Inilah Rumus Prediksi Erupsi Taring Permanen dan Premolar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh grid id

Gigi taring permanen dan gigi premolar adalah gigi terakhir sebelum gigi geraham kedua dan ketiga muncul, sehingga seringkali lebih sedikit ruang untuk gigi tumbuh. Gigi taring sangat berpengaruh dan berkontribusi terhadap estetika wajah manusia karena mendukung dimensi vertikal wajah. Gigi taring permanen tidak pernah diindikasikan untuk ekstraksi dalam kasus ortodonti yang membutuhkan ruang. Perawatan ortodonti pada awal perencanaan dan perawatan berkelanjutan seringkali tergantung pada erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi memiliki perbedaan besar pada setiap individu.

Erupsi gigi mungkin bervariasi berdasarkan jenis kelamin. Setiap elemen gigi dapat berbeda dari elemen gigi lainnya selama erupsi, meskipun pada individu yang sama. Erupsi gigi juga bervariasi berdasarkan ras, genetika, jenis kelamin, status sosial ekonomi, nutrisi, dan kondisi karies. Implementasi dan evaluasi akurasi prediksi memerlukan beberapa hal seperti analisis statistik, jangka waktu yang lama, dan konsistensi penggunaan sehingga pengukuran dan prediksi yang akurat akan diperoleh.

Maloklusi adalah penyimpangan dari posisi gigi normal, baik hubungan lengkung gigi atas dan bawah dalam sagital, vertikal, dan transversal. Maloklusi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk faktor genetik, malnutrisi, kebiasaan buruk, gigi berlebih, gigi karies, dan kehilangan gigi sulung prematur. Maloklusi tidak hanya menyebabkan rasa sakit tetapi juga perkembangan psikologis dan sosial yang menyebabkan gangguan keseluruhan pada kualitas hidup remaja. Salah satu perawatan yang dilakukan selama periode transisi gigi untuk mengatasi keparahan maloklusi adalah ekstraksi serial, di mana urutan erupsi permanen memainkan peran penting. Urutan pencabutan gigi adalah sebagai berikut: Gigi sulung, gigi insisivus keempat yang diharapkan untuk berada dalam posisi normal, dan kemudian jika gigi premolar pertama tumbuh, gigi molar primer pertama akan ditarik.

Gigi taring permanen akan tumbuh, gigi premolar pertama ditarik, sehingga gigi taring permanen mendapat ruang. Ekstraksi serial dapat mencegah maloklusi menjadi lebih parah, dan juga ketika dilakukan tepat waktu, perawatan ini tidak memerlukan peralatan ortodonti jika perlu hanya akan membutuhkan waktu singkat.

Prediksi erupsi pertama erupsi gigi taring permanen dan premolar hanya didasarkan pada perhitungan statistik dari pengamatan berulang. Erupsi gigi memiliki rentang waktu yang besar tetapi prediksi erupsi gigi membutuhkan rentang waktu yang kecil, sehingga ekstraksi serial dapat dilakukan tepat waktu. Perawatan ortodonti yang terlambat menyebabkan perawatan menjadi lebih sulit. Erupsi gigi diprediksi menggunakan indeks erupsi dengan mengukur jarak vertikal. Hingga saat ini, belum ada prediksi tentang erupsi gigi premolar dan permanen di Indonesia, sehingga perlu membuat model prediksi untuk orang Indonesia.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan observasi klinis. Desain penelitian adalah potong lintang; populasi penelitian termasuk semua anak dalam masa akhir geligi pergantian yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

Partisipan penelitian adalah 21 pasien yang akan menerima perawatan ortodonti lepasan di Klinik Ortodonti, Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Universitas Airlangga, pada 2013-2015, dengan 13 pria dan 8 wanita antara usia 8 dan 12 tahun. Data yang diperoleh adalah usia, berat badan, tinggi badan, berat lahir, tinggi lahir, masa menyusui, jarak vertikal, dan panjang erupsi. Formula prediksi ditemukan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk erupsi gigi taring permanen / gigi premolar. Formula prediksi berguna untuk ekstraksi serial dalam perawatan ortodonti. Temuan ini juga bermanfaat untuk odontologi forensik, terutama dalam penentuan atau identifikasi usia. Dianjurkan untuk diimplementasikan dalam bidang ilmu ortodonti dan odontologi forensik.

Penulis:

Dr. Irwadi Djaharu’ddin, drg., MS., Sp. Ort(K).

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

http://www.contempclindent.org/fulltext.asp

Tulisan kami dapat disitasi pada berikut ini:

Djaharu’ddin I. Prediction formula of permanent canine and premolar eruption in mixed dentition patients at Universitas Airlangga, Dental Hospital Surabaya, Indonesia. Contemp Clin Dent 2018; 10(1):1-181

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).