Ekspresi Melan-A pada Kulit Depigmentasi Pasien Vitiligo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh health detik

Vitiligo adalah penyakit sistemik kronik yang didapat, ditandai oleh hilangnya melanosit di epidermis, dan melibatkan beberapa faktor genetik dan faktor lingkungan nongenetik. Hasil terapi relatif kurang memuaskan sehingga penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup karena menimbulkan rasa tidak percaya diri, depresi, dan rasa diskriminasi psikososial yang tinggi terhadap individu yang terkena. 

Penyebab vitiligo masih tidak jelas hingga saat ini. Sebuah studi membuktikan bahwa cell-mediated immunity mempunyai peran dalam patogenesis vitiligo. Beberapa penelitian menyebutkan hipotesis bahwa pasien vitiligo memiliki autoantibodi dan sel T autoreaktif pada melanosit. Melan-A adalah antigen terkait melanoma yang dikenali oleh sel T sitotoksik autologous dan salah satu penanda yang penting untuk mendeteksi melanosit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanda Melan-A lebih spesifik dan sensitif  dibandingkan penanda S-100 dan HMB-45. Berdasarkan respons imunitas seluler spesifik pada melanosit, studi terbaru menunjukkan adanya peredaran Melan-A sel limfosit T sitotoksik pada sebagian besar pasien vitiligo.

Sel T mengekspresikan peningkatan reseptor antigen terkait limfosit. Hal ini berkorelasi dengan tingkat depigmentasi dan aktivitas penyakit. Penelitian Kubanov et al, mengenai penanda Melan-A memperlihatkan bahwa Melan-A ditemukan pada kulit orang sehat dan kulit pasien vitiligo tetapi terdapat penurunan jumlah Melan-A pada lesi kulit vitiligo dibandingkan pada kulit orang sehat. Kholy melaporkan bahwa Melan-A ditemukan pada perilesi kulit pasien vitiligo dan terdapat penurunan jumlah Melan-A pada lesi kulit pasien vitiligo dibandingan dengan kulit orang sehat.

Pada penelitian ini, akan dievaluasi ekspresi Melan-A yang diwarnai antigen Melan-A pada lesi kulit pasien vitiligo. Vitiligo merupakan penyakit dengan kelainan pigmentasi yang didasari oleh hilangnya melanosit, sehingga diharapkan terjadi penurunan ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi pasien vitiligo dan kedepannya diharapkan dapat dijadikan indikator keberhasilan terapi vitiligo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi pasien vitiligo. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2018 sampai Januari 2019 di Divisi Kosmetik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Masing-masing sampel dicatat datanya dan dilakukan biopsi plong padal lesi depigmentasi vitiligo. Pemeriksaan imunohistokimia Melan-A dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya. Kemudian dilakukan penghitungan ekspresi Melan-A dalam lima lapang pandang, satu lapang pandang sebesar satu milimeter.

Pemilihan sampel secara berurutan dengan mengambil setiap pasien yang didiagnosis sebagai vitiligo dan memenuhi kriteria penerimaan sampel di URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin Divisi Kosmetik RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebanyak 11 pasien. Sampel studi merupakan pasien vitiligo, tidak menggunakan kortikosteroid topikal, inhibitor kalsineurin topikal, kalsipotriol topikal dalam 2 minggu terakhir, tidak menggunakan obat kortikosteroid sistemik dalam 3 bulan terakhir, tidak menggunakan PUVA, NB-UVB, laser excimer dalam 3 bulan terakhir, tidak hamil, berusia lebih dari 21 tahun, keadaan umumnya masih baik dan bersedia untuk mengikuti penelitian. 

Pada pemeriksaan imunohistokimia kulit depigmentasi pasien vitiligo terdapat dua pasien yang tidak memiliki ekspresi Melan-A sama sekali pada lima lapang pandang, paling banyak 3 ekspresi Melan-A.

Penelitian ini menemukan bahwa nilai rata-rata ekspresi Melan-A adalah 1 (1,02) dengan nilai minimal sebesar 0,00, nilai maksimal sebesar 3,00, dan nilai tengah sebesar 0,8. Penelitian ini juga menemukan bahwa secara keseluruhan ekspresi Melan-A dibawah rata-rata sebesar 6 (54,55%) pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kubanov dan kawan-kawan pada tahun 2016 di Rusia, melaporkan bahwa nilai tengah ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi vitiligo sebesar 0 dengan nilai minimal sebesar 0 dan nilai maksimal sebesar 1 sehingga hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kubanov dan kawan-kawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kholy pada tahun 2016 di Mesir juga menyatakan bahwa penurunan ekspresi Melan-A ditemukan pada kulit depigmentasi pasien vitiligo dibandingkan kulit pasien normal dengan p < 0,01. Hal ini sesuai dengan penelitian ini karena hasil ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi pasien vitiligo adalah di bawah nilai rata-rata. 

Evaluasi terapi vitiligo sampai saat ini belum memiliki indeks spesifik yang seragam dalam mengukur derajat keparahan vitiligo. Untuk memperoleh data konsensus baik evaluasi dan terapi dibutuhkan indeks keparahan vitiligo yang seragam. Metode menegakkan diagnosis keparahan vitiligo dan evaluasi terapi merupakan faktor yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien vitiligo. Metode yang paling sering digunakan adalah berdasarkan pengamatan visual dimana terdapat variasi yang sangat beragam antar pengamat yang menyebabkan hasil menjadi sangat subjektif. Pemeriksaan imunohistokimia Melan-A dapat dipertimbangkan sebagai indikator keberhasilan terapi dalam mengevaluasi terapi vitiligo secara objektif. 

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi pasien vitiligo lebih banyak yang dibawah nilai rata-rata yang menunjukkan bahwa ekspresi Melan-A pada kulit depigmentasi vitiligo kurang baik sehingga diperlukan pendekatan intervensi yang adekuat untuk meningkatkan ekspresi Melan-A.       

Penulis : Dr.M.Yulianto Listiawan,dr.Sp.KK(K)
Informasi detail dari laporan kasus ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/12481/pdf

Expression of Melan-A in Depigmented Skin of Vitiligo Patients 

Tjokorde Istri Nindya Vaniary, Muhammad Yulianto Listiawan, Dwi Murtiastutik Departement of Dermatology and Venereology Faculty of Medicine Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Teaching Hospital Surabaya

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).