Ikuti KKN Back to Village di Kediri, 50 Mahasiswa Dorong Desa Sehat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pada pengujung tahun 2019 ini, sejumlah Ksatria Airlangga tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Seperti mahasiswa UNAIR yang mengikuti KKN Back to Village (BV) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Dr. Abdul Samik drh., M.Si. selaku Koordinator KKN mengatakan bahwa KKN BV di Kediri kali ini akan berfokus pada aspek Kesehatan. “Ada empat fokus utama kita, yakni pada bidang kesehatan; pendidikan; lingkungan; dan ekonomi. Tetapi kali ini kita lebih fokuskan ke bidang kesehatan,” tuturnya pada kesempatan wawancara dengan tim redaksi. 

Sebanyak 50 mahasiswa yang terbagi dalam lima kelompok KKN BV itu akan tersebar ke lima desa di wilayah Kecamatan Banyakan. Yakni Manyaran; Jatirejo; Maron; Banyakan; Tiron. Fokus program yang akan dikerjakan sendiri tidak jauh dari problem HIV; Gizi; hingga Stunting.

Dia menjelaskan, KKN BV memiliki konsep yang sama dengan KKN-BBM (Belajar Bersama Masyarakat) karena mahasiswa secara langsung terjun ke warga selama menjalankan program. Syarat KKN BV sendiri, imbuh dia, minimal ada mahasiswa yang berasal dari daerah tersebut kemudian membentuk tim untuk membantu memecahkan masalah di sana.

Diketahui, kegiatan itu akan berlangsung dari 28 Desember 2019 sampai 23 Januari 2020 dan diikuti oleh empat fakultas yang berbeda. “Saya harap bisa saling menjaga dan kompak. Kalau kerja bareng dan kompak, apapun di lapamgan jadi ringan,” tegasnya.

Sementara itu, serangkaian seremonial penerimaan KKN BV ke-61 telah berlangsung di Kantor Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, pada Senin (30/12/2019).  Acara itu juga dihadiri oleh Dr. Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes selaku Dosen Pembina Pembangunan Desa (DP2D); Kepala Dinas Kesehatan; Kepala Dinas Koperasi; dan Kepala Dinas Pertanian Kecamatan Banyakan. Serta Bakesbangpol; sejumlah perangkat desa setempat; dan mahasiswa peserta KKN.

Priyadi, S.H., Kasi Pemerintahan Kecamatan Banyakan berpesan agar mahasiswa dapat menyesuaikan budaya selama di tengah-tengah masyarakat. “Ini adalah momen bagi saudara-saudara untuk mengabdikan diri di desa-desa wilayah Kecamatan Banyakan. Apa yang sudah dipelajari diimplementasikan,” tuturnya.

“Jangan lupa budaya di sini tidak sama dengan di Surabaya. Banyaklah tersenyum karena akan mudah diterima masyarakat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).