Tangani Karies Gigi Melalui Herbal Delima, Antarkan Prof. Intan menjadi Guru Besar UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Akhir Desember 2019, Universitas Airlangga kembali mengukuhkan Guru Besar pada Rabu (18/12/19). Kali ini Prof. Dr. Intan Nirwana, drg., M.Kes hadir sebagai Guru Besar baru Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) aktif yang ke-23. Dalam pengukuhan yang dilaksanakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR tersebut Prof. Intan dalam orasi ilmiahnya menyoroti mengenai masalah karies gigi yang menjadi masalah kesehatan umum yang menjadi pekerjaan rumah hampir semua negara di dunia.

“World Health Organization mencatat bahwa prevalensi karies gigi pada orang dewasa di sebagian besar negara di dunia mencapai lebih dari sembilan puluh persen.” ungkap Guru Besar Magister Kesehatan dalam Bidang Ilmu Material Kedokteran Gigi tersebut.

Karies gigi sendiri merupakan penyakit rusaknya struktur dan lapisan gigi yang terjadi secara bertahap. Mulai dari lapisan terluar enamel, dentin, hingga sementum sebagai akar gigi. Menurut Prof. Intan, karies gigi diakibatkan oleh empat faktor utama, yakni makanan, bakteri, waktu hingga gigi itu sendiri. Sementara radang atau inflamasi jaringan pulpa gigi disebabkan oleh trauma mekanik yang disebut sebagai pulpitis. Maka gigi yang mengalami perforasi karena trauma mekanik membutuhkan direct pulp capping. Jika dilakukan dengan teknik yang tepat, maka metode ini mampu mempertahankan kesehatan, fungsi, dan vitalitas pulpa.

Melalui fakta tersebut, Prof. Intan menggali lebih jauh mengenai anjuran peneliti terdahulu untuk mulai mempertimbangkan modifikasi bahan dalam direct pulp capping, khususnya bahan yang mengandung anti-oksidan tinggi. Oleh karena itu salah satu material herbal yang Prof. Intan tawarkan dalam penanganan karies gigi dan direct pulp capping adalah tanaman delima.

“Delima secara tradisional telah lama dikenal memiliki aktivitas obat. Aktivitas tersebut di antaranya anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-bakteri, anti-kanker, anti-parasit, hingga anti-fungsi. Dalam penelitian ini sendiri saya menggunakan delima terstandar empat puluh persen allegic acid.” tutur profesor yang menamatkan S1 hingga S3-nya di Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR tersebut.

Penelitian Prof. Intan terhadap khasiat buah delima sendiri dilakukan dengan uji coba dengan gigi geraham tikus putih yang dianggap memiliki karakteristik gigi yang mirip dengan manusia. Pada pulpa terbuka yang diberi gel ekstrak delima, terlihat bahwa gel tersebut mampu menghambat translokasi nuclear factor kappa beta ke dalam inti sel. Hal ini secara keseluruhan membuat gigi terinflamasi dengan baik karena produksi sitokin pro-inflamasi IL-6 menurun dan sitokin anti-inflamasi IL-10 meningkat. Interleukin 10 sendiri menjadi kunci atas sistem imun yang mampu membatasi respons inflamasi yang menjadi penyebab kerusakan jaringan serta faktor penting bagi homeostasis sistem imun.

Dari penelitian tersebut, Prof. Intan juga mendapatkan bukti bahwa regulasi inflamasi yang baik dapat ditandai dengan peningkatan ekspresi Transforming Growth Factor-βeta 1, rendahnya ekspresi MMP-1 dan tingginya ekspresi kolagen tipe 1. Karena TGFβ1 sendiri berperan signifikan dalam meregulasi MMP-1 dan TIMP-1 agar degradasi pada kolega tipe 1 tidak berlebihan. Ekspresi kolagen yang meningkat inilah yang kemudian mampu mempercepat penyembuhan pulpa.

Penulis: Intang Arifia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).