Nyeri Pinggang Bawah, Masalah Semua Usia?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh islampos

Nyeri pinggang bawah (NPB) pastilah bukan suatu istilah yang asing bagi semua orang. NPB dapat didefinisikan sebagai keluhan nyeri yang dirasakan pada pinggang bagian bawah. Nyeri ini dapat dirasakan hanya pada pinggang namun dapat juga menjalar ke bokong bahkan hingga ke telapak kaki. Masalah ini dapat dialami oleh semua orang dari berbagai kalangan usia. NPB sering dikeluhkan oleh mulai dari anak-anak usia sekolah hingga mereka yang berusia lanjut. Sekitar sepertiga dari seluruh orang usia dewasa pasti pernah mengalami NPB sepanjang hidupnya. 

Semua orang pasti mengalami pertambahan usia. Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi proses degeneratif/penuaan pada struktur tulang dan sendi, tidak terkecuali pada tulang belakang. Proses penuaan ini dapat menimbulkan radang lokal ataupun jepitan pada struktur saraf di tulang belakang, yang akhirnya akan menyebabkan keluhan NPB. Namun NPB sendiri dapat disebabkan berbagai macam faktor lain. Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya NPB karena beban yang berlebih pada tulang belakang. Jatuh/kecelakaan juga seringkali menyebabkan keluhan ini. Penyebab lain yang juga tidak jarang menyebabkan NPB antara lain penyakit infeksi pada daerah tulang belakang atapun tumor/kanker yang menyerang tulang belakang.

Pengobatan NPB juga bervariasi tergantung dari penyebabnya. Jenis terapi yang paling banyak diberikan adalah obat-obatan anti nyeri. Apabila obat-obatan anti nyeri tidak cukup untuk mengurangi keluhan ini, dapat dilakukan prosedur penyuntikan obat anti nyeri atau anti radang ke struktur tulang belakang. Selain itu, NPB karena beberapa penyebab juga dapat diatasi dengan operasi sesuai indikasinya masing-masing. Contohnya pada kasus jepitan saraf atau patah tulang, NPB karena penyebab seperti ini seringkali membutuhkan tindakan operasi agar dapat terselesaikan.

Di Amerika Serikat, setiap tahunnya dihabiskan biaya lebih dari 100 miliar dollar untuk mengobati kondisi ini, baik menggunakan obat-obatan maupun tindakan operasi. Fisioterapi merupakan jenis terapi NPB yang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Fisioterapi pada umumnya dapat berupa penggunaan alat-alat yang memancarkan gelombang eneri maupun suara untuk melancarkan sirkulasi pembuluh darah dan merangsang proses penyembuhan jaringan. Namun, fisioterapi juga dapat berupa serangkaian gerakan/latihan yang bertujuan menguatkan kelompok-kelompok otot. Dalam hal NPB, penguatan otot-otot punggung dapat membantu terjaganya stabilitas dari tulang belakang sehingga dapat mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh komponen sendi ataupun tulang yang mengalami proses degeneratif. 

Tidak dikenalnya jenis terapi ini tidak mengherankan karena penelitian menunjukkan dokter umum jarang sekali menyarankan fisioterapi meskipun begitu banyak kasus NPB yang mereka tangani dalam praktek sehari-hari. Sebanyak 75% orang dengan keluhan NPB hanya pernah mendapatkan terapi berupa obat-obatan anti nyeri yang diminum. Hal ini sangat disayangkan karena fisioterapi terbukti dapat menghemat pengeluaran dana hingga 20%, dan penggunaan obat-obatan anti nyeri dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. 

Fisioterapi juga masih kurang dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, apalagi di lingkungan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Laporan ini merupakan laporan pertama penerapan fisioterapi di tingkat Puskesmas untuk mengatasi keluhan NPB di masyarakat. Pada laporan ini, penulis mencoba menerapkan fisioterapi, yang berupa latihan penguatan otot punggung, pada komunitas Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas, dimana anggota PROLANIS sendiri adalah kelompok usia lanjut yang sebagian besar juga mempunyai keluhan NPB. Penerapan metode ini terbukti dapat mengurangi keluhan NPB pada para peserta. 

Dari artikel ini, kami berharap dapat menunjukkan bahwa fisioterapi merupakan suatu cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi keluhan NPB, bahkan pada level Puskesmas dimana metode ini sangat jarang dianjurkan. Selain itu, metode ini dapat dianjurkan baik bersamaan dengan atau tanpa obat-obatan, mengingat sebagian besar penderita NPB adalah masyarakat usia lanjut. Dengan mengurangi penggunaan obat-obatan, kemungkinan terjadinya efek samping dan interaksi obat juga dapat dikurangi selain menghemat biaya pengeluaran seperti yang telah dibuktikan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Melihat berbagai manfaat dari penerapan fisioterapi yang berupa latihan sederhana ini, kami berharap di masa depan metode ini dapat dipertimbagkan saat merumuskan kebijakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan seperti NPB di masyarakat.

Penulis: dr. William Putera Sukmajaya dan dr. Firas Farisi Alkaff
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada publikasi ilmiah kami di: 
https://www.id-press.eu/mjms/article/view/3988

Sukmajaya W, Alkaff FF, Oen A, Sukmajaya AC. Williams Flexion Exercise for Low Back Pain: A Possible Implementation in Rural Areas. Open Access Maced J Med Sci 2020; 8(B):1-5. 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).