Dosen FKH Banyuwangi, Teliti Daun Tin sebagai Agen Penghambat Sel Kanker

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Angiogenesis merupakan proses pembentukan pembuluh darah baru, dimana berperan sangat penting dalam penyembuhan luka dan reproduksi. Selain itu, angiogenesis turut berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Sebab, pasokan darah diperlukan bagi tumor untuk tumbuh dalam sebuah jaringan hidup.

Penghambatan angiogenesis juga telah dianggap bermanfaat untuk pencegahan pertumbuhan kista neoplastik dan penyakit radang kronis.

Menanggapi hal tersebut, Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, Drh., M.Si., salah satu dosen Fakultas Kedokteran Hewan PSDKU UNAIR di Banyuwangi, bersama timnya mencoba meneliti sebuah bahan alami yang mampu digunakan secara berkelanjutan dalam hal penghambatan proses angiogenesis.

“Karena angiogenesis berperan dalam pengembangan beberapa penyakit, termasuk pertumbuhan tumor dan penyebaran sel kanker, oleh karena itu, penemuan agen antiangiogenik sangat penting,” ujar dosen yang kerap disapa Thohawi tersebut.

Menurut Thohawi, salah satu bahan alami yang mampu digunakan sebagai agen antiangiogenik adalah daun tin (Ficus carica L.). Tumbuhan yang sering disebut dengan Tin atau Ara, serta masih berkerabat dekat dengan pohon beringin tersebut, dirasa mengandung berbagai bahan yang mampu menghambat pembentukan pembuluh darah baru atau angiogenesis.

“Ektrak dari daun Tin digunakan dalam pengobatan tradisional Iran untuk pengobatan papillomatosis, salah satu penyakit pada pernapasan. Selain itu, telah dilaporkan bahwa ekstrak daun Tin juga memiliki efek terapi yang berbeda dibanding agen penghambat sel kanker yang lain,” Jelasnya.

Thohawi menambahkan, bahwa penelitian yang dilakukannya bersama tim tersebut, bertujuan untuk membuktikan kemanjuran ekstrak daun Tin  sebagai antiangiogenik atau anti angiogenesis pada penghambatan pembuluh darah baru dan ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF).

“Setelah kami teliti bersama tim menggunakan bahan telur ayam ber-embrio, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air daun Tin dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru dan menghambat ekspresi VEGF,” ungkap Thohawi.

Penelitian tersebut menggunakan 25 telur ayam ber-embrio yang dibagi menjadi 5 perlakuan, dan setiap perlakuan menerapkan 5 pengulangan. Serta ekstra daun Tin yang digunakan terbagi menjadi beberapa dosis, yaitu 75, 90, dan 110 mg.

“Lebih tepatnya, dosis ektrak daun Tin yang optimal yaitu 90 mg, karena telah mampu menghambat pembentukan pembuluh darah baru sebesar 65,51% dan mengurangi ekspresi VEGF hingga 45% pada telur ayam ber-embrio,” imbuhnya.

Sebagai dosen dan peneliti, Thohawi berharap kepada seluruh peneliti untuk memanfaatkan segala bahan alami yang ada di sekitarnya, agar pengobatan medis dapat berjalan secara berkelanjutan.

“Tak hanya mencari bahan alami yang sifatnya baru, mengembangkan dan mengoptimalkan bahan yang telah ditemukan saya rasa lebih mudah daripada harus mencari bahan baru,” Pungkasnya. (*)

Penulis : Bastian Ragas

Editor : Nuri Hermawan

Sumber : Hamid I.S, Aksono E.B, Sukmanandi M, Purnama M.T.E. 2018. Antiangiogenesis activity test of tin leaf (Ficus carica L.) on the number of blood vessels and VEGF expression of chorioallantoic membrane of embryonated chicken eggs. European Journal of ONCOLOGY PHARMACY, 1:4.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).