Sel Plasma pada Infeksi Helicobacter Pylori

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Infeksi Helicobacter Pylori. (Sumber: Alodokter)

Helicobacter pylori (H.pylori) merupakan kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan gastritis (radang pada lambung). Selain menyebabkan gastritis, kuman ini berhubungan juga dengan terjadinya kanker lambung. Adanya infeksi H.pylori pada lambung akan memicu respon imun tubuh untuk melawan infeksi H.pylori. Respon imun tersebut dapat berupa respon imun alami ataupun respon imun spesifik yang diperantarai oleh keberadaan antibody anti-H.pylori. Antibodi tersebut bersifat spesifik, artinya antibodi yang dihasilkan pada infeksi kuman H.pylori hanya bereaksi dengan kuman H.pylori saja dan tidak bereaksi dengan kuman lain.

Ditemukannya antibodi terhadap kuman H.pylori dapat digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi H.pylori.  Antibodi dihasilkan oleh sel plasma. Sel plasma merupakan salah satu jenis sel radang yang berasal dari sel limfosit B. Ditemukannya sel plasma yang menghasilkan antibodi terhadap kuman H.pylori menunjukkan adanya infeksi terhadap H.pylori. Sel plasma ini dapat terlihat pada jaringan biopsi lambung dibawah pengamatan mikroskop.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah jumlah sel plasma akan meningkat seiring dengan meningkatkan infeksi H.pylori? Gilda dkk telah meneliti dan membandingkan jumlah sel plasma yang ditemukan pada jaringan biopsi lambung pada berbagai derajad infeksi H.pylori. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa peningkatan densitas kuman H.pylori tidak selalu diikuti dengan peningkatan jumlah sel plasma pada jaringan lambung yang terinfeksi kuman H.pylori. Hal ini menunjukkan bahwa derajad keparahan infeksi H.pylori tidak dapat ditentukan dari jumlah sel plasma pada jaringan lambung. Sel plasma ini yang akan menghasilkan antibodi terhadap H.pylori.

Adanya infeksi H.pylori pada lambung memerlukan eradikasi. Pengobatan gastritis tidak cukup dilakukan hanya dengan memberikan obat yang menetralkan asam lambung akan tetapi juga harus diberikan obat yang dapat membunuh kuman H.pylori pada kasus yang mengalami infeksi H.pylori. Jadi pada penderita gastritis perlu dilakukan deteksi adanya kuman H.pylori.

Deteksi kuman H.pylori dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Deteksi secara langsung dilakukan dengan melakukan identifikasi kuman pada jaringan biopsi lambung dengan pemeriksaan histopatologi. Selain untuk mengetahui adanya kuman pada jaringan lambung, pemeriksaan histopatologi dapat menentukan densitas kuman H.pylori. Pemeriksaan ini bisa mengetahui adanya infeksi H.pylori dengan akurat akan tetapi bersifat invasif karena sampel pemeriksaan didapatkan dengan cara melakukan biopsi lambung (mengambil sedikit jaringan mukosa lambung untuk diperiksa di bawah mikroskop).

Deteksi infeksi H.pylori secara tidak langsung, dilakukan dengan cara mengukur kadar antibodi terhadap kuman H.pylori di dalam darah. Pada infeksi H.pylori akan timbul respon imun spesifik yakni adanya sel radang limfosit B yang akan berubah menjadi sel plasma untuk menghasilkan antibodi anti-H.pylori. Antibodi ini dapat dideteksi dalam darah penderita yang mengalami infeksi H.pylori.

Adanya peningkatan jumlah antibodi terhadap H.pylori menunjukkan terjadinya infeksi H.pylori. Pemeriksaan ini bersifat kurang invasif karena sampel didapat dengan cara mengambil darah penderita dan diperiksa kadar antibodi. Akan tetapi pemeriksaan ini tidak dapat mendeteksi keberadaan kuman H.pylori secara langsung.

Sel plasma sebagai penghasil antibodi dapat dideteksi pada jaringan biopsi lambung dengan pengamatan mikroskop cahaya biasa. Walaupun keberadaan sel plasma yang menghasilkan antibodi terhadap H.pylori ini dapat terdeteksi pada infeksi H.pylori akan tetapi jumlah sel plasma tidak meningkat secara bermakna pada peningkatan densitas kuman H.pylori.

Gilda dkk telah membuktikan bahwa tidak terdapat perningkatan jumlah sel plasma secara bermakna pada infeksi H.pylori derajad berat dibandingkan dengan infeksi H.pylori derajad ringan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diperlukan pemeriksaan histopatologi secara langsung yang dapat mendeteksi densitas kuman H.pylori untuk mengetahui derajad infeksi H.pylori. Jumlah sel plasma tidak menentukan derajad infeksi kuman H.pylori.

Penulis: Willy Sandhika

Link jurnal dapat diakses melalui laman berikut ini,

http://www.ina-jghe.com/journal/index.php/jghe/article/view/705

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).