransmisikan melalui jalur yang berbeda-beda. Diketahui bahwa jalur Wnt/β-katenin memainkan peran penting dalam proses pigmentasi folikel rambut pada tikus yang diberi NB-UVB. Jalur ini akan membuat sel induk melanosit berdiferensiasi menjadimelanoblas dan terjadi produksi melanosit yang menyebabkan pigmentasi. 

Perbedaan yang signifikan juga didapatkan pada korelasi antara area lesi degan ekspresi Wnt1 setelah terapi NB-UVB. Hal ini dapat terjadi karena peningkatan ekspresi Wnt1 akan mengikat reseptor Fzd untuk mengatifkan sinyal melalui jalur Wnt/β-katenin dan pada akhirnya akan mengatifkan gen FTAM. Aktivitas gen ini akan menginduksi sel induk melanosit berdiferensiasi menjadi melanoblas sehingga menyebabkan pigmentasi lesi vitiligo di sekitar folikel rambut.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi vitiligo menggunakan narrow band ultraviolet B (NB-UVB) menyebabkan repigmentasi yang disebabkan karena adanya peningkatan ekspresi Wnt1 yang akan menginduksi sel induk melanosit untuk berdiferensiasi. Namun sebenarnya terdapat 19 protein Wnt dalam tubuh manusia sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai peran ekspresi protein Wnt yang lain dalam proses pigmentasi.

Penulis: Prof. Dr. dr. Cita Rosita SP, Sp.KK, FINS-DV, FAADV
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.surgicalcosmetic.org.br/detalhe-artigo/741/Expressoes-Wnt1-na-repigmentacao-perifolicular-de-vitiligo-apos-terapia-com-radiacao-ultravioleta-B-de-banda-estreita

Expressões Wnt1 na repigmentação perifolicular de vitiligo após terapia com radiação ultravioleta B de banda estreita
WNT1 expressions on vitiligo perifollicular repigmentation postnarrow band ultraviolet B therapy DOI: http://dx.doi.org/10.5935/scd1984-8773.20191141198

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).