Sebelum Corona, Banyak Wabah “Mematikan”

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Pikiran Rakyat

Belakangan ini publik internasional dihebohkan dengan adanya wabah penyakit baru. Penyakit itu dikenal dengan Coronavirus atau Virus Corona yang mewabah sejak akhir tahun 2019. Virus itu pertama kali terindikasi dari pasar tradisional di Kota Wuhan, Provinsi Hubei China, dan menyebar ke beberapa negara. Seperti yang dilaporkan dari Sindonews.com, Virus Corona telah merenggut nyawa 131 orang yang tercatat hingga Rabu, (29/01/2020). Sedangkan total yang terinveksi virus itu mencapai 5.355 orang yang dikonfirmasi oleh Komisi Kesehatan China.

Virus yang diduga berasal dari hewan liar itu ternyata bukanlah “penyakit utama” yang menjadi wabah berbahaya di dunia. Dulu, dimasa penjajahan bangsa kolonial, ada beberapa penyakit yang menyerang manusia dan menjadi masalah serius bagi bangsa kolonial. Dengan teknologi kesehatan seadanya dan yang tidak secanggih sekarang, penyakit-penyakit itu dapat membunuh manusia dengan jumlah yang sangat banyak, dengan waktu yang sangat singkat. Penyakit berbahaya yang dicacat sejarah adalah diare akut atau kolera. Penyakit mematikan yang mewabah di tahun 1860-an itu, disebabkan oleh infeksi usus akibat bakteri Vibrio Cholerae. Penyakit epidemi itu ditandai dengan gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, kehilangan cairan tubuh, hingga menyebabkan kematian. Wabah mematikan itu disebabkan karena banyaknya pribumi yang melakukan buang air besar sembarangan dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Total, penyakit ini telah mengakibatkan lebih dari 40 juta jiwa meninggal di dunia. Di masa Hindia-Belanda, untuk menanggulangi itu, terdapat kebijakan Kampongverbetering  untuk menata lingkungan-lingkungan kumuh dan pembuatan jamban agar penyakit itu tidak menyebar dan menjangkiti keluarga para Meneer Belanda yang bekerja di Indonesia. Penyakit lain yang tidak kalah berbahayanya adalah cacar. Penyakit itu disebabkan oleh virus Varisela Simpleks yang menyebabkan bintil-bintil merah berisi cairan diseluruh permukaan tubuh. Menurut catatan dari Kemendikbud, Cacar menjadi wabah yang paling mematikan di dunia sepanjang sejarah. Setidaknya 300 hingga 500 juta orang di dunia merenggang nyawa pada abad ke-20 karena penyakit cacar.

Di Eropa, sekitar 60 juta orang, termasuk 5 raja yang berkuasa terkena cacar. Sedangkan di Amerika, cacar bertanggungjawab sebagai penyebab kematian 90 sampai 95% penduduk asli Amerika. Dan hal yang sama terjadi di Hindia-Belanda ketika penyakit ini dengan cepat menular tanpa ada pengetahuan pencegahan maupun pengobatan, sampai dibangunnya sekolah kedokteran Jawa atau Stovia untuk menangani masalah serius itu dengan pengenalan vaksin khusus. Lain hal dengan cacar, Pes atau sampar adalah penyakit menular berbahaya pada manusia yang disebabkan oleh Enterobakteria Yersiniapestis, yang disebarkan oleh tikus. Wabah ini berasal dari tikus yang terinfeksi basil pes dan disebarkan melalui kutu tikus yang mengginggit ke manusia. Wabah penyakit ini banyak terjadi dalam sejarah, dan telah menimbulkan korban jiwa yang besar.

Wabah ini juga menjadi kematian masal dramatis dalam sejarah manusia yang dikenal dengan “Black Death” atau kematian hitam yang menghuru-hara pada abad pertengahan. Pes di masa  Hindia Belanda juga mewabah di wilayah Malang dan sekitarnya tahun 1911. Kondisi wilayah Malang dan sekitarnya yang sejuk, semakin membuat wabah ini bertahan lama, hingga membunuh lebih dari 15.000 orang disana. untuk menanggulanginya, Pemerintah Hindia Belanda membuat kebijakan untuk mengisolasi penderita dan memberangus tikus-tikus yang terdapat di lingkungan masyarakat. Itu tadi adalah beberapa penyakit berbahaya yang mematikan di lalu, disamping setelah melewati awal tahun milenium, kita juga sempat melihat penyakit-penyakit mematikan seperti Sars, Mers, Zika, dan Flu Burung yang mewabah di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia.

Tentunya, secara kuantitas, jumlah kematian dari Virus Corona tidak sebanding dengan penyakit-penyakit itu, namun penyakit apapun itu perlu untuk dicegah dan ditangani secara serius. hal terbesar yang dapat kita petik dari sejarah tadi adalah bagaimana makanan dan kondisi lingkungan yang tak sehat, dapat memicu terjadinya wabah penyakit yang berbahaya. Semoga, kedepannya pemerintah dan masyarakat semakin sadar untuk meningkatkan kesehatan bersama, semoga.

Penulis: Fariz Ilham R

Berita Terkait

Fariz Ilham Rosyidi

Fariz Ilham Rosyidi

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, angkatan tahun 2016. Staf Advokasi IKAHIMSI Jawa Timur 2017, dan Staf Kajian Strategis HMD Ilmu Sejarah 2017.