Keberadaan Asam Lambung Tidak Selalu Merugikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi asam lambung. (Sumber: Sains Kompas)

Penyakit gastritis yang sering dikenal dengan sakit maag, sering dihubungkan dengan peningkatan asam lambung. Namun masyarakat tidak banyak tahu bahwa sakit maag juga dapat disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylori.  Helicobacter pylori merupakan bakteri/ kuman yang berhubungan dengan berbagai penyakit pada lambung seperti dyspepsia (rasa penuh pada lambung), gastritis, bahkan kanker lambung.  Pada pengamatan dengan mikroskop, bakteri H.pylori tampak berbentuk spiral dan bereaksi negatif pada pengecatan gram (gram negatif).

Bakteri H.pylori paling suka dengan derajad keasaman (pH) yang mendekati netral yakni pH 6.7 – 7.0.  Secara normal, lambung menghasilkan asam lambung membuat derajad keasaman (pH) lambung berkisar antara 1.0-2.0. Pada pH yang sangat asam tersebut, bakteri H.pylori tidak dapat bertahan hidup. Agar dapat berkembang biak pada lambung, bakteri H.pylori menghasilkan senyawa urease yang menghasilkan amonia dan dapat meningkatkan pH lambung sehingga H.pylori dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada lambung.

Secara anatomis, lambung dibagi menjadi 4 bagian yakni kardia, korpus, fundus dan antrum. Kardia adalah bagian hulu lambung yang berhubungan dengan esofagus sedangkan pylorus adalah bagian bagian hilir lambung. Antrum pylorus merupakan ujung akhir pylorus yang berhubungan dengan duodenum. Bagian korpus dan fundus memiliki derajad keasaman (pH) yang rendah karena didapatkan banyak sel parietal yang menghasilkan asam lambung sedangkan bagian kardia dan pylorus memiliki derajad keasaman (pH) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan bagian korpus dan fundus terutama di bagian antrum pylorus.

Kuman H.pylori yang masuk ke dalam lambung akan menyukai bagian dengan derajad keasaman yang mendekati netral, terutama pada bagian antrum. Bagian antrum juga disukai oleh kuman H.pylori oleh karena terdapat banyak mukus yang dapat melindungi H.pylori dari asam lambung yang mematikan.

Penelitian oleh Bernadetta dkk menunjukkan bahwa infeksi H.pylori pada lambung lebih banyak didapatkan pada bagian antrum lambung daripada bagian korpus. Pada pemeriksaan biopsi jaringan lambung, kuman H.pylori hanya tampak pada bagian antrum. Dan apabila infeksi H.pylori bertambah berat, maka kuman H.pylori ditemukan juga pada bagian korpus. Hal ini menunjukkan bahwa pada penderita gastritis perlu dilakukan deteksi adanya infeksi H.pylori.

Pada gastritis dengan infeksi H.pylori, pengobatan tidak cukup dilakukan dengan memberikan obat yang mengurangi asam lambung sebab kuman H.pylori justru menyukai derajad keasaman (pH) yang mendekati netral. Pengobatan gastritis juga tidak dapat dilakukan dengan hanya meningkatkan sekresi mukus pada lambung sebab kuman H.pylori justru dapat bertahan hidup di antara bahan mukus. Pengobatan gastritis yang disertai infeksi H.pylori harus melibatkan eradikasi kuman tersebut. Sebab adanya kuman H.pylori pada lambung selain menyebabkan gastritis yang berkepanjangan, juga memicu terjadinya kanker lambung.

Penelitian oleh Bernadetta dkk. jelas menunjukkan bahwa densitas kuman H.pylori pada bagian antrum yang memiliki derajad  keasaman (pH) yang lebih tinggi jelas lebih meningkat dibandingkan dengan bagian korpus dengan derajad keasaman (pH) yang lebih rendah. Derajad keasaman yang rendah justru diperlukan untuk menghalau keberadaan kuman H.pylori. Adanya makanan yang bersifat alkali dan cederung menetralkan sifat asam lambung akan membuat bakteri H.pylori cepat tumbuh.

Dalam setiap kasus gastritis jelas diperlukan identifikasi adanya infeksi kuman H.pylori. Pemeriksaan untuk mengetahui adanya kuman H.pylori ini ada yang bersifat invasif (seperti melakukan biopsi pada mukosa lambung) atau dapat juga pemeriksaan yang non-invasif (seperi Urease Breath Test untuk mendeteksi adanya urease yang dihasilkan oleh kuman H.pylori).

Pemeriksaan histopatologi dari bahan biopsi lambung, dapat mendeteksi adanya kuman H.pylori secara langsung. Pada pemeriksaan ini, kuman H.pylori akan terlihat secara langsung di bawah mikroskop. Pemeriksaan Urease Breath Test dapat mendeteksi kuman H.pylori secara tidak langsung yakni dengan mendeteksi adanya senyawa urease yang dihasilkan oleh kuman H.pylori.

Kuman H,pylori akan menghasilkan urease yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Pada keadaan lambung kurang bersifat asam, maka kuman H.pylori akan makin mudah berkembang sehingga menyebabkan gastritis yang berkepanjangan bahkan dapat juga meningkatkan angka kejadian kanker lambung.

Dari penelitian Bernadetta dkk. dapat disimpulkan bahwa kuman H.pylori lebih menyukai bagian antrum lambung dengan derajad keasaman yang lebih mendekati netral dibandingkan dengan bagian korpus lambung yang memiliki derajad keasaman yang rendah. Adanya asam lambung yang dihasilkan oleh sel parietal pada bagian korpus lambung, akan menghambat pertumbuhan kuman Helicobacter pylori. Keberadaan asam lambung tidak selalu merugikan.

Penulis: Willy Sandhika

Artikel lengkapnya dapat dilihat melalui laman berikut,

http://www.ina-jghe.com/journal/index.php/jghe/article/view/703

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).