Potensi Awal Ekstrak Kopyor dan Aktivitas Antibakteri sebagai Bahan Obat dan Kosmetik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh idntimes

Kelapa Kopyor atau Cocos nucifera L. adalah tanaman yang banyak dijumpai di negara tropis sebagai bahan alami yang memiliki kandungan nutrisi, termasuk karbohidrat, protein, lemak dan asam lemak. Potensi kelapa Kopyor terutama dihasilkan dari air dan daging lunak. Beberapa manfaat air kelapa kopyor oleh beberapa peneiti terdahulu dipercaya sebagai antipiretik dan antiinflamasi. Sedangkan manfaat daging buah sendiri belum banyak diteliti. 

Untuk dapat memberikan manfaat besar dalam mengembangkan potensinya sebagai bahan obat dan kosmetik, daging buah kopyor ini akan diekstraksi dan diuji kandungannya. Untuk mendapatkan ekstrak kelapa Kopyor dalam jumlah besar, perlu dipilih ekstraksi dengan metode yang tepat, agar dapat diidentifikasi semua komponen utama yang terkandung.

Ekstrak kelapa Kopyor dihipotesiskan dan diindikasikan oleh beberapa peneliti dunia untuk anti-bakteri, antioksidan, anti-virus, analgesik dan anti-inflamasi. Hipotesis sebagai bahan kosmetik antara lain untuk perawatan kulit dan rambut, juga mengurangi psoriasis, eksim, melembutkan kulit, mengurangi kekeringan pada kulit, mencegah keriput dan flek hitam serta anti radiasi UV. 

Proses ekstraksi merupakan proses pertama dan utama sebelum uji yang lain yaitu uji pra-formulasi, formulasi dan pengujian aktivitas lebih lanjut. Ekstraksi adalah proses mengekstraksi senyawa aktif dari bahan atau simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, sesuai dengan sifat dan tujuannya. Penelitian ini akan mempelajari ekstraksi, identifikasi, karakterisasi dan uji aktivitas bakteri aktif ekstrak kopyor (Cocos nucifera L.).

Penelitian ini diawali dengan mengekstraksi daging buah kopyor. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa ekstraksi menghasilkan hasil optimal yaitu efisiensi rendemen sebesar 23%. Ekstrak kemudian diidentikasi meliputi susut pengeringan, kadar abu total, abu tidak larut asam, kandungan dalam ekstrak dan bilangan penyabunan. Dilanjutan dengan evaluasi aktivitas antibakteri daging kopyor serta aktivitas ekstraknya. Ekstrak yang telah terstandarisasi memiliki susut pengeringan 35%, total abu 8,95%, abu tidak larut asam 31%, dan kandungan ekstrak larut dalam air dan etanol masing-masing 56,9% dan 0,6%.

Nilai saponifikasi menunjukkan bilangan 56. Hal ini menunjukkan bahwa baik serbuk kering daging kopyor dan ekstrak memiliki aktivitas yang tinggi sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis. 

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan peneliti dari Universitas Muhamadiyah Purwokerto yang telah memiliki perkebunan kelapa kopyor dan meneliti tentang tanaman kopyor dan kondisi optimal tumbuhnya kopyor. Oleh karena itu hasil riset ini direkomendasikan untuk dilanjutkan sebagai uji praformulasi dan formulasi sediaan obat dan kosmetik.

Penulis : Dewi Melani Hariyadi

Informasi detail riset kami dapat diakses pada https://pharmascope.org/ijrps/article/view/1864/2928 
Dewi Melani Hariyadi, Sisunandar Sudarma, Suciati, Isnaeni, NoormaRosita. 2020. Characterization and antibacterial activity of Cocos Nucifera L. Meat extract and powder as a drug and cosmetic agent.  International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences, 11(1) 611-616. | https://pharmascope.org/ijrps | ISSN 0975-7538|DOI: https://doi.org/10.26452/ijrps.v11i1.1864 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).