UNAIR NEWS – Perkembangan ilmu pengetahuan seakan tidak ada habisnya. Jika hanya duduk mendengar dosen berceramah, mengikuti kurikulum yang ada, maka kita tidak tahu perkembangan dunia nyata diluar sana. Melalui landasan tersebut, Program Studi Kesehatan Masyarakat UNAIR di Banyuwangi mengadakan kuliah tamu dengan tujuan meng-update ilmu.
Hampir setiap tahun sejak Prodi Kesmas UNAIR Banyuwangi dibuka, kegiatan kuliah tamu terselenggara. Pemateri yang dihadirkan pun beragam, mulai dari dosen Universitas Airlangga hingga profesor dari luar negeri. Kali ini, Prof. Mu Li, profesor asal University of Sydney di datangkan. Tidak hanya sekali memberi kuliah tapi tiga kali.
Kuliah pertama diadakan pada minggu lalu, dilanjut kuliah kedua pada tanggal 26 Februari di ruang sidang kampus sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi. Kuliah kedua mengambil tema “Current Trends in Research Methods”. Rencananya, kuliah yang ketiga akan dilaksanaka pada pekan depan.
Ditemui UNAIR NEWS pada Kamis (27/02), Susy Kartika Sebayang SP., M.Sc., Ph.D selaku dosen Kesmas sekaligus penanggungjawab kegiatan menuturkan alasan kuliah tamu datangkan Prof. Mu Li lantaran mencoba memberi informasi terbaru dan hal baru yang berkembang di dunia. “Tidak hanya mahasiswa, dosenpun agar tidak ketinggalan jaman, diberi info tambahan, info trendy yang sesuai dengan kenyataan,” tutur dosen yang akrab dipanggil bu Susy itu.
Penggunaan bahasa inggris dalam pelaksanaan rupanya disambut hangat oleh mahasiswa, seperti yang diugkapkan Sherina Safitri Sri Anjani, mahasiswa semester 4. Dalam wawancaranya Sherina mengaku sangat senang dengan pemilihan temanya serta bahasa yang digunakan dapat melatih diri terampil berbahasa inggris.
“Seneng, tema yang dipilih cocok untuk penelitian dalam jurnal maupun skripsi. Bahasa yang digunakan simple dan mudah dimengerti, jadi sekalian belajar speaking dan listening,” ungkap Sherina.
Lain halnya dengan Bagas Aidy, mahasiswa semester 6, yang mengaku paham dengan penjelasannya. Namun, menurutnya, alangkah baik jika di beri penerjemah agar peserta lebih paham dengan penjelasan yang di sampaikan.
“Kegiatannya baik, semoga kegiatan dapat berlanjut dan ada penerjemah, kasihan yang belum bisa bahasa inggris dengan benar, kesusahan,” jelas Bagas dalam memberikan apresiasi dan sarannya. (*)
Penulis : Rista Novianti
Editor : Nuri Hermawan