Kolaborasi UNAIR dan Oita University, Berikan Angin Baru Bagi Jenjang Doktoral Fakultas Kedokteran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga terus mengembangkan kerja sama dengan sejumlah mitra pada tingkat global. Salah satunya adalah Faculty of Medicine, Oita University, Jepang. Hal tersebut bertujuan untuk melihat peluang lain yang bisa dilakukan terkait peningkatan mutu pendidikan maupun akademisi dari kedua pihak.

Keinginan memperluas kerja sama tersebut bermula saat salah seorang pengajar asal Oita University, yakni Prof. Yoshio Yamaoka, bertandang ke FK UNAIR pada bulan April tahun lalu. Ketika itu, tercetus sebuah pembicaraan mengenai kerja sama dalam program double degree untuk jenjang doktoral yang nantinya akan dilaksanakan dua perguruan tinggi ini.

Pembicaraan tersebut kemudian berlanjut dalam kunjungan terbatas yang dilakukan perwakilan dekanat FK dan rektorat UNAIR pada Selasa (14/1) hingga Rabu (15/1) ke Oita University. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memulai pembahasan terkait prosedur pelaksanaan hingga kandidat doktor yang hendak diajukan pada program double degree.

Beberapa pengajar yang ikut serta dalam kunjungan ini, antara lain Wakil Dekan II FK, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp. OG (K); bersama tim dekanat Prof. Dr. Kuntaman, dr., MS., Sp. MK (K); dan Dr. Reny I’tishom, S.Pi., M.Si. Sementara dari tim rektorat UNAIR, adalah Syahrur Marta Dwi Susilo, S.S., MA., Ph.D, dan dr. M. Miftahussurur, M.Kes., Sp.PD., Ph.D.

“Saat melangsungkan pertemuan dengan pihak Oita University, kami ditemui oleh kepala departemen dari bidang Biology Cell, bidang Immunology, bidang Gastroenterology, serta bidang Microbiology yang juga mewakili rektor, Dr. Seigo Kitano, MD., Ph.D., FACS.,” ungkap Prof. Bus sapaan akrab Budi Santoso ketika ditemui UNAIR NEWS di kantornya.

Perwakilan Universitas Airlangga bersama pihak Oita University. (Foto: Istimewa)

Dalam kesempatan tersebut, pihak UNAIR juga melakukan beberapa upaya demi mencapai kesepakatan terbaik. Termasuk halnya pendekatan teknis metodologis terkait pendidikan jenjang doktoral di kedua belah pihak maupun pendekatan melalui alumnus Oita University, yakni dr. Miftahussurur yang telah dilakukan sebelum berkunjung ke sana.

“Secara prinsip, kedua pihak menyepakati untuk membahas dan memulai kerjasama. Salah satu bentuk keseriusan UNAIR adalah dengan memboyong empat kandidat doktor yang akan diajukan dalam program double degree ini. Mereka terdiri dari satu mahasiswa bidang penyakit dalam serta tiga mahasiswa bidang obstetri ginekologi,” terang Prof. Bus.

Menurut Prof. Bus, baik UNAIR maupun Oita University memiliki struktur pendidikan yang serupa. Hal ini meliputi salah satu hal penting dalam pendidikan jenjang doktoral, yakni berupa publikasi pada jurnal internasional terindeks Scopus atau memiliki reputasi lain. Sementara dalam kegiatan perkuliahan, terdapat perbedaan, khususnya dari segi waktu.

“Kami memberikan syarat kepada setiap mahasiswa jenjang doktoral untuk mengambil minimal 7 modul yang bisa ditambah dengan perkuliahan konsultan guna menambah pemahaman sesuai materi disertasi. Tetapi, Oita mensyaratkan mahasiswa menempuh sebanyak 20 modul yang dapat diambil selama proses perkuliahan berlangsung,” urainya.

Mengenai waktu pelaksanaan program, disepakati bahwa mahasiswa yang diterima sudah terdaftar dalam jenjang doktoral pada setiap prodi dan harus menjalani minimal enam bulan perkuliahan di perguruan tinggi asal. Berikutnya, mahasiswa bisa melanjutkan ke perguruan tinggi mitra serta dapat melakukan perpanjangan waktu sesuai kebutuhan.

“Terkait ketentuan kelulusan, Oita memberikan syarat minimal satu publikasi, sedangkan UNAIR dua publikasi. Lalu, untuk ijazah akan diberikan perguruan tinggi masing-masing. Namun, Oita berkenan memberikan surat keterangan bagi mahasiswa double degree dan telah lulus di dua perguruan tinggi ini. Hal lain akan dibahas dalam MoA,” sebut Prof. Bus.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi itu menambahkan, kerjasama ini semakin mudah mengingat hubungan baik yang telah terjalin antara FK UNAIR dengan FK Oita University sejak satu tahun lalu. Rencananya, bulan Maret mendatang, kedua pihak akan melakukan Memorandum of Agreement (MoA) agar program double degree dapat segera terlaksana.

“Kami berangkat dari persamaan. Oleh karena itu, kami harus saling menyesuaikan sekaligus mendukung satu sama lain. Hal ini dilakukan supaya kami bisa maju bersama dan meningkatkan kualitas dari perguruan tinggi masing-masing,” pungkas Prof. Bus. (*)

Penulis: Nabila Amelia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).