Ablasi Mekanokimiawi pada Varises Tungkai: Sebuah Metaanalisis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh IDN Times

Varises tungkai adalah akibat inkompetensi vena kronis yang paling sering dijumpai pada tungkai bawah. Varises ditemukan pada lebih dari 30% orang dewasa. Terapi lini pertama dari varises adalah ablasi termal, misalnya, radiofrekuensi ablasi (RFA) dan endovenous laser ablasi (EVLA). Namun, penggunaan energi panas pada ablasi termal memiliki komplikasi seperti cedera saraf, dan kulit terbakar.

Untuk menghindari komplikasi energi panas, terdapat beberapa terapi baru seperti sclerotherapy, cyanoacrylate, dan ablasi mekanokimiawi (MOCA). Salah satu contoh MOCA adalah ClariVein, yang menggabungkan teknik trauma mekanis pada endotel vena menggunakan kawat berputar dan semprotan sklerosan cair. Sklerosan cair menyebabkan kerusakan permanen pada membran seluler endotel dan mengakibatkan  fibrosis vena. Sebuah meta-analisis sebelumnya telah melakukan uji coba non-acak untuk MOCA. Penting untuk mempelajari penggunaan MOCA karena  tersedianya data tindak lanjut jangka menengah pada uji klinis acak . Oleh karena itu, kami melakukan meta-analisis uji coba acak yang bertujuan untuk menilai keamanan dan efektifitas MOCA dengan membandingkan ablasi termal untuk varises.

Empat studi (615 pasien) dimasukkan ke dalam meta-analisis ini. Kelompok MOCA memiliki tingkat keberhasilan anatomi 93,4% (periode 1 bulan ) dan 84,5% (lebih dari 6 bulan sampai kurang dari 1 tahun), sedangkan kelompok ablasi termal memiliki tingkat keberhasilan  95,8% (periode 1 bulan) dan 94,8% (periode lebih dari 6 bulan sampai kurang dari 1 tahun). Menurut analisis terapi , ada keberhasilan anatomi yang serupa pada MOCA dan kelompok ablasi termal dalam tindak lanjut jangka pendek. Peran  MOCA pada keberhasilan anatomi menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik pada tindak lanjut jangka menengah. MOCA memiliki keunggulan dimana  tingkat insiden cedera saraf, trombosis vena dalam dan luka bakar kulit  yang rendah dibandingkan dengan prosedur ablasi termal.

Pada meta-analisis uji coba non-acak terdahulu menunjukkan bahwa MOCA merupakan pengobatan yang efektif pada varises. Namun, hasil ini didasarkan pada analisis yang dikumpulkan dari data berkualitas rendah. Dalam penelitian sebelumnya, tingkat keberhasilan anatomi yang dikumpulkan pada follow-up jangka menengah adalah 91%, 97,1%, dan 98,5% untuk MOCA, RFA, dan EVLA. Hasil yang didapat pada studi kami lebih rendah: 84,5% untuk MOCA dan 94,8% untuk ablasi termal. Pembutaan pada pengukur mungkin berpengaruh pada tingkat keberhasilan anatomi yang lebih rendah dalam penelitian kami. 

Manfaat utama MOCA yang dilaporkan dari studi sebelumnya adalah intensitas nyeri yang lebih rendah selama prosedur. Namun, kami tidak melakukan analisis untuk intensitas nyeri karena ada risiko tinggi bias pengukuran pada peserta yang tidak dibutakan dalam studi yang tersedia. Manfaat potensial dalam mengurangi risiko cedera saraf mungkin sangat penting secara klinis pada terapi MOCA. Meta-analisis kami menunjukkan bahwa MOCA memiliki risiko komplikasi utama yang lebih rendah daripada ablasi termal. Cedera saraf terdapat pada 0,4% pada MOCA dan 3,2% pada ablasi termal.

Penulis: Johanes Nugroho

Link terkait tulisan di atas: https://www.hindawi.com/journals/ijvm/2020/8758905/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).